Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Virus Covid-19 Varian Delta dari India Dua Kali Lebih Besar Membuat Orang Dirawat Inap

Hasil penelitian di Inggris menyebutkan virus Covid-19 varian Delta berpotensi membuat orang dirawat dua kali lipat dibandingkan virus varian Alpha

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Virus Covid-19 Varian Delta dari India Dua Kali Lebih Besar Membuat Orang Dirawat Inap
Freepik
Penjelasan Lengkap tentang Virus Corona Menyebar di Udara, Perbedaan Istilah dan Pendapat Para Ahli 

TRIBUNNEWS.COM – Sebuah penelitian di Skotlandia menemukan, virus Covid-19 Varian Delta dua kali lebih besar membuat orang harus dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan virus varian Inggris.

Namun penelitian itu juga menemukan bahwa dua dosis vaksin dapat mengatasi virus varian Delta ini.

Studi tersebut mengatakan bukti awal menunjukkan perlindungan dari vaksin terhadap varian Delta mungkin lebih rendah daripada varian Alpha, yang pertama kali diidentifikasi di Kent, Inggris tenggara.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Senin (14/6) mengumumkan penundaan pencabutan pembatasan (lockdown terbatas)  menyusul peningkatan kasus Covid-19 dari varian Delta yang lebih menular dari varian Alpha.

Studi yang diterbitkan di The Lancet pada hari Senin (14/6), mengamati 19.543 kasus komunitas dan 377 rawat inap di antara 5,4 juta orang di Skotlandia, di mana 7.723 kasus dan 1.234 rawat inap ditemukan memiliki varian Delta.

Baca juga: Boris Johnson: Lockdown Terbatas di Inggris Berlanjut Sampai 19 Juli

Baca juga: 28 Kasus Covid-19 Varian Delta India Merebak di Kudus, Ini yang Perlu Diwaspadai Menurut Ahli

Chris Robertson, profesor epidemiologi kesehatan masyarakat di University of Strathclyde, mengatakan menyesuaikan usia dan komorbiditas, varian Delta secara kasar menggandakan risiko masuk rumah sakit, tetapi vaksin masih mengurangi risiko itu.

“Jika Anda dites positif, maka dua dosis vaksin atau satu dosis selama 28 hari dapat mengurangi risiko dirawat di rumah sakit hingga 70 persen,” katanya kepada wartawan.

Berita Rekomendasi

Dua minggu setelah dosis kedua, vaksin Pfizer-BioNTech ditemukan memiliki 79 persen perlindungan terhadap infeksi dari varian Delta, dibandingkan dengan 92 persen terhadap varian Alpha.

Untuk vaksin Oxford-AstraZeneca, ada 60 persen perlindungan terhadap Delta dibandingkan dengan 73 persen untuk Alpha.

“Vaksin Oxford–AstraZeneca tampak kurang efektif daripada vaksin Pfizer–BioNTech dalam mencegah infeksi SARS-CoV-2 pada mereka yang memiliki varian Delta yang menjadi perhatian,” tulis para penulis dalam artikel The Lancet.

Baca juga: Prof Nishiura: Akhir Juli, Mutan India Strain Delta akan Kuasai 80 Persen Infeksi Corona di Jepang

Baca juga: Guangzhou Lakukan Pengujian Massal dan Pembatasan Perjalanan Usai Temuan Pertama Kasus Varian Delta

Namun, mereka menambahkan: “Mengingat sifat observasional dari data ini, perkiraan efektivitas vaksin perlu ditafsirkan dengan hati-hati.”

Para ilmuwan mengatakan dua dosis vaksin memberikan perlindungan yang jauh lebih baik daripada satu dosis terhadap varian Delta, dan penundaan pelonggaran penguncian di Inggris akan membantu lebih banyak orang mendapatkan dosis kedua dan meningkatkan respons kekebalan mereka.

Kenali Gejala

Para peneliti menyebutkan sakit kepala, sakit tenggorokan, dan pilek  menjadi gejala yang paling sering dilaporkan terkait dengan infeksi Covid di Inggris.

Prof Tim Spector, yang menjalankan studi Zoe Covid Symptom, mengatakan tertular varian Delta bisa terasa seperti pilek bagi orang yang lebih muda.

Tetapi meskipun mereka mungkin tidak merasa sakit parah, mereka bisa menular dan membahayakan orang lain.

Baca juga: India Laporkan 70.421 Kasus Baru Covid-19, Terendah Sejak 31 Maret

Gejala Covid klasik yang harus diwaspadai orang, kata NHS, adalah: batuk, demam,  dan kehilangan bau atau rasa.

Tetapi Prof Spector mengatakan ini sekarang kurang umum, berdasarkan data yang diterima tim Zoe dari ribuan orang yang telah mencatat gejala mereka di sebuah aplikasi.

"Sejak awal Mei, kami telah melihat gejala teratas pada pengguna aplikasi  dan mereka tidak sama seperti sebelumnya," katanya.

Perubahan itu tampaknya terkait dengan peningkatan varian Delta yang sekarang menyumbang 90 persen dari kasus Covid di Inggris.

Spector mengatakan, demam tetap cukup umum tetapi kehilangan penciuman tidak lagi muncul di 10 gejala teratas.

Baca juga: WASPADA!Varian Corona B1617.2 India Mendominasi Penyebaran di DKI, Kudus dan Bangkalan

Menurutnya, virus varian Delta sepertinya agak sedikit berbeda.

"Orang-orang mungkin mengira mereka baru saja terkena flu musiman dan mereka masih pergi ke pesta dan mereka mungkin menyebar ke enam orang lainnya,” katanya.

Bagi kalangan usia muda, katanya, gejalanya mungkin ringan. "Ini mungkin hanya terasa seperti pilek atau perasaan 'tidak enak' - tetapi tetaplah di rumah dan lakukan tes,” katanya.

Studi lain oleh Imperial College London React, terhadap lebih dari satu juta orang di Inggris ketika varian Alpha atau Inggris dominan,  menemukan berbagai gejala tambahan yang terkait dengan Covid.

Di antaranya adalah rasa menggigil, kehilangan nafsu makan, sakit kepala dan nyeri otot bersama-sama paling kuat terkait dengan terinfeksi, di samping gejala klasik. (Tribunnews.com/Aljazeera/BBC/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas