TRIBUNNEWS.COM - Video yang memperlihatkan seorang pemuda tersesat hingga masuk hutan, viral di media sosial.

Kejadian ini dialami oleh seorang pemuda asal Semarang, Jawa Tengah.

Pria yang sudah empat tahun bekerja di Jepang ini tersesat masuk ke dalam hutan di daerah Yokohama.

Ia tak menyangka video yang memperlihatkan pengalamannya tersebut viral di media sosial.

Diketahui, video tersebut diunggah oleh Jalu Alif pada akun media sosial TikTok miliknya, @kulojowo1, Jumat (30/4/2021) lalu.

Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (18/5/2021), Jalu menceritakan kejadian tersebut berawal saat dirinya akan berbelanja ke swalayan terdekat.

Karena lokasi tempat tinggal dengan swalayan tidak terlalu jauh, yakni sekitar 2-3 kilometer atau sekitar 15 menit, Jalu memutuskan untuk menaiki sepeda.

Baca juga: VIRAL Ada Kuburan di Dalam Dapur, Penghuni Rumah Mengaku Tak Takut, Begini Kisah di Baliknya

Baca juga: VIRAL Wanita Dapat Uang THR Segepok dari Ibu setelah Sungkeman, Tak Mau Ambil Semua: Buat Adik Saja

Sekalian, pria yang bekerja sebagai perawat lansia di Yokohama, Jepang ini ingin ngabuburit sembari bersepeda santai.

Kebetulan, pada hari tersebut merupakan bulan Ramadan, yang mana umat muslim biasanya melaksanakan ibadah puasa.

Sehingga, aktivitas ngabuburit biasa dilakukan menjelang waktu berbuka, yakni sekitar pukul 4.30 sore, waktu setempat.

Ditemani seorang rekannya, Jalu bersepeda santai menuju ke swalayan.

Usai dari swalayan, Jalu berencana melewati jalan lain yang berbeda dari sebelumnya.

Jalu mengaku, dirinya pernah melewati jalan tersebut, namun kini sudah lupa.

Sehingga, Jalu berpikiran untuk menggunakan Google Maps agar bisa mengantarnya ke arah pulang.

Baca juga: VIRAL Kisah Adik Salah Order Jumlah Sate, Niat Pesan 60 Tusuk Jadi 60 Porsi, Habis Biaya Rp 1,4 Juta

"Sebenarnya aku pernah lewat jalan itu sekali, tapi karena sudah lama sekali, jadi aku lupa jalannya. Akhirnya pakai Google Maps," ujar Jalu.

Dengan mengandalkan Google Maps, Jalu dan rekannya nekat melalui jalan setapak yang kecil.

Mereka berdua melewati hamparan sawah, jalan-jalan setapak, tangga, bahkan tersesat masuk ke halaman rumah orang.

Tak terasa, Google Maps pun juga mengarahkan mereka menuju hutan.

Tanpa pikir panjang, Jalu dan rekannya pun nekat memasuki hutan demi mengikuti petunjuk arah dari Google Maps.

Meski begitu, mereka tetap tenang tanpa berpikiran buruk tentang apapun.

Bahkan mereka berdua masih bercanda tawa.

Baca juga: Viral Spanduk Penolakan Pemudik Tanpa Test, Puluhan Pria Serang Warga Kelurahan Kartini, Ada Apa ?

Mereka juga tetap melanjutkan perjalanan tersebut sembari ngabuburit menunggu waktu buka puasa.

"Awalnya biasa saja waktu pertama jalan buntu (nyasar di halaman rumah orang), karena masih terang (sekitar jam 5:50an)."

"Masih percaya sama Google Maps, sekalian ngabuburit," terang Jalu.

Sekitar 30 menit berlalu, Jalu dan rekannya masih juga berada di dalam hutan dan tak menemukan jalan keluar.

Lantas Jalu dan rekannya mulai panik karena mereka takut jika tidak dapat keluar dari hutan.

Selain itu, mereka juga takut karena tidak ada penerangan di dalam hutan tersebut, kecuali lampu sepeda.

"Ketika masuk hutan, awalnya masih lucu saja dan ketawa-ketawa karena nyasar ke hutan."

"Tetapi ketika langit semakin gelap dan di dalam hutan sudah 30 menit (sampai Maghrib), aku dan temen mulai panik."

"Karena takut nggak bisa kembali dan takut gelap karena nggak ada penerangan lampu (kecuali lampu sepeda)," terang Jalu.

Akibat kepanikan yang dirasakannya, sandal Jalu pun rusak ditengah jalan.

"Ditambah sandal jepitku pedot (putus)," kata Jalu.

Akhirnya, Jalu dan rekannya memutuskan untuk putar balik arah kembali pada titik awal lokasi.

"Aku dan temen akhirnya memutuskan putar balik kearah awal kita nyasar masuk hutan," jelas Jalu.

Setelah melewati perjalanan balik yang cukup panjang, Jalu dan rekannya merasa lega karena melihat rumah-rumah warga.

"Saat setelah balik dan lihat rumah-rumah warga lega banget akhirnya bisa keluar hutan," pungkas Jalu.

Baca berita viral lainnya

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)