Australia Kecewa Keputusan China Bekukan Pembicaraan Ekonomi Tanpa Batas
Australia menilai keputusan China menghentikan pembicaraan ekonomi mereka sebagai hal yang mengecewakan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CANBERRA - Australia menilai keputusan China menghentikan pembicaraan ekonomi mereka sebagai hal yang mengecewakan.
Menteri Perdagangan Australia Dan Tehan mengatakan Dialog Ekonomi Strategis China-Australia yang kini dibekukan sebenarnya menyediakan forum penting bagi kedua belah pihak untuk mengatasi masalah.
Tehan mengakui bahwa sejak 2017, tidak ada pembicaraan semacam itu yang terjadi antara kedua negara.
Sebelumnya pada Kamis kemarin, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China mengumumkan bahwa negara di kawasan Asia Timur itu telah memutuskan untuk menghentikan Dialog Ekonomi Strategis China-Australia tanpa batas waktu.
Baca juga: Epidemiolog Sebut Indonesia Harus Belajar dari Australia: Ancam Penjarakan Pendatang dari India
Hal itu diduga dipicu apa yang digambarkan China sebagai gangguan pertukaran dan kerja sama yang normal antara kedua negara.
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (7/5/2021), mempertimbangkan sikap Pemerintah Persemakmuran Australia terhadap kerja sama China-Australia saat ini, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Republik Rakyat China memutuskan untuk menghentikan tanpa batas waktu.
"Semua kegiatan di bawah kerangka Dialog Ekonomi Strategis China-Australia yang diselenggarakan bersama oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Republik Rakyat China dan kementerian terkait dari Pemerintah Persemakmuran Australia pun terkena dampaknya," kata Komisi itu dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Politikus PKS Dorong PBB Ikut Tekan China Atas Genosida Uighur
Perlu diketahui, tindakan China itu dilakukan setelah pemerintah Australia membongkar kesepakatan Belt and Road antara China dan negara bagian Victoria pada bulan lalu.
Kemudian pada pekan lalu, Australia mengatakan bahwa mereka sedang melakukan tinjauan kembali terhadap kontrak sewa 99 tahun yang dilakukan perusahaan China di Pelabuhan Darwin.
Hubungan Australia dan China telah memburuk selama beberapa tahun terakhir.
Pada 2018, Australia menjadi negara pertama yang melarang raksasa teknologi China Huawei terlibat dalam pembangunan jaringan 5G nasionalnya.
Baca juga: Australia Desak 5 Poin Konsensus KTT ASEAN Diterapkan Segera Mungkin untuk Bantu Myanmar
Sementara tahun lalu, negara itu menyerukan penyelidikan independen terhadap asal-usul pandemi virus corona (Covid-19) yang diduga kuat berasal dari China.
China saat ini juga menghadapi tekanan dari negara-negara Barat terkait laporan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Daerah Otonomi Uyghur Xinjiang.
Menanggapi tudingan ini, China pun membantah klaim itu dan menyebutnya sebagai hal yang tidak berdasar.