Kawanan Belalang Serbu Lahan Pertanian di Lebanon, Diduga karena Perubahan Arah Angin
Helikopter Angkatan Darat dikerahkan untuk menyemprot belalang yang menyerbu lahan pertanian di Lebanon bagian timur laut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kawanan belalang menyerbu lahan pertanian di bagian timur laut Lebanon.
Helikopter Angkatan Darat bahkan dikerahkan untuk menyemprot belalang, yang tiba di ladang tersebut karena perubahan arah angin.
Melansir CNN, PBB menyebut peristiwa ini sangat langka.
Kementerian Pertanian mengatakan pada Senin (24/4/2021), sejumlah besar belalang telah dimusnahkan.
Baca juga: PBB: Jutaan Orang Terancam Kelaparan di Myanmar
Baca juga: Sekjen PBB Setujui Usulan Gubernur Anies terkait Dukungan Aksi terhadap Dampak Perubahan Iklim
Sejauh ini tidak ada kerugian pertanian yang besar, tetapi ada kekhawatiran bahwa lebih banyak kawanan belalang terbang ke selatan Lebanon.
Demikian kata juru bicara Menteri Pertanian Abbas Mortada kepada Reuters.
"Kami berhasil dalam waktu singkat untuk menghancurkan sejumlah besar tetapi beberapa telah melarikan diri dan masih ada dalam jumlah besar, sebagian besar di daerah Hermel di Marjaheen," kata Mortada.
Belalang, yang mengancam tanaman masuk dalam tambahan terbaru dalam daftar panjang tantangan yang dihadapi Lebanon.
Seperti diketahui, Lebanon saat ini tengah di ambang krisis ekonomi yang mencekik dalam beberapa dekade.
Wilayah Baalbek-Hermel di timur laut sebagian besar memiliki peternakan dengan beberapa perkebunan sakura yang terkena dampak belalang sejauh ini.
Sementara di selatan Lebanon memiliki lebih banyak lahan pertanian.
"Kami siap untuk apa pun yang mungkin terjadi," kata Mortada.
Baca juga: Politik Lebanon Memanas: Protes Terus Berlanjut, PM Hassan Diab Ancam akan Berhenti Bekerja
Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengatakan, kejadian itu tidak biasa di daerah itu tetapi perubahan arah angin telah membawa belalang dari Arab Saudi ke Yordania dan seterusnya ke Suriah dan Lebanon.
"Ini adalah kejadian yang sangat langka. Tempat berkembang biak di pantai Laut Merah, pantai utara Arab Saudi, jadi mereka tertiup masuk melalui Yordania dan Suriah," kata Maurice Saade, perwakilan FAO di Lebanon.