Korban Tewas Bertambah Jadi 67 Rakyat Palestina Akibat Serangan Israel ke Gaza
Kerusakan parah juga telah terjadi di seluruh daerah perumahan Gaza, termasuk bangunan bertingkat
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, GAZA CITY— Korban tewas akibat serangan udara Israel di Gaza naik menjadi 67 orang pada Kamis (13/5/2021), termasuk 17 anak-anak dan enam wanita, dengan 388 orang terluka.
Seperti dilansir Anadolu Agency dari pernyataan kementerian kesehatan Palestina, dua warga Palestina tewas dalam serangan Israel baru-baru ini di wilayah itu, termasuk seorang anak.
Kerusakan parah juga telah terjadi di seluruh daerah perumahan Gaza, termasuk bangunan bertingkat.
Hingga saat ini, enam warga Israel tewas dalam kekerasan baru-baru ini - lima di antaranya dalam serangan roket.
Selain itu seorang tentara tewas ketika rudal anti-tank menghantam jipnya.
Baca juga: Dampak Tindakan Militer Israel Terhadap Warga Palestina, Instagram Gal Gadot Diserbut Netizen
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel 1967 dan mencaplok kota secara keseluruhan pada tahun 1980 dalam langkah yang belum pernah diakui oleh komunitas internasional.
Sebelumnya diberitakan setidaknya 35 orang tewas di Gaza dan lima orang di Israel dalam aksi saling balas serangan udara paling intensif selama bertahun-tahun.
Israel melakukan ratusan serangan udara di Gaza hingga dini hari Rabu, ketika kelompok militan Palestina lainnya menembakkan rentetan roket di Tel Aviv dan Beersheba.
Satu bangunan perumahan bertingkat di Gaza runtuh dan satu lagi rusak berat setelah berulang kali terkena serangan udara Israel.
Israel mengatakan jet-jetnya telah menyerang dan menewaskan beberapa pemimpin intelijen Hamas pada awal hari Rabu.
Baca juga: Tembakan Roket Hamas Tewaskan Seorang Gadis Arab-Israel
Serangan lain menargetkan situs peluncuran roket, kantor Hamas dan rumah para pemimpin Hamas.
Itu adalah serangan terberat antara Israel dan Hamas sejak perang 2014 di Gaza, dan mendorong kekhawatiran internasional bahwa situasinya dapat meningkat menjadi di luar kendali.
Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland men-tweet: "Hentikan api segera. Itu akan meningkat menuju perang skala tinggi. Pemimpin di semua pihak harus bertanggung jawab atas de-eskalasi.