Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

DK PBB Keluarkan Penyataan Tegas Soal Kudeta Militer di Myanmar

Pernyataan yang dirilis Dewan Keamanan PBB ini memiliki kewenangan lebih dari pernyataan pers dan didukung dengan suara bulat oleh 15 anggota dewan.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in DK PBB Keluarkan Penyataan Tegas Soal Kudeta Militer di Myanmar
YE AUNG THU / AFP
Para pengunjuk rasa berkumpul di sebelah kendaraan militer yang diparkir di sepanjang jalan di pusat kota Yangon pada 15 Februari 2021, pagi hari setelah militer Myanmar memutus internet negara dan mengerahkan pasukan tambahan di seluruh negeri. 

TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Dewan Keamanan PBB akhirnya mengeluarkan pernyataan tegas terkait kudeta militer yang terjadi di Myanmar. Melalui pernyataannya hari Rabu (10/3/2021), dewan meminta militer menahan diri dan tidak melakukan kekerasan kepada para demonstran.

Secara khusus, Dewan Keamanan PBB mengutuk keras tindakan kekerasan terhadap aksi damai demonstran, termasuk perempuan dan anak-anak. Mereka juga menyerukan pembebasan segera orang-orang yang ditahan.

Pernyataan yang dirilis Dewan Keamanan PBB ini memiliki kewenangan lebih dari pernyataan pers dan didukung dengan suara bulat oleh 15 anggota dewan.

Baca juga: Dewan Keamanan PBB Kutuk Tindakan Kekerasan Terhadap Demonstran di Myanmar

Dilansir dari Kyodo, Dewan Keamanan menyatakan dukungan untuk transisi menuju demokrasi di Myanmar.

Secara khusus juga menekankan semua pihak untuk menghormati hak asasi manusia dan kebebasan fundamental serta menegakkan supremasi hukum.

Dewan juga menyatakan keprihatinan yang mendalam pada pembatasan tenaga medis, masyarakat sipil, anggota serikat pekerja, jurnalis dan pekerja media.

Pernyataan resmi ini merupakan versi revisi, dimana bagian yang mengutuk kudeta militer dan menyebutkan kesiapan PBB untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihapus.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Kepada Anak-anak Pemimpin Militer Myanmar

Berita Rekomendasi

Perubahan ini tidak lepas dari permintaan China dan Rusia, dua negara yang memegang hak veto. Keduanya merasa frasa "kudeta militer" belum bisa digunakan untuk saat ini.

Sebelumnya Dewan Keamanan PBB mengadakan sesi informal pada hari Jumat (5/3) untuk membahas tindakan keras militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa, menyusul meningkatnya jumlah korban tewas.

Ketika Dewan Keamanan berkumpul pada awal Februari lalu, mereka merilis pernyataan pers yang mengungkapkan keprihatinan mendalam tentang penahanan pejabat pemerintah Myanmar.

Saat itu mereka juga sudah menyerukan pembebasan segera semua tokoh yang ditahan. Sejauh ini para anggota memang masih sibuk menentukan situasi apa yang tepat disampaikan setelah China dan Rusia menolak penyebutan kudeta militer.

Bahkan saat itu pernyataan pers yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB sama sekali tidak menunjukkan kecaman kepada pihak militer Myanmar.

Berita ini tayang di Kontan: Dewan Keamanan PBB meminta militer Myanmar setop lakukan kekerasan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas