POPULER Internasional: Surat Ratu Elizabeth untuk Pangeran Philip | Babak Baru Negosiasi Nuklir Iran
Ratu Elizabeth menulis surat untuk Pangeran Philip di hari pemakamannya, Sabtu 17 April 2021.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam disimak dalam artikel ini.
Ratu Elizabeth menulis surat untuk Pangeran Philip di hari pemakamannya, Sabtu 17 April 2021.
Di atas peti mati Pangeran Philip, terdapat karangan bunga dari ratu dan juga secarik kertas.
Di hari yang sama, seorang wanita topless ditahan oleh pihak berwenang setelah mengganggu kelancaran prosesi pemakaman Pangeran Philip.
Sementara itu, saluran televisi Veste Rusia mempublikasikan video yang menunjukkan penggunaan drone digunakan untuk menggempur sasaran-sasaran kelompok militan pemberontak di Suriah.
Di sisi lain, negosiasi nuklir Iran masuki babak baru, pencabutan sanksi AS masuk usulan.
1. Ratu Elizabeth Ucapkan Selamat Tinggal pada Pangeran Philip, Sebuah Catatan Diselipkan di Peti Mati
Ratu Elizabeth menulis surat untuk Pangeran Philip di hari pemakamannya, Sabtu 17 April 2021.
Di atas peti mati Pangeran Philip, terdapat karangan bunga dari ratu dan juga secarik kertas.
Dilansir TODAY, meskipun tidak jelas apa isi catatan itu, beberapa foto tampaknya menunjukkan bahwa sebagian isinya bertuliskan, "Aku mencintaimu."
Beberapa detektif media sosial berspekulasi bahwa catatan itu bertuliskan "Your Loving Lilibet."
Digunakan oleh keluarga dekat, Lilibet adalah nama panggilan yang diterima ratu ketika dia masih kecil karena belum bisa mengucapkan namanya sendiri.
Baca juga: Fakta Pemakaman Pangeran Philip: Direncanakan Selama 25 Tahun hingga Peti Mati di Royal Vault
Baca juga: Daftar Tamu yang akan Hadiri Pemakaman Pangeran Philip: Ada Pangeran Harry, Tak Ada Nama Meghan
Philip dikenal menggunakan panggilan sayang itu dalam surat-suratnya kepada ratu.
Pasangan kerajaan itu pertama kali mulai bertukar surat pada awal masa pacaran mereka.
Elizabeth yang saat itu berusia 13 tahun, bertemu Philip, seorang pangeran Denmark yang berusia 18 tahun.
2. Wanita Tanpa Pakaian Lengkap Ganggu Pemakaman Pangeran Philip, Teriakkan Selamatkan Planet
Seorang wanita topless ditahan oleh pihak berwenang setelah mengganggu kelancaran prosesi pemakaman Pangeran Philip.
Pada hari Sabtu (17/4/2021), pemakaman Duke of Edinburgh digelar di Kapel St George, Kastil Windsor dan disiarkan televisi.
Pangeran Philip meninggal pada 9 April pada usia 99.
Menurut James Hockaday dari Metro, seorang wanita tak dikenal menyebabkan keributan di luar Kastil Windsor.
Wanita itu berlari di depan kerumunan setelah para pelayat mengheningkan cipta selama satu menit.
Baca juga: Kalung yang Dipakai Kate Middleton Saat Pemakaman Pangeran Philip Pernah Juga Dipakai Lady Diana
Baca juga: Harry dan William Beri Penghormatan Terpisah atas Meninggalnya Sang Kakek, Pangeran Philip
Wanita itu berlari di jalan sambil berteriak "selamatkan planet ini" tak lama setelah kerumunan mulai bertepuk tangan, Metro melaporkan.
Ia juga melompat ke patung Ratu Victoria tetapi ditangkap oleh pihak berwenang, menurut Metro.
Foto-foto menunjukkan pihak berwenang mengawal wanita bertelanjang dada itu keluar dari jalan raya sementara orang-orang melihat.
Selama prosesi pemakaman, anggota masyarakat Inggris berbaris di luar Kastil Windsor untuk memberi penghormatan kepada Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II yang juga merupakan pasangan ratu/raja Inggris terlama.
Penduduk setempat telah diminta untuk tidak menghadiri pemakaman karena pandemi COVID-19 Inggris, tetapi kerumunan tetap saja berkumpul.
3. Drone Kamikaze Zala Lancet Rusia Sukses Hantam Target Teroris di Suriah
Saluran televisi Veste Rusia mempublikasikan video yang menunjukkan penggunaan drone kamikaze Lancet buatan Kalashnikov Group.
Pesawat nirawak itu digunakan untuk menggempur sasaran-sasaran kelompok militan pemberontak di Suriah.
Drone, yang telah digunakan di Suriah selama beberapa tahun, telah menjadi kendaraan udara tak berawak (UAV) militer Rusia yang efektif, namun jauh dari publikasi.
Video saluran Veste menunjukkan drone menyerang kendaraan jip yang digunakan kelompok militan, yang ditunjukkan adanya dudukan senapan mesin di atas kabin kemudi mobil.
"Pesawat mendekati targetnya dengan kecepatan sekitar 300 kilometer per jam, dan tidak ada tempat untuk melarikan diri," kata Alexander Zakharov, kepala insinyur Zala Aero Group, kepada Veste dikutip Al Masdar News, Minggu (18/5/2021).
Baca juga: Militer AS Kawal Konvoi Truk Berisi Minyak Curian dari Suriah ke Irak
Baca juga: Pasukan Udara Israel Gempur Sasaran Militer Dekat Damaskus Suriah
Baca juga: Serangan Jet Tempur Rusia Hantam Kamp Pemberontak Suriah
Lancet diluncurkan dari ketapel dan terbang dengan bantuan motor listrik. Drone itu bekerja lebih tenang daripada yang lain karena lebih ringan dan lebih ramping.
Drone kamikaze itu itu juga sarat amunisi seberat sekitar 12 kilogram dan muat di dalam kotak sempit di bodi pesawat buatan Zeta Aero, anak perusahaan Kalahnikov Group.
Menurut situs web, Deagel, “Zala Lancet, juga dikenal sebagai Lantset, adalah pesawat tak berawak kamikaze yang dikembangkan Zala Aero.
Didesain menargetkan sasaran di darat, di udara dan/atau di air mengikuti persyaratan Angkatan Darat Rusia.
Sistem senjata baru ini memiliki jangkauan maksimum 40 kilometer dan dapat melakukan serangan presisi secara otonom.
4. Negosiasi Nuklir Iran Masuki Babak Baru, Pencabutan Sanksi AS Masuk Usulan
Putaran pembicaraan lain di Wina Austria untuk memulihkan kesepakatan nuklir Iran 2015 berakhir dengan catatan penuh harapan karena pihak yang berbeda mengatakan kemajuan sedang dibuat.
Komisi Gabungan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) bersidang pada Sabtu (17/4/2021) di ibukota Austria, bersama negosiator top dari Iran, China, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris.
Perwakilan AS, yang menarik diri dari perjanjian itu pada 2018 dan secara sepihak menjatuhkan sanksi terhadap Iran, kembali berada di hotel yang berbeda.
Para utusan Eropa harus bolak-balik di antara mereka dan perwakilan lainnya ketika berunding.
Setelah pembicaraan, negosiator tertinggi Iran mengatakan "pemahaman baru" tampaknya terbentuk di antara semua pihak sebagai hasil dari pekerjaan yang dilakukan oleh dua kelompok kerja.
Satu, untuk menentukan sanksi apa yang perlu dicabut AS, dan satu lagi untuk menentukan tindakan nuklir apa yang harus dilakukan Iran terkait program nuklirnya.
Baca juga: Program Nuklir Iran Diprediksi Mundur 9 Bulan Pascasabotase Diduga Dilakukan Israel
Baca juga: Militer Iran Tak Ragu Genjot Produksi Senjata Secara Mandiri
Baca juga: NYT Sebut Pasukan Israel Serang Kapal Kargo Iran di Laut Merah
"Sekarang ada pandangan bersama tentang tujuan akhir antara semua pihak dan jalan yang perlu diambil sedikit lebih diketahui," kata Abbas Araghchi, Wakil Menlu Iran dan seorang negosiator veteran.
“Meskipun itu bukan jalan yang mudah. Ada beberapa perbedaan serius yang perlu diselesaikan,” tambahnya.
Araghchi mengatakan pembicaraan sekarang telah mencapai tahap di mana semua pihak dapat mengerjakan naskah bersama.
Dia mengatakan Iran telah menyusun naskah, baik tentang pencabutan sanksi dan langkah-langkah nuklir, yang akan bertindak sebagai dasar untuk kesepakatan akhir.
(Tribunnews.com)