Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Internasional: Wisuda Massal di Wuhan Tanpa Prokes | Nasib 38 Istri setelah Suami Meninggal

Kumpulan berita populer Internasional, di antaranya Wuhan yang gelar wisuda massal dengan tidak lagi menerapkan protokol kesehatan

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in POPULER Internasional: Wisuda Massal di Wuhan Tanpa Prokes | Nasib 38 Istri setelah Suami Meninggal
Kolase Tribunnews
Kumpulan berita populer Internasional, di antaranya Wuhan yang gelar wisuda massal dengan tidak lagi menerapkan protokol kesehatan 

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.

Wuhan, kota