Harry Sebut Pangeran Charles Sengaja Membiarkannya Menderita, Ratu Elizabeth II Merasa Sangat Kecewa
Ratu Elizabeth II merasa sangat kecewa atas ucapan Pangeran Harry mengenai ayahnya, Pangeran Charles.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Ratu Elizabeth II memberikan komentar mengenai ucapan Pangeran Harry kepada ayahnya, Pangeran Charles.
Diketahui, baru-baru ini Pangeran Harry kembali menjalani wawancara eksklusif untuk serial dokumenter kesehatan mental dengan presenter ternama Hollywood, Oprah Winfrey.
Kali ini, Harry tidak ditemani oleh sang istri, Meghan Markle.
Dalam wawancara tersebut, Harry mengklaim bahwa dirinya dan Meghan pernah mengalami masalah kesehatan mental ketika masih menjadi anggota kerajaan di Inggris.
Namun, saat mereka meminta bantuan kepada keluarga kerajaan, Harry mengatakan, dia dan Meghan justru diabaikan oleh para bangsawan.
Baca juga: Pangeran Harry Ungkap Penderitaan Hidup di Kerajaan dan Kondisi Diana, Samakan dengan Kebun Binatang
Menanggapi hal itu, Ratu melalui para pembantu istana mengaku kaget.
Dilansir Daily Mail, nenek Harry tersebut terkejut terhadap pernyataan mengenai pengasuhan Pangeran Charles kepada sang anak.
Pasalnya, Harry mengungkapkan, ayahnya telah sengaja membuatnya 'menderita'.
Pangeran Charles disebut membiarkannya untuk sulit menjalani kehidupan sehari-hari selama tumbuh dewasa.
Pernyataannya seolah menyiratkan bahwa Ratu dan Pangeran Philip turut terlibat dalam menciptakan 'trauma antargenerasi'.
"Nenek Harry menganggap ini sangat pribadi dan sangat kecewa dengan apa yang dikatakan Harry, khususnya komentarnya tentang pengasuhan Charles dan mengatakan ayahnya tidak tahu apa-apa tentang bagaimana cara membesarkannya," kata seorang sumber kerajaan.
"Ini merupakan waktu yang sangat mengecewakan," imbuhnya.
Pada kesempatan lain, seorang sumber yang merupakan teman Pangeran Charles turut memberikan tanggapan mengenai pernyataan Harry.
Ia mengatakan, terlepas dari semua itu, Charles tetap memiliki harapan bahwa suatu hari nanti, dia dapat memperbaiki hubungannya dengan sang putra bungsu.
"Saya tidak berpikir Pangeran akan menghindari putranya, terlepas dari apa yang dikatakan Harry," kata sumber.
"Charles adalah pria yang lembut dan ayah yang berdedikasi. Dia akan merasa sedih."
"Dia ingin mencari rekonsiliasi. Dia sama sekali tidak membalas dendam," tuturnya.
Baca juga: Jika Jadi Raja, Pangeran Charles Mungkin Akan Mencabut Harry dan Meghan dari Anggota Kerajaan
Yang Harry Katakan dalam Wawancara
Sebelumnya, Pangeran Harry terlibat dalam serial dokumenter kesehatan mental bertajuk "The Me You Can't See", yang dipandu oleh Oprah Winfrey.
Serial keluaran Apple TV+ tersebut, secara eksklusif menayangkan bagaimana Pangeran Harry berjuang dengan kesehatan mentalnya.
Dalam serial tersebut, Pangeran Harry menceritakan bagaimana dia sempat gemar minum-minuman keras dan mengkonsumsi obat terlarang untuk menutupi trauma atas kematian ibunya.
Ia juga mengungkapkan ketakutannya atas perilaku media yang membuat istrinya, Meghan Markle, bernasib sama dengan ibunya, Putri Diana.
Ada beberapa poin dalam wawancara terbarunya bersama Oprah tersebut.
Berikut rangkumannya, dilansir Guardian:
Baca juga: Majalah Prancis Rilis Kartun Ratu Elizabeth Injak Leher Meghan Markle, Adaptasi Insiden George Floyd
1. Wawancara Winfrey sebelumnya
Pangeran Harry kembali membahas wawancara dirinya dan Meghan bersama Winfrey pada Maret 2021 lalu.
Ia mengalamatkan penindasan yang ditemukan kepadanya dan Meghan yang dilakukan beberapa media.
"Itu semua karena berita utama mereka dan upaya dari perusahaan dan media yang bekerja sama untuk mencorengnya (wawancara)."
"Saya dibangunkan tengah malam, melihat dia (Meghan) menangis di bantalnya. Itu memilukan."
"Aku memegangnya. Kami berbicara. Dia menangis, dan menangis, dan menangis," jelas Harry.
"Wawancara itu nyata, otentik, dan mudah-mudahan pengalaman kami sangat berhubungan dengan banyak orang di seluruh dunia, meskipun kami berada di posisi yang unik," ungkapnya.
2. Meninggalkan jeratan kerajaan
"Perasaan terjebak dalam keluarga, tidak ada pilihan untuk pergi. Akhirnya, ketika saya membuat keputusan itu untuk keluarga saya, saya masih diberi tahu bahwa 'Anda tidak dapat melakukan ini'," kata Harry.
