Pemilik Truk yang Sebabkan Kecelakaan Kereta di Taiwan Menangis saat Sampaikan Permintaan Maafnya
Pemilik truk konstruksi yang menyebabkan kecelakaan kereta api di Taiwan menangis saat ia secara terbuka menyampaikan permintaan maafnya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pemilik truk konstruksi yang menyebabkan kecelakaan kereta api di Taiwan menangis saat ia secara terbuka menyampaikan permintaan maaf saat dijemput oleh polisi di rumahnya.
Dilansir Sky News, sedikitnya 48 orang tewas dan hampir 200 lainnya luka-luka setelah truk yang "tidak diparkir dengan benar" itu tampaknya meluncur ke jalur kereta api di Taiwan timur pada Jumat (2/4/2021) lalu.
Akibatnya kereta menabrak truk dan keluar dari rel di sebuah terowongan di utara Hualien.
Beberapa gerbong menabrak dinding dengan keras, menghancurkan banyak penumpang di dalam gerbong kereta yang hancur.
Baca juga: Kecelakaan Kereta di Taiwan, 36 Tewas dan Puluhan Lainnya Terjebak di dalam Terowongan
Baca juga: Kereta Api Tergelincir di Terowongan Taiwan, 36 Penumpang Tewas, 72 Lainnya Luka-luka
Polisi kini menanyai Lee Yi-Hsiang untuk mengungkap bagaimana kendaraannya dapat meluncur ke rel dari lokasi konstruksi terdekat di pantai pegunungan Hualien.
Disebutkan rem darurat truk tidak terpasang dengan benar, menurut pusat bantuan bencana pemerintah.
Lee, manajer lokasi konstruksi, menangis ketika dia digiring dari rumahnya oleh polisi.
Dengan berlinang air mata, dia berkata:
"Saya telah menyebabkan kecelakaan serius pada kereta Taroko milik Administrasi Kereta Api Taiwan nomor 480 selama liburan Festival Qingming tahun ini, menyebabkan kematian dan cedera, untuk ini saya menyatakan penyesalan dan permintaan maaf saya yang tulus."
"Saya akan bekerja sama dengan penyelidikan pihak berwenang sepenuhnya, dan bertanggung jawab," tambahnya.
Lee awalnya diberi jaminan sebesar 500.000 dolar Taiwan Baru.
Tetapi Kantor Berita Pusat negara itu melaporkan pada hari Minggu bahwa keputusan itu telah dibatalkan.
Kereta tersebut membawa 494 orang pada saat kejadian.
Tim penyelamat awalnya menyebut jumlah korban tewas adalah 51 orang.
Tetapi Pusat Operasi Darurat Pusat mengatakan jumlah itu telah direvisi menjadi 48 setelah beberapa bagian tubuh yang ditemukan rupanya ditemukan milik satu orang.
Sedikitnya 198 orang mengalami luka-luka.
Menteri transportasi Taiwan, Lin Chia-lung, mengatakan dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya bahwa dia akan mundur begitu pekerjaan penyelamatan awal telah berakhir.
Ia menambahkan akan "mengambil tanggung jawab penuh".
"Saya seharusnya menerima semua kritik selama beberapa hari terakhir, tetapi kami belum melakukannya dengan cukup baik," katanya.
Kereta Api, Mode Transportasi Populer di Taiwan
Perjalanan kereta api populer selama empat hari liburan Festival Qingming di Taiwan.
Di musim itu, keluarga sering kembali ke kota asal mereka untuk memberi penghormatan di kuburan orang tua mereka.
Taiwan merupakan pulau pegunungan, dan sebagian besar dari 24 juta penduduknya tinggal di dataran datar di sepanjang pantai utara dan barat yang merupakan rumah bagi sebagian besar tanah pertanian, kota terbesar, dan industri teknologi tinggi di pulau itu.
Bagian timur yang berpenduduk sedikit, tempat kecelakaan terjadi, populer sebagai tujuan wisata.
Jalur kereta api di sana terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah.
Sementara itu, kecelakaan kereta api besar terakhir Taiwan terjadi pada 2018.
Saat itu sebuah kereta ekspres tergelincir ketika melewati tikungan sempit di pantai timur laut.
Sedikitnya 18 orang tewas dan hampir 200 orang luka-luka.
Pada tahun 1991, tabrakan kereta di Taiwan barat menewaskan 30 orang dan melukai 112 orang.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita seputar kecelakaan kereta api lainnya