Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Tewas Akibat Covid-19 di India Tembus 200 Ribu, Faskes Lumpuh, WHO Beberkan Penyebabnya

Jumlah korban virus corona di India melonjak melampaui 200 ribu orang pada Rabu (28/4),

Editor: Sanusi
zoom-in Korban Tewas Akibat Covid-19 di India Tembus 200 Ribu, Faskes Lumpuh, WHO Beberkan Penyebabnya
Tangkap Layar Video The Telegraph
Tsunami Covid-19 menyebabkan krematorium di India kewalahan karena setiap hari ada ratusan korban virus corona yang harus dikremasi. 

Uni Eropa (UE) mengatakan akan mengirim obat dan oksigen ke India dalam beberapa hari mendatang.

“UE mengumpulkan sumber daya untuk menanggapi dengan cepat permintaan bantuan India,” kata Ursula von der Leyen, presiden komisi Eropa, di Twitter.

Janji dukungan juga datang dari Denmark, Arab Saudi, UEA, Australia, dan Bhutan.

Kerajaan kecil yang bertetangga dengan India, juga mengatakan akan mengirimkan “beberapa ratus liter” oksigen segera setelah pabrik oksigen yang baru dibangun dan beroperasi.

Pada Maret, India memberi Bhutan lebih dari setengah juta vaksin Oxford/AstraZeneca, yang membantu negara tersebut menerapkan salah satu peluncuran vaksinasi tercepat di dunia, di mana ia memvaksinasi 93 persen populasi kecil hanya dalam 16 hari.

Banyak yang khawatir bahwa bantuan internasional yang dikirim ke India tidak akan cukup untuk mengisi kekurangan pasokan oksigen, yang telah memengaruhi rumah sakit di Delhi dan Uttar Pradesh.

Meskipun menteri utama negara bagian itu bersikeras bahwa "tidak ada kekurangan oksigen", dan mengancam rumah sakit swasta dengan tuntutan pidana, jika mereka “menyebarkan rumor” tentang kelangkaan oksigen.

Berita Rekomendasi

Pada Senin, Australia mengatakan akan menangguhkan penerbangan langsung dari India hingga setidaknya 15 Mei karena meningkatnya kasus Covid.

Thailand, Bangladesh, Singapura dan Inggris telah membatasi perjalanan udara dari India.

Di Delhi, asap mengepul dari puluhan tumpukan kayu yang menyala di dalam tempat parkir yang telah diubah menjadi krematorium darurat.

"Orang-orang sekarat, sekarat dan sekarat," kata Jitender Singh Shanty, yang mengkoordinasikan kremasi sekitar 100 jenazah setiap hari di lokasi di timur kota itu, kepada AFP.

“Jika kami mendapatkan lebih banyak jenazah, maka kami akan mengkremasi di jalan. Tidak ada lagi tempat di sini, ” ucapnya.(VOA Indonesia/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas