Pertahanan Udara Suriah Cegat Serangan Israel di Kota Latakia, 1 Orang Tewas dan 6 Lainnya Terluka
Pertahanan Udara Suriah mencegat serangan Israel di kota pelabuhan Latakia yang menewaskan satu orang dan melukai enam lainnya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Media pemerintah Suriah melaporkan pertahanan udara negara tersebut mencegat serangan Israel di kota pelabuhan Latakia, yang menewaskan satu orang dan melukai enam lainnya, pada Rabu (5/5/2021).
Serangan fajar Israel juga melanda Kota Hifa, timur Latakia, dan Masyaf di Provinsi Hama, Suriah .
Dikutip kantor berita SANA dari sumber militer yang tidak disebutkan namanya mengatakan, serangan itu terjadi pada pukul 02.18 waktu setempat.
Baca juga: John Kerry Hebohkan Elite AS, Beber Operasi Rahasia Israel di Suriah
Baca juga: Apa Itu Miokarditis? Peradangan Jantung yang Dialami Beberapa Penerima Vaksin Pfizer di Israel
Ia menuturkan serangan tersebut menargetkan Latakia barat daya dan “daerah pesisir” lainnya.
"Unit pertahanan udara kami menghadapi agresi rudal dan menjatuhkan beberapa di antaranya," katanya, seperti dilansir Tribunnews dari Al Jazeera.
Baca juga: Bentrok Ekstrimis Israel vs Palestina di Yerussalem Timur, Bermula dari Teriakan Matilah Orang Arab
Sebelumnya, media pemerintah melaporkan ledakan di dekat Latakia, yang terdengar oleh penduduk di seluruh kota dan pinggirannya.
Menurut laporan media pemerintah, sebuah pabrik plastik sipil di Kota Latakia terkena dampak kerusakan material.
Mereka yang terluka dalam serangan itu semuanya warga sipil dan di antara mereka ada seorang wanita dan putranya.
Latakia merupakan benteng pemerintah Suriah dan merupakan rumah leluhur Presiden Bashar al-Assad.
Mengenai serangan ini, militer Israel tidak segera berkomentar.
Baca juga: Drone Kamikaze Zala Lancet Rusia Sukses Hantam Target Teroris di Suriah
Israel Jarang Mengakui Operasinya
Israel telah melancarkan ratusan serangan terhadap target militer terkait Iran di Suriah selama bertahun-tahun.
Namun, negara itu jarang mengakui atau membahas operasi tersebut.
Ini merupakan serangan Israel pertama di Suriah sejak rudal yang ditembakkan oleh Damaskus menghantam jauh di dalam wilayah Israel dua minggu lalu.
Rudal itu mendarat di Israel selatan pada 22 April, mendorong Israel untuk menanggapi dengan serangan udara pada peluncur rudal dan target lainnya di Suriah.
Iran telah menjadi sekutu utama pemerintah al-Assad selama perang saudara yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan meletus setelah penindasan brutal terhadap protes anti-pemerintah.
Pemerintah Al-Assad tidak pernah secara terbuka mengakui ada pasukan Iran yang beroperasi atas namanya dalam perang saudara Suriah.
Israel telah meningkatkan dalam beberapa bulan terakhir apa yang disebut "perang bayangan" terhadap target terkait Iran di dalam Suriah, menurut sumber intelijen Barat.
Sumber intelijen Barat tersebut mengatakan serangan ditujukan pada pusat penelitian untuk pengembangan senjata dan konvoi militer yang memindahkan rudal dari Lebanon ke Suriah .
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris, serangan Israel di Suriah telah menewaskan puluhan pejuang pemerintah dan sekutu dalam beberapa bulan terakhir.
Pada Februari, tentara Suriah mengatakan, pertahanan udara negara itu mencegat "agresi Israel" di Damaskus.
"Serangan itu menewaskan sedikitnya sembilan pejuang pro-pemerintah," kata pengawas perang yang berbasis di Inggris pada saat itu.
Serangan oleh pasukan Israel di beberapa daerah di Suriah pada Januari menewaskan 10 tentara Suriah dan setidaknya 47 pejuang sekutu tewas.
Milisi proksi Iran yang dipimpin oleh Hizbullah Lebanon sekarang menguasai wilayah yang luas di Suriah timur, selatan dan barat laut, serta beberapa pinggiran kota di sekitar Damaskus.
Mereka juga mengontrol wilayah perbatasan Lebanon-Suriah.
Israel mengatakan tujuannya adalah untuk mengakhiri kehadiran militer Teheran di Suriah, yang menurut sumber intelijen Barat telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
Berita lain terkait Konflik Suriah
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)