Harry juga menerangkan, pindah ke Amerika Serikat merupakan hal yang menakutkan baginya.
Namun, keputusan tersebut adalah yang terbaik untuk keluarga kecilnya.
"Saya pikir kami telah melakukan hal yang sangat baik. Dan saya tidak menyesal."
"Sangat menyedihkan, tapi saya sama sekali tidak menyesal karena sekarang saya berada di tempat di mana saya merasa seolah-olah saya seharusnya berada sejak empat tahun lalu," tegasnya.
Baca juga: Penghormatan William dan Harry untuk Pangeran Philip: Pria Luar Biasa dan Humoris
3. Kematian Putri Diana
Harry berusia 12 tahun saat sang ibu, Putri Diana, tewas kecelakaan.
Ia mengaku, dirinya dan Pangeran William sama-sama syok.
"Saya merasa seperti keluar dari tubuh saya dan berjalan untuk melakukan apa yang diharapkan (orang-orang) dari saya," ujar Harry.
Harry juga mengungkapkan, dirinya hanya menunjukkan sepersepuluh emosinya kepada semua orang dari emosi yang ia miliki, saat mengiringi jasad sang ibu menuju tempat pemakaman.
Dia merasa marah pada kerumunan yang menangis, dan berpikir: "Ini ibuku. Kamu bahkan belum pernah bertemu dengannya."
Sejak saat itu, Harry menderita serangan panik dan kecemasan, tapi tidak pernah membicarakannya kepada siapa pun.
Baca juga: Pangeran William Kritik BBC Terkait Wawancara dengan Putri Diana
4. Minuman Keras dan Narkoba
Trauma atas kematian ibunya membuat Harry 'melarikan diri' ke dunia tentara.
Selama itu, dirinya melampiaskan segala amarah dan trauma kepada minuman keras dan obat terlarang.
Baginya, usia 28-32 tahun merupakan mimpi buruk selama hidup Harry.
"Saya mau minum-minuman keras. Saya bersedia menggunakan narkoba. Saya bersedia untuk mencoba dan melakukan hal-hal yang membuat saya merasa tidak seperti yang saya rasakan," ungkap Harry.
“Oke, saya tidak minum Senin sampai Jumat, tapi saya mungkin akan minum selama seminggu dalam satu hari pada hari Jumat atau Sabtu malam."
"Dan saya mendapati diri saya minum bukan karena saya menikmatinya, tetapi karena saya mencoba menutupi sesuatu," terangnya.
5. Terapi
Menjelang akhir usia 20-an, akhirnya Harry menegaskan diri untuk berhenti bersembunyi dari kenyataan.
Ia kemudian menjalani terapi selama lebih dari empat tahun.
Menurutnya, jika ia tidak melakukan terapi dan memperbaiki diri, ia akan kehilangan Meghan.
"Ada banyak pembelajaran di awal hubungan kami. Dia terkejut dengan dunia di balik layar keluarga kerajaan Inggris."
"Saya menjadi sadar bahwa saya telah hidup dalam gelembung di dalam keluarga ini, lembaga ini. Dan saya hampir terjebak dalam proses berpikir, atau pola pikir," kata Harry.
6. Penyesalan
Penyesalan terbesar Harry adalah tidak bersikap tegas sebelumnya dalam menindak rasisme terhadap dirinya dan Meghan.
"Sejarah berulang dengan sendirinya, ibuku dikejar sampai mati saat dia menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak berkulit putih. Dan sekarang lihat apa yang terjadi."
"Anda ingin berbicara tentang sejarah yang berulang. Mereka tidak akan berhenti sampai dia meninggal," papar Harry.
Harry juga mengungkapkan bagaimana pola asuh ayahnya terhadap dirinya.
"Ayah saya pernah berkata kepada saya ketika saya masih kecil, dia biasa berkata kepada William dan saya, 'Ya, bagiku memang seperti itu. Ini akan menjadi seperti itu untukmu.'"
"Itu tidak masuk akal. Hanya karena Anda menderita, bukan berarti anak-anak Anda harus menderita. Faktanya, justru sebaliknya," ujar Harry, mengacu pada perlakuan Pangeran Charles kepada dirinya dan William.
7. Media
Harry mengatakan, media berusaha untuk mengontrol narasi.
Ia menyebut, anggota keluarga kerajaan membiarkan permainan media.
"Tapi saya memiliki jiwa ibu saya di dalam diri saya. Saya merasa seolah-olah saya berada di luar sistem, tetapi saya masih terjebak di sana," kata Harry.
8. Yakin sang ibu bangga padanya
Pangeran Harry meyakini, sang ibu sangat bangga dengan apa yang dilakukannya sekarang.
Harry merasa, dia telah menjalani kehidupan seperti yang diinginkan untuk dirinya sendiri, seperti yang diharapkan Putri Diana semasa dulu.
"Jadi saya tidak hanya tahu bahwa dia sangat bangga pada saya, tetapi dia membantu saya sampai di sini. Dan saya tidak pernah merasakan kehadirannya seperti yang telah saya lakukan selama setahun terakhir," tukas Harry.
Baca berita lain terkait Royal Family
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)