Warga Malaysia Hadapi Idul Fitri dengan Suram di Tengah Lockdown, tapi Rindu Kampung Halaman
Warga Malaysia tidak terlalu antasias hadapi Idul Fitri 2021 di tengah lockdown yang melarang halal bihalal dan perjalanan antarnegara bagian
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Sebulan yang lalu, Siti Farahani Halim merasa berharap bisa menghabiskan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarganya di desanya di negara bagian Perlis Utara.
Eksekutif muda di sebuah perusahaan di Kuala Lumpur ini berbesar hati lantaran pemerintah menyatakan dapat mencabut pembatasan perjalanan antarnegara bagian untuk Idul Fitri lusa.
Sudah dua tahun ia tak bertemu orang tua dan dua saudara kandungnya sejak mulai bekerja pada 2019. Covid-19 yang merangsek di seluruh dunai mengakibatkan pembatasan perjalanan selama Hari Raya pada 2020.
Tapi sekarang Siti (25) harus memupus harapan itu. Pemerintah mengumumkan bahwa halal bihalal, silaturahmi Idul Fitri dilarang. Ini termasuk perjalanan antarnegara bagian dan antar-distrik mulai Selasa (12/5) hingga awal Juni di tengah meningkatkan infeksi Covid-19 di Malaysia.
Pada Senin (10/5), pemerintah mengumumkan Perintah Pengendalian Gerakan (MCO) nasional lainnya dari 12 Mei hingga 7 Juni. Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menggambarkan keputusan ini sebagai "langkah drastis untuk mencegah negara tergelincir ke dalam bencana kesehatan yang parah".
Baca juga: Hindari Krisis Nasional Covid-19, Malaysia akan Lockdown Selama Satu Bulan
Di bawah MCO, semua bentuk pertemuan sosial termasuk pernikahan, kunjungan rumah, dan jamuan makan dilarang.
Langkah-langkah baru tersebut dilakukan pada saat Kementerian Kesehatan sedang berjuang dengan tingginya jumlah pasien Covid-19, dengan beberapa rumah sakit dan unit perawatan intensif mencapai kapasitas penuh.
Hingga Senin (10/5), tercatat lebih dari 444.000 kasus kumulatif secara nasional. Jumlah kasus aktif mencapai 37.396, dengan 434 pasien dirawat di ICU.
Meski mengerti mengapa langkah-langkah terbaru harus diberlakukan, Siti Farahani tetap bersedih.
“Saya hancur karena saya sudah lama tidak bisa balik kampung. Rencana awalnya adalah kembali ke Perlis untuk (Hari) Raya, tetapi ketika sudah jelas bahwa tidak akan ada perjalanan antarnegara bagian, saya pikir setidaknya saya bisa bertemu dengan saudara laki-laki dan perempuan saya yang juga berbasis di Kuala Lumpur," katanya.
Baca juga: Malaysia Larang Semua Perjalanan Antarnegara Bagian dan Wilayah Selama 4 Minggu
“Tapi ketika mereka memastikan bahwa perjalanan antar -istrik akan dibatalkan juga, itu membuat kami buntu. Kami tinggal di berbagai wilayah di Kuala Lumpur. Sangat menyedihkan dan kami harus merayakannya di rumah masing-masing sendirian,” ujarnya.
Banyak Muslim Malaysia seperti Siti Farahani tinggal di daerah perkotaan karena bekerja, tetapi mereka biasanya menyisihkan Hari Raya untuk mengunjungi keluarga mereka di kampung halaman.
Tapi untuk Hari Raya Aidilfitri kedua berturut-turut, perayaan akan diredam karena Malaysia terus bergulat dengan pandemi.
Untuk tahun ini, lagi-lagi, Siti Farhani mengatakan dia akan melakukan video call dengan keluarganya di pagi hari, dan kemudian melanjutkan harinya seperti biasa.
"Saya tidak memiliki kegembiraan atau suasana pesta tahun ini. Saya rindu kampung halaman dan saya rindu merayakan di Perlis,” ujarnya.
“Kami sekeluarga makan ketupat dengan rendang, salat subuh, mengunjungi kuburan orang tersayang dan berfoto di depan pemandangan yang menakjubkan. Saya gadis kampung, dan rugi besar yang tidak bisa saya alami. Ini untuk tahun kedua berturut-turut,” tambahnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Malaysia Larang Warganya Gelar Open House Hari Raya Idul Fitri 2021
Hal senada juga diungkapkan Pengacara DK Vivi Fazrenna Zaidun. Pemain berusia 26 tahun itu tidak dapat kembali ke kampung halamannya di Sabah dan dia juga akan menghabiskan Hari Raya sendirian di Kuala Lumpur.
“Sebelum tahun 2020, saya tidak pernah melewatkan menghabiskan Hari Raya bersama keluarga. Ini hari yang paling spesial buat saya, ”kata Vivi.
“Kami akan memasak hidangan Hari Raya bersama-sama, seperti bakar lemang (nasi ketan dalam bambu panggang) dan mendekorasi rumah. Tapi sekarang saya akan menghabiskannya sendirian, saya tidak melihat gunanya memasak sesuatu yang istimewa karena itu akan membuang-buang makanan,” tambahnya.
Seperti tahun 2020, Vivi masih mengenakan baju kurung warna senada dengan keluarganya di kampung halaman di Sabah, dan berpose untuk berfoto saat melakukan video call.
Senada dengan itu, seorang eksekutif Ammar Muhammad yang berbasis di Kuala Lumpur juga menyayangkan bahwa dia dan istrinya tidak bisa mengunjungi mertuanya di Seremban, Negeri Sembilan.
Baca juga: Menag, PP Muhammadiyah dan PBNU Imbau Warga Sholat Idul Fitri 2021 di Rumah
Pria berusia 36 tahun itu mengatakan bahwa perjalanan pulang akan menjadi istirahat yang baik bagi pasangan itu dari pekerjaan, dan kesempatan untuk memulihkan tenaga.
“Ini masalah besar bagi kami karena kami bekerja keras sepanjang tahun, dan satu-satunya saat kami mendapatkan istirahat yang baik adalah ketika kami kembali ke kampung untuk Raya. Ini adalah kesempatan untuk melepaskan tekanan dari pekerjaan, dan bertemu teman lama, keluarga. Apalagi dengan Covid-19 tahun ini, kami sangat membutuhkannya, ”ujarnya.
Dia mengatakan dia kemungkinan akan menghabiskan Hari Raya menonton program TV di Netflix dan menelusuri Twitter. “Tidak ada mood sama sekali,” kata Ammar.
Beberapa warga Malaysia juga mengungkapkan rasa frustrasi atas penegakan larangan perjalanan antarnegara yang tampaknya tidak merata. Ini terjadi di tengah persepsi bahwa mungkin ada seperangkat aturan berbeda untuk selebriti dan VIP.
Misalnya, selebriti Noor Neelofa Mohd Noor dan keluarganya didenda total 60 ribu ringgit karena melanggar pembatasan Covid-19 selama pernikahannya pada 27 Maret dan perjalanan ke Langkawi setelahnya.
Baca juga: Malaysia Laporkan Kasus Pertama Varian Covid-19 India
Ia kemudian kembali menyedot perhatian netizen, setelah memposting foto dirinya di media sosial sedang membeli karpet di Nilai, Negri Sembilan. Neelofa berbasis di Kuala Lumpur.
Bahkan sebelum pembatasan terbaru, pemerintah federal telah melarang perjalanan antarnegara bagian di seluruh negeri. Perjalanan antarnegara bagian dengan izin polisi hanya diperbolehkan untuk tujuan bisnis, medis, dan pendidikan dari hari Senin hingga Kamis.
Netizen juga memperhatikan bahwa upacara tahnik penyanyi Siti Nurhaliza untuk bayinya dihadiri oleh ulama terkenal Azhar Idrus, yang tidak tinggal di negara bagian yang sama.
Siti Nurhaliza kemudian mengklarifikasi bahwa ulama setuju untuk menghadiri upacara tersebut karena dia berada di kota untuk bekerja dan tidak melanggar larangan bepergian.
Mengomentari perkembangan ini, Siti Farahani mengatakan: “Melihat selebriti yang tidak mematuhi batasan ini membuat frustasi. Warga Malaysia tidak dapat mengunjungi orang yang mereka cintai, beberapa di antaranya sedang sakit atau sekarat, tetapi ada VIP yang melanggar hukum untuk waktu senggang mereka. Ini tidak adil.”
Meski perayaan dibatasi tahun ini, beberapa pihak optimistis program vaksinasi Covid-19 nasional akan menghasilkan kekebalan kelompok dan berhasil mengekang penyebaran infeksi.
“Saya berharap. Saya telah mendaftar untuk mendapatkan vaksin Astra Zeneca, jadi saya dijadwalkan untuk mendapatkan dosis pertama saya pada bulan Juni. Semoga setelah dosis kedua, saya bisa kembali ke rumah saya di Sabah dengan mudah,” kata Vivi.
Begitupun dengan Amar. “Yang pasti saya berdoa tahun depan, tidak ada lagi MCO (dan) tidak ada lagi keadaan darurat. Sekarang angkanya sedang naik daun, tapi kalau pemerintah bisa bertindak cepat, kita punya peluang balik kampung untuk Raya pada 2022,” ujarnya. (Tribunnews.com/ChannelNewsAsia/Hasanah Samhudi)