Iran Hadapi Gelombang Covid-19 Keempat setelah Liburan Nowruz
Iran menghadapi gelombang besar keempat infeksi Covid-19, setelah jutaan orang merayakan liburan tahun baru Presia, Nowruz.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Iran menghadapi gelombang keempat infeksi Covid-19, tak lama setelah jutaan orang bepergian untuk merayakan liburan tahun baru Presia, Nowruz.
Kementerian Kesehatan Iran, mengonfirmasi, dua dari 32 provinsi Iran, Alborz, dekat dengan Ibu Kota Teheran, dan Ilam di sebelah barat negara itu menghadapi gelombang keempat.
"Tujuh lagi, termasuk Teheran, berada di ambang (gelombang keempat)," katanya.
"Gelombang ini mungkin akan kita hadapi di provinsi lain juga. Jadi kita perlu berhati-hati," kata Presiden Hassan Rouhani dalam sesi televisi dari satuan tugas anti-virus corona nasional pada hari Sabtu.
Melansir Al Jazeera, Iran telah melaporkan lebih dari 1,9 juta kasus virus korona sejak diumumkan pertama kali pada Februari tahun lalu.
Baca juga: Kapal Tabrakan di Perairan Balongan Indramayu, 17 ABK Belum Ditemukan
Baca juga: Iran dan Qatar Bahas Kesepakatan Nuklir dalam Pembicaraan Tingkat Tinggi di Teheran
Sekira 63.000 orang telah meninggal dalam jumlah kematian Covid-19 terburuk di wilayah tersebut.
Menurut pejabat kesehatan, lonjakan kasus infeksi akan segera disertai dengan membludaknya jumlah pasien di rumah sakit dan total kematian.
Perjalanan Mengunjungi Keluarga
Tahun baru Iran diperingati pada 20 Maret 2021 kemarin.
Nowruz diikuti oleh liburan panjang dirayakan secara tradisional oleh orang Iran.
Sebagian besar melakukan perjalanan ke provinsi yang indah di utara dekat Laut Kaspia, dan mengunjungi keluarga dan kerabat.
Bahkan ketika pejabat kesehatan mengatakan mereka menentang perjalanan tahun ini, orang secara resmi diizinkan untuk mengunjungi ratusan kota di seluruh negeri yang tidak diklasifikasikan sebagai "zona merah" atau "zona oranye" pada skala kode warna yang menunjukkan tingkat keparahan wabah.
Transportasi umum tidak dilarang dan denda, ditetapkan untuk menghalangi perjalanan darat menggunakan kendaraan pribadi ke kota-kota terlarang, tidak berat.
Ini menyebabkan beberapa pelancong menganggapnya sebagai bagian dari biaya perjalanan.
Baca juga: Iran: Anggota Angkatan Bersenjata Teheran Terlibat Pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh