Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Brasil Hentikan Produksi Vaksin AstraZeneca karena Kekurangan Bahan

Institut biomedis Fiocruz Brasil mengatakan pada Kamis (13/5/2021) akan menghentikan produksi vaksin AstraZeneca.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Brasil Hentikan Produksi Vaksin AstraZeneca karena Kekurangan Bahan
Piroschka van de Wouw / ANP / AFP
Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin AstraZeneca pada 20 Maret 2021 di Ede, tempat kampanye vaksinasi melawan Covid-19 

TRIBUNNEWS.COM - Institut biomedis Fiocruz Brasil mengatakan pada Kamis (13/5/2021) akan menghentikan produksi vaksin AstraZeneca.

Pihak berwenang mengambil keputusan ini karena masalah kekurangan bahan.

Melansir Reuters, produksi vaksin AstraZeneca akan dilanjutkan hingga pasokan baru tiba pada 22 Mei 2021 mendatang.

Baca juga: Keluarga Bersedia Jenazah Trio, Pemuda yang Meninggal Setelah Vaksinasi AstraZeneca Diautopsi

Baca juga: Komnas KIPI: Butuh Autopsi untuk Tahu Penyebab Meninggalnya Pria di Jakarta usai Vaksin AstraZeneca

Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin AstraZeneca pada 20 Maret 2021 di Ede, tempat kampanye vaksinasi melawan Covid-19
Seorang petugas kesehatan menyiapkan dosis vaksin AstraZeneca pada 20 Maret 2021 di Ede, tempat kampanye vaksinasi melawan Covid-19 (Piroschka van de Wouw / ANP / AFP)

Lewat pernyataan yang diunggah di Twitter, Fiocruz menuturkan bahwa produksi yang tersisa memungkinkan pengiriman pasokan vaksin hingga minggu pertama Juni 2021.

Untuk diketahui, Fiocruz merupakan pusat pengembangan yang didukung pemerintah di Rio de Janeiro, Brasil.

Terjemahan: Fiocruz melalui Institute of Technology in Immunobiologicals (Bio-Manguinhos), pada tanggal 22 Mei akan menerima pengiriman lagi Bahan Farmasi Aktif (IFA) untuk produksi vaksin # Covid19. Pengiriman lain masih dijadwalkan untuk Mei, dijadwalkan pada tanggal 29.

Baca juga: Pemerintah Belum akan Menunda Penggunaan Vaksin AstraZeneca

Baca juga: Pria 22 Tahun Diduga Meninggal Usai Disuntik AstraZeneca, Satgas: Vaksinasi Masih Berjalan

Kasus Pembekuan Darah

Berita Rekomendasi

Diwartakan sebelumnya, vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca dilaporkan mengalami sejumlah masalah dari segi keamanan hingga pasokan.

Pada Rabu (7/4/20201), pihak regulator Eropa mengatakan bahwa mereka telah menemukan kasus pembekuan darah pada beberapa penerima vaksin usia dewasa.

Menindaklanjuti temuan itu, AstraZeneca mengatakan sedang bekerjasama dengan regulator Inggris dan Eropa untuk mendaftar kemungkinan pembekuan darah sebagai efek samping potensial yang sangat langka.

Baca juga: Menkes Khawatirkan Pemerintah Saudi Tentukan Jenis Vaksin Tertentu bagi Calon Jamaah Haji

Dr Andy Wakeman menyiapkan dosis vaksin Oxford / AstraZeneca Covid-19 saat anggota masyarakat menunggu untuk menerima dosis vaksin di katedral Lichfield, yang telah diubah menjadi pusat vaksinasi sementara, di Lichfield, Inggris tengah pada 18 Maret 2021.
Dr Andy Wakeman menyiapkan dosis vaksin Oxford / AstraZeneca Covid-19 saat anggota masyarakat menunggu untuk menerima dosis vaksin di katedral Lichfield, yang telah diubah menjadi pusat vaksinasi sementara, di Lichfield, Inggris tengah pada 18 Maret 2021. (Oli SCARFF / AFP)

Pasokan vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford ini juga mengalami masalah.

Produksi vaksin mengalami penundaan sehingga pengiriman vaksin ke negara-negara yang membelinya tidak tepat waktu.

Dikutip dari Channel News Asia, masalah keamanan dan pasokan vaksin AstraZeneca terjadi sejak hasil uji coba tahap III yang diterbitkan pada Desember 2020 lalu.

Akibat dari masalah tersebut, Filipina dan Australia mengumumkan akan membatasi suntikan vaksin AstraZeneca, Kamis (8/4/2021).

Filipina membatasi vaksinasi untuk orang berusia di bawah 60 tahun, meski demikan, mereka masih percaya manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar daripada risikonya.

Baca juga: Apakah Setelah Divaksin, Tubuh Dapat Kebal dari Virus Covid-19? Begini Kata Dokter

Ilustrasi vaksin Pfizer Vaksin Covid-19 dari Pfizer terbukti 100% efektif dalam menghentikan penyakit serius akibat virus corona pada usia 12 hingga 15 tahun.
Ilustrasi vaksin Pfizer Vaksin Covid-19 dari Pfizer terbukti 100% efektif dalam menghentikan penyakit serius akibat virus corona pada usia 12 hingga 15 tahun. (AFP/Freepik)

Sedangkan Australia merekomendasikan orang berusia di bawah 50 tahun harus mendapatkan vaksin Covid-19 Pfizer daripada milik AstraZeneca.

Italia bergabung dengan Prancis, Belanda, dan Jerman dalam merekomendasikan usia minimum untuk penerima vaksin AstraZeneca.

Di samping itu, Inggris mengatakan orang berusia di bawah 30 tahun harus mendapatkan suntikan selain vaksin AstraZeneca.

Afrika Selatan juga menghentikan vaksinasi AstraZeneca bulan lalu setelah percobaan kecil yang menunjukkan vaksin menawarkan perlindungan minimal terhadap penyakit ringan hingga sedang yang disebabkan oleh varian virus corona lokal yang dominan.

Baca juga: Menkes Bakal Minta Presiden Jokowi Negosiasi ke China Tambah Dosis Vaksin Sinovac

Berita lain terkait Penanganan Covid-19

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani/Rica)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas