India Disarankan Berlakukan Lockdown Beberapa Minggu dan Bangun Rumah Sakit Sementara Seperti China
Dr Fauci menyebutkan bahwa pemerintah India 'terlalu dini' mengklaim kemenangan melawan Covid-19.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Ahli pandemi top Amerika Serikat (AS) sekaligus Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, Dr Anthony Fauci 'membagikan tips' agar India bisa keluar dari 'tsunami' virus corona (Covid-19).
Pada hari Jumat lalu, ia menyampaikan sejumlah tindakan yang harus segera diambil India untuk menangani gelombang kedua Covid-19.
Tiga rekomendasi utama yang ditetapkan oleh Dr Fauci adalah penerapan sistem penguncian selama beberapa minggu, mendirikan unit gawat darurat (UGD) atau rumah sakit sementara seperti China dan memiliki organisasi pusat.
Dikutip dari laman news18, Minggu (2/5/2021), bersamaan dengan pemberian saran tentang bagaimana menanggulangi pandemi, Dr Fauci juga menyebutkan bahwa pemerintah India 'terlalu dini' mengklaim kemenangan melawan Covid-19.
"Salah satu hal yang benar-benar anda perlukan untuk menekan lonjakan kasus sejauh yang anda bisa adalah menutup sementara negara, menurut saya itu sangat penting. Jika kita ingin kembali ke apa yang saya katakan, ada jarak dekat, menengah, dan jauh," kata Dr Fauci.
"Saya pikir yang paling penting dalam waktu dekat ini adalah mendapatkan oksigen, persediaan, obat-obatan, APD (Alat Pelindung Diri), hal-hal semacam itu. Namun salah satu hal yang harus segera dilakukan adalah memberlakukan lockdown," tambahnya.
Ia pun menyebut China sebagai contoh, karena negara itu benar-benar melakukan lockdown saat kasus positif mengalami lonjakan signifikan pada awal 2020.
"Kita tahu bahwa saat China mengalami ledakan besar setahun yang lalu, mereka benar-benar lockdown. Dan jika anda menutup negara anda sekarang, anda tidak perlu menutupnya selama enam bulan. Anda dapat menerapkan lockdown sementara untuk mengakhiri siklus transmisi, maka salah satu hal yang harus diperhatikan adalah menutup sementara akses ke dan dari luar, secara harfiah ini adalah kunci agar penyebaran di negara anda berkurang," tegas Dr Fauci.
Dr Fauci kemudian menekankan bahwa salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan kasus ini yakni melihatnya dalam berbagai fase.
Misalnya, melakukan vaksinasi terhadap kelompok yang menjadi prioritas seperti lanjut usia (lansia) yang rentan terpapar Covid-19.
"Ini harus anda lakukan, ini penting, anda tidak dapat segera menekan angka penyebaran hanya dengan oksigen, ruang rawat inap dan perawatan medis, itu tidak akan memperbaikinya," jelas Dr Fauci.
Oleh karena itu, ia mendesak dunia untuk bersatu menyelamatkan India.
"Saya pikir anda harus membentuk semacam komisi atau kelompok darurat untuk membuat rencana bagaimana mendapatkan oksigen, mendapatkan persediaan, mendapatkan obat, dan meminta bantuan dari negara anggota WHO. Seperti Amerika Serikat, negara-negara lain juga harus masuk dan membantu India sekarang karena negara ini sangat dermawan di masa lalu dalam membantu negara lain. Sekarang saatnya negara lain mencoba meringankan masalah yang dihadapi India, itu yang pertama," papar Dr Fauci.
Kemudian, Pemerintah Pusat India diharapkan dapat memobilisasi berbagai kelompok pemerintahan.
"Misalnya, apa peran militer? Bisakah militer masuk dan membantu? Maksud saya, anda bisa segera mendapatkan bantuan militer dengan cara seperti yang kami lakukan. Di Amerika Serikat, kami menggunakan Garda Nasional untuk membantu mendistribusikan vaksinasi," tutur Dr Fauci.
Selain itu, Dr Fauci juga menyarankan agar India turut membangun rumah sakit darurat sementara seperti China.
"Bangun rumah sakit dengan cepat, maksud saya sangat cepat, dalam menghadapi masalah ini, anda tahu, mereka (China) membangun rumah sakit lapangan yang biasanya mereka bangun selama perang. Anda harus memikirkan ini, dalam beberapa hal, virus itu harus dilawan, karena musuh kita adalah virus. jadi saya akan membuatnya seperti masa perang karena ini darurat," jelas Dr Fauci.
Selanjutnya, upaya vaksinasi pun harus dilakukan secara massive, karena saat ini India baru melaksanakan program ini terhadap dua persen penduduknya.
