Olimpiade Jepang dan Politik Kotor Sosialis dan Komunis Mulai Menjatuhkan Koalisi
Pesta olahraga raksasa dunia itu adalah acara besar dan bergengsi Jepang yang mungkin akan jadi terakhir kalinya setelah Olimpiade Tokyo tahun 1964.
Editor: Dewi Agustina
"Survei sih boleh-boleh saja, wajar kok dan Jepang adalah negara yang bebas menghargai pendapat siapa pun. Namun siapa itu respondennya, harus jelas bagi kita. Di situlah kuncinya. Pada pokoknya seluruh Jepang saya yakin masih jauh lebih banyak orang yang mendukung Olimpiade ketimbang yang menolaknya. Hanya saja mereka suaranya diam saja. mengapa? Takut ribut, tak mau ribut. Itulah sifat Negeri Sakura ini, negeri yang Heiwa, damai, ingin tenang tak mau ribut-ribut," jelasnya.
"Sedangkan yang bersuara keras, yang mau ribut-ribut biasanya ya memang orang oposisi khususnya sosialis komunis yang selalu kecewa dengan pemerintah, dan itulah yang mengemuka, kelihatan di kalangan pers lalu dijadikan berita bagus bagi pandangan media," lanjutnya.
"Setelah jadi berita di Jepang dikutiplah pers asing yang tidak tahu apa isi sebenarnya yang ada di Jepang," kata dia.
Jadi menurutnya, memang kelemahan vaksinasi jadi penghambat saat ini.
"Itulah sebabnya PM Jepang berusaha mempercepat vaksinasi agar selesai sebelum Olimpiade, memberikan ketenangan pikiran bagi rakyatnya."
Setelah itu, memang ada kemungkinan besar Olimpiade tanpa penonton nantinya.
"Hal itu juga untuk menenangkan rakyat Jepang. Semua atlet dan official akan dijaga ketat pergerakannya agar tidak bercampur dengan rakyat umum, serta tes PCR setiap hari agar cepat terdeteksi infeksi tidaknya mereka. Hal-hal tersebut rasanya sudah cukup baik di samping protokol kesehatan yang harus tetap dijalankan semua orang selama berada di Jepang," kata dia.
Itulah keadaan yang sebenarnya terjadi di Jepang saat ini sehingga muncul keresahan ketidaktenangan sebagian masyarakat Jepang dengan Olimpiade mendatang.
"Dan pemerintah kan tak mungkin menyatakan hal-hal ini secara terbuka dan resmi kepada masyarakat. Jadi kita dan memang umumnya kebanyakan warga Jepang sudah tahu adanya kepentingan politik oposisi di balik penentangan Olimpiade mereka khususnya kalangan sosialis komunis yang ada di Jepang," katanya lagi mengakhiri obrolan dengan Tribunnews.com.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.