Total Kasus COVID-19 di India Tembus 24 Juta Lebih, Angka Kematian Capai 12 Ribu dalam Tiga Hari
Total kasus virus corona (COVID-19) di India naik menjadi lebih dari 24 juta, sedangkan angka kematian dalam tiga hari terakhir mencapai 12 ribu.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Total kasus virus corona (COVID-19) di India naik menjadi di atas 24 juta pada Jumat (14/5/2021).
Menurut data Kementerian Kesehatan India, India mencatat 4.000 kematian dan 343.144 kasus COVID-19 baru dalam 24 jam terakhir.
Dikutip dari Channel News Asia, selama tiga hari berturut-turut angka kematian di India mencapai 12.000 jiwa bahkan lebih, yang mana per-harinya ada 4.000 kematian.
Namun, tambahan kasus harian masih di bawah puncak infeksi yang mencapai 414.188 kasus pada minggu lalu.
Sementara total kasus yang tercatat melebihi 24 juta, jumlah orang yang dipastikan meninggal akibat COVID-19 mencapai 262.317 sejak pandemi pertama kali melanda India lebih dari setahun yang lalu.
Baca juga: Kamar Mayat dan Krematorium Penuh, Petugas Ambulans di India Diduga Buang Jenazah Covid-19 ke Sungai
Akan tetapi, kurangnya testing di banyak tempat mengindikasikan bahwa banyak kematian dan kasus dihilangkan dari penghitungan resmi pemerintah.
Para ahli mengatakan, kemungkinan angka kematian dan kasus sebenarnya bisa lima hingga sepuluh kali lebih tinggi.
Bhramar Mukherjee, seorang profesor epidemiologi di Universitas Michigan, mengatakan sebagian besar prediksi telah memperkirakan puncak COVID-19 di India terjadi minggu ini, dan negara tersebut dapat melihat tanda-tanda tren itu.
"Jumlah kasus baru setiap hari cukup besar untuk membanjiri rumah sakit. Kata kuncinya adalah optimisme hati-hati," kata Bhramar Mukherjee di Twitter, Kamis (13/5/2021).
Adapun situasi yang sangat buruk terjadi di daerah pedesaan Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India dengan populasi lebih dari 240 juta.
Gambar-gambar di televisi memperlihatkan keluarga-keluarga yang menangisi orang mati di rumah sakit pedesaan atau berkemah di bangsal untuk merawat orang sakit.
Mayat-mayat telah terdampar di Sungai Gangga, sungai yang mengalir melalui negara bagian itu.
Mayat itu dibiarkan di Sungai Gangga karena krematorium kewalahan dan kayu untuk kremasi sangat sedikit.
Untuk diketahui, gelombang kedua infeksi COVID-19 di India yang meletus pada Februari, disertai dengan perlambatan vaksinasi.
Sebelumnya, Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan bahwa vaksinasi akan terbuka untuk semua orang dewasa mulai 1 Mei 2021.
Baca juga: Angka Kematian Akibat Covid-19 di India Tembus 250.000 Orang
India adalah produsen vaksin terbesar di dunia tetapi persediaannya menipis karena permintaan yang sangat besar.
Menurut data pemerintah, hingga Kamis, mereka telah memvaksinasi penuh lebih dari 38,2 juta orang, atau sekitar 2,8 persen dari populasi sekitar 1,35 miliar.
Lebih dari 2 miliar dosis vaksin virus corona kemungkinan akan tersedia di India antara Agustus hingga Desember tahun ini, kata penasihat pemerintah VK Paul.
Dosis tersebut termasuk 750 juta vaksin AstraZeneca, serta 550 juta dosis Covaxin yang dibuat oleh Bharat Biotech.
"Kami sedang melalui fase pasokan terbatas. Seluruh dunia sedang melalui ini. Perlu waktu untuk keluar dari fase ini," kata Paul.
Berita lain seputar Virus Corona
(Tribunnews.com/Rica Agustina)