"Dan akhirnya dalam rentang yang lebih lama yakni beberapa minggu, saya akan melakukan apapun untuk mendapatkan vaksinasi. Untuk negara seperti India, di mana hanya dua persen penduduknya yang telah divaksinasi, adalah situasi yang sangat serius. Anda benar-benar harus melakukan vaksinasi pada lebih banyak orang," kata Dr Fauci.
Dr Fauci meminta pemerintah Union yang dipimpin Perdana Menteri India Narendra Modi untuk melihat masalah ini secara menyeluruh.
Saat ditanya apakah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS diminta untuk membantu dalam pengurutan genom dari varian India, Dr Fauci mengatakan bahwa pihaknya harus melakukan penelitian terhadap varian ini.
"Kami benar-benar perlu mempelajarinya secara intensif untuk mengetahui apakah vaksin yang digunakan di sana memicu respons yang membuat varian ini kebal? Jadi yang menurut saya perlu dilakukan dengan sangat cepat adalah mendapatkan spesimen dan bahan di luar India lalu dikirim ke CDC AS, NIH (Institut Kesehatan Nasional) AS, serta Wellcome Trust di Inggris," kata Dr Fauci.
Baca juga: Stok Vaksin Menipis, Hanya 6 Negara Bagian di India yang Mulai Vaksinasi Covid-19 Hari Ini
Menurut Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS ini, ada banyak pihak yang ingin terlibat dalam penelitian terkait genom dari varian India yang diduga memiliki sifat kebal terhadap antibodi ini.
"Ada banyak kelompok yang sangat ingin membantu dan mereka dapat membantu dengan melakukan sequencing dan pengawasan serta penentuan apakah virus tersebut sebenarnya sensitif terhadap antibodi yang diinduksi oleh vaksin," tegas Dr Vauci.
Ia kembali menekankan bahwa masyarakat harus segera mendapatkan vaksinasi dan pemerintah India perlu menjalin kerja sama dengan banyak perusahaan farmasi produsen vaksin Covid-19.
Karena India tidak dapat hanya mengandalkan vaksin yang diproduksi sendiri, dalam hal ini oleh Serum Institute of India.
"Anda harus mendapatkan persediaan (vaksin), anda harus membuat pengaturan kontrak dengan berbagai perusahaan yang ada di dunia. Ada banyak perusahaan yang sekarang memiliki vaksin, saya pikir anda harus bernegosiasi dengan mereka untuk mencoba dan mendapatkan komitmen."
"Mengapa? Karena India dihuni 1,4 miliar penduduk, anda harus memiliki banyak vaksin dan kalau saya jadi anda, saya akan pergi ke beberapa perusahaan yang berbeda dan mencoba untuk mendapatkan pengaturan kontrak sehingga bisa memperoleh vaksin secepat mungkin," tegas Dr Fauci.
Dr Fauci juga menambahkan bahwa mendapatkan vaksin dari China dan Rusia menjadi jalan yang 'benar-benar' harus diambil dalam situasi tersebut.
"Anda baru memiliki dua persen dari begitu banyak warga yang harus divaksinasi, inilah yang saya dengar. Saya tidak tahu apakah informasi itu akurat namun itulah yang saya dengar. Dua persen ini adalah jumlah dari mereka yang mendapatkan dosis kedua, sedangkan 11 persen telah mendapatkan setidaknya satu dosis."
"Dan jika itu masalahnya, jalan anda masih panjang jika anda benar-benar ingin melindungi warga India. Kalau saya jadi anda, saya akan menghubungi sebanyak mungkin perusahaan farmasi agar dapat membuat pengaturan kontrak untuk mendapatkan vaksin. Dan perlu diketahui bahwa India adalah negara penghasil vaksin terbesar di dunia, itulah masalahnya, anda harus bisa meningkatkan kemampuan anda sendiri dalam memproduksi vaksin," papar Dr Fauci.
Sebelumnya, pada hari Rabu lalu, Dr Fauci mengatakan bahwa vaksin Covid-19 yang diproduksi di India, telah ditemukan dapat menetralkan varian B.1.617 dari virus mematikan tersebut.
"Ini adalah sesuatu di mana kami masih mendapatkan data terbarunya setiap hari, namun untuk data terbaru, saya melihat orang yang menerima vaksin yang digunakan di India, itu ditemukan dapat menetralkan varian 617," tutur Dr Fauci.
Dokter sekaligus Ilmuwan dan Ahli Imunologi berusia 80 tahun itu kemudian kembali menegaskan bahwa seberat apapun masalah pandemi yang dihadapi India, vaksinasi menjadi salah satu kuncinya.
"Jadi, terlepas dari kesulitan nyata yang kita lihat di India, vaksinasi bisa menjadi penangkal yang sangat, sangat penting untuk melawan virus ini," ujar Dr Fauci.