Israel Bunuh Sejumlah Tokoh Militer Senior Hamas dan Hancurkan 3 Menara di Jalur Gaza
Serangan udara Israel dikabarkan membunuh sejumlah tokoh militer senior Hamas dan mengancurkan tiga menara di Jalur Gaza.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Eskalasi terburuk antara Israel-Palestina telah menewaskan puluhan korban jiwa.
Melansir Al Jazeera, serangan udara Israel dikabarkan membunuh sejumlah tokoh militer senior Hamas dan mengancurkan tiga menara di Jalur Gaza.
Gumpalan asap abu-abu membumbung di Gaza pada Rabu (12/5/2021), ketika serangan udara Israel menghantam menara apartemen dan meledakkan beberapa instalasi keamanan Hamas.
Di Israel, ratusan roket yang ditembakkan oleh penguasa Hamas di Gaza dan kelompok lain.
Roket ini membanjiri pertahanan rudal, mengirimkan sirene serangan udara dan ledakan yang menggema di seluruh Tel Aviv, wilayah metropolitan terbesar Israel, dan kota-kota lain.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak serangan terbaru dimulai setidaknya 65 orang, termasuk 16 anak-anak. Sedikitnya 365 orang terluka.
Baca juga: Deretan Video Kekerasan Warga Israel pada Penduduk Palestina, Buntut Saling Balas Serangan Udara
Baca juga: Problematika Palestina dengan Israel Kian Memanas, Menlu Desak PBB Segera Ambil Langkah Nyata
Enam orang telah tewas di pihak Israel oleh tembakan roket, termasuk kematian seorang tentara Israel dalam putaran konflik ini.
Kematian lainnya adalah warga sipil, termasuk tiga wanita dan dua anak.
Satu di antara adalah seorang anak berusia enam tahun yang terluka dalam serangan roket di sebuah gedung apartemen di kota Sderot.
Puluhan orang di Israel terluka.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, komandan brigade untuk Kota Gaza termasuk di antara 15 anggota Hamas lainnya yang tewas pada Rabu.
"Ini baru permulaan. Kami akan memukul mereka seperti yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya," katanya.
Harry Fawcett dari Al Jazeera, melaporkan dari Israel selatan, mengatakan menurut laporan media Israel, Israel sedang mendiskusikan opsi untuk menggunakan pasukan darat bersama dengan serangan udara.
"Itu adalah sesuatu yang belum dilakukan Israel sejak 2014. Itu membawa serta segala macam risiko dalam hal kehidupan tentara Israel."