Demonstran Berkumpul 3 Hari Berturut-turut setelah Polisi Tembak Mati Pria Kulit Hitam Daunte Wright
Demonstran melanjutkan aksi protes mereka di hari ketiga buntut dari insiden penembakan pria kulit hitam bernama Daunte Wright oleh seorang polisi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Demonstran melanjutkan aksi protes mereka pada Selasa (13/4/2021) malam di kantor polisi Brooklyn Center, Minnesota AS buntut dari insiden penembakan pria kulit hitam bernama Daunte Wright oleh seorang polisi.
Dalam sebuah video yang diambil NBC News, para demonstran terlihat melakukan marching di sepanjang jalan kota.
Banyak yang membawa poster dan bendera "Black Lives Matters," sebagai respons insiden tersebut.
Salah seorang reporter Fox News, Lauren Blanchard, juga mengunggah suasana aksi protes di Twitter yang memperlihatkan petugas polisi mencoba membubarkan kerumunan.
Blanchard juga mengatakan media telah diperingatkan oleh polisi bahwa mereka juga perlu dievakuasi.
Baca juga: Penembakan di Texas, 1 Orang Tewas di Tempat Kejadian, 5 Lainnya Terluka
Baca juga: Penembakan di Wilmington North Carolina Tewaskan 3 Orang, WNI Diminta Hindari Tempat Rawan
Protes terhadap kebrutalan polisi pecah di berbagai bagian negara dalam beberapa hari terakhir.
Wright ditembak mati saat terjadi perhentian lalu lintas pada hari Minggu (11/4/2021) oleh seorang petugas polisi wanita bernama Kim Potter.
Polisi setempat mengatakan Kim Potter mengira dia sedang mengeluarkan taser, tetapi malah menembakkan senjata dinasnya.
Potter mengundurkan diri pada hari Selasa (13/4/2021).
Penembakan itu menambah amarah warga atas perlakuan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika sementara negara itu menunggu putusan persidangan mantan polisi Minneapolis, Derek Chauvin atas kematian George Floyd.
Kota tempat Wright terbunuh berjarak sekitar 2,5 km dari tempat persidangan Chauvin berlangsung di Minneapolis.
Saat persidangan memasuki hari ke-12 pada hari Selasa, keluarga Floyd dan Wright bertemu untuk konferensi pers yang diadakan oleh pengacara Benjamin Crump, yang juga mewakili kedua keluarga.
Kronologi Tertembaknya Daunte Wright
Dilansir NY Times, menurut Kepala Tim Polisi Gannon dari Departemen Kepolisian Brooklyn Center, seorang petugas menghentikan Daunte Wright pada Minggu (11/4/2021) sore karena pelanggaran lalu lintas terkait dengan tanda registrasi yang sudah kadaluwarsa.
Petugas kemudian menemukan bahwa Wright memiliki surat perintah penangkapan.
Saat polisi mencoba menahan Wright, dia masuk kembali ke mobilnya, memicu pergulatan singkat dengan petugas, kata Chief Gannon.
Dalam rekaman kamera tubuh yang diperlihatkan kepada wartawan pada hari Senin, petugas tersebut terlihat menodongkan pistol ke arah Wright dan meneriakkan "Taser."
Setelah mobil Wright bergerak menjauh, petugas itu meneriakkan kata-kata tidak senonoh dan berkata, "Aku baru saja menembaknya" kepada dua petugas lainnya, menurut video tersebut.
Mobil Wright menempuh perjalanan beberapa blok dan menabrak kendaraan lain.
Polisi dan petugas medis menyatakan Wright meninggal di tempat kejadian.
"Saya yakin bahwa petugas tersebut berniat untuk mengeluarkan Taser tetapi ia malah menembak Wright dengan peluru," kata Kepala Gannon.
Petugas yang menembak Wright bernama Kim Potter (48), veteran departemen selama 26 tahun.
Para pejabat mengatakan dia telah diberi cuti administratif.
Namun kini, Potter tekah mengundurkan diri dari kepolisian, kata serikat buruhnya dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Kepala polisi Gannon juga mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Selasa.
Pemeriksa medis Hennepin menyimpulkan hari Senin bahwa Wright "meninggal karena luka tembak di dada dan cara kematiannya adalah pembunuhan."
Keterangan Ibu Korban
Katie Wright, ibu korban, mengatakan kepada wartawan bahwa putranya mengendarai mobil yang diberikan keluarganya dua minggu lalu dan Wright sempat meneleponnya saat dia menepi.
"Dia bilang polisi menepinya karena ada penyegar udara yang tergantung di kaca spionnya," katanya.
Katie menambahkan bahwa putranya sedang mengemudi dengan pacarnya ketika dia ditembak.
Ia mengatakan putranya menjatuhkan atau meletakkan handphone, setelah itu dia mendengar "benturan" dan seorang petugas menyuruh Wright untuk tidak lari.
Lalu, katanya, seseorang menutup telepon.
Ketika dia menelepon kembali, pacar putranya menjawab dan memberi tahu bahwa dia telah ditembak.
Catatan pengadilan menunjukkan bahwa hakim mengeluarkan surat perintah untuk Daunte Wright awal bulan ini setelah dia absen di persidangan.
Dia menghadapi dua tuduhan pelanggaran ringan setelah polisi Minneapolis mengatakan dia membawa pistol tanpa izin dan melarikan diri dari petugas Juni lalu.
Demonstran Bentrok dengan Polisi
Saat berjaga di dekat lokasi kematian Wright pada hari Minggu, ibunya mendesak pengunjuk rasa untuk damai.
"Kami menginginkan keadilan untuk Daunte,” katanya.
"Kami tidak ingin semua ini tentang kekerasan ini."
Tapi beberapa jam kemudian, di luar Departemen Kepolisian Brooklyn Center, pengunjuk rasa berteriak dan melemparkan batu bata dan kaleng ke petugas.
Setidaknya 20 bisnis di dalam mal terdekat telah dijarah, kata seorang pejabat.
Walikota Jacob Frey dari Minneapolis mengumumkan keadaan darurat pada hari Senin dan mengumumkan jam malam dari jam 7 malam sampai pukul 6 pagi Selasa.
Pada Senin malam, para demonstran berkumpul di luar kantor polisi di Brooklyn Center, meneriakkan "Polisi pembunuh".
Pada pukul 7 malam, polisi menyatakan pertemuan itu melanggar hukum, dan mencoba membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata dan granat flash-bang.
Saat malam semakin larut, setidaknya tiga bisnis terdekat dijarah dan beberapa petugas menderita luka ringan.
Sekitar 40 orang telah ditangkap di Brooklyn Center atas berbagai tuduhan termasuk melanggar jam malam dan kerusuhan, kata seorang pejabat Selasa pagi.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita terkait Daunte Wright dan penembakan di AS lainnya