Umat Muslim Italia Jalani Ramadan Kedua Dalam Pembatasan Covid-19
Sekira 2,5 juta umat Muslim di Italia akan menghabiskan Ramadan kedua mereka di bawah pembatasan untuk membatasi penyebaran Covid-19.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Sekira 2,5 juta umat Muslim di Italia akan menghabiskan Ramadan kedua mereka di bawah pembatasan untuk membatasi penyebaran Covid-19.
Seperti dilansir Arab News, Selasa (14/4/2021), Persatuan Komunitas Islam di Italia (Ucooi) telah menginstruksikan masjid dan pusat doa di negara itu untuk memastikan bahwa semua aturan terkait virus corona, termasuk jam malam nasional, sepenuhnya dipatuhi.
Untuk jam malam jam 22.00, salat malam hari akan berakhir pada pukul 21:30.
"Kami mengimbau untuk menghindari keramaian di pintu masuk dan keluar masjid, memakai masker dan gel disinfektan, serta tidak membawa anak-anak. Kami juga meminta semua orang untuk membawa sajadah mereka sendiri," kata Presiden Ucooi Yassine Lafram.
"Kita akan sangat merindukan dimensi sosial Ramadan karena tidak akan ada kunjungan ke keluarga, dan kotbah dan pelajaran hanya akan berlangsung secara online. Kami telah beradaptasi dengan situasi saat ini."
Baca juga: Catat, Pasien Covid-19 Boleh Tidak Berpuasa Jika Berbahaya, Rapid dan GeNose Tidak Batalkan Puasa
Namun, beberapa umat muslim mengatakan Ramadan tahun ini akan lebih baik dirayakan daripada tahun 2020, ketika semua tempat ibadah ditutup untuk penguncian nasional.
"Setidaknya akan mungkin untuk pergi ke masjid untuk salat tahun ini, tentunya dengan segala kemungkinan tindakan pencegahan agar tidak mengambil risiko. Itu langkah yang cukup besar dibandingkan dengan tahun lalu, ketika kami tidak bisa meninggalkan rumah kami," kata Sana El-Gosairi.
"Kami akan sangat berhati-hati. Kita tidak bisa mengambil risiko apa pun sekarang bahwa kita dapat melihat cahaya di ujung terowongan dengan vaksin."
Dia akan menghabiskan Ramadan tanpa orang tuanya, yang terjebak di Maroko karena larangan perjalanan yang telah diperpanjang negara itu hingga 21 Mei.
Baca juga: Kemenag: Zakat Secara Online Dapat jadi Solusi Penyaluran Selama Pandemi Covid-19
Hamid Zariate, 38, seorang dokter dan imam di kota Biella Italia, mengatakan kepada Arab News bahwa dia menyarankan umat Islam untuk menghindari kerumunan.
Islamic Center di Brescia menulis di Facebook: "Ramadan kali ini masih akan dibatasi, tetapi kita dapat mengakui bahwa kita akan menjalaninya dalam kondisi yang lebih baik daripada tahun lalu. Kami tidak akan memiliki normalitas lengkap, tetapi kami akan menjalaninya dengan spiritualitas yang lebih sadar."
Demikian Islamic Center mengumumkan bahwa paket makanan akan disumbangkan kepada yang membutuhkan.
Banyak uskup Katolik telah mengirim pesan kepada komunitas Muslim atas dimulainya bulan suci Ramadan.
Marco Prastaro, seorang uskup di Asti, menyatakan kepada umat Islam "persahabatan yang tulus dan kedekatan rohaninya, dan keinginan bahwa melalui praktik puasa, doa, dan sedekah yang tulus, setiap orang percaya dapat menerima berkat-berkat yang melimpah dari Yang Maha Tinggi, terutama di masa-masa sulit pandemi. Ramadhan Karim! (Arab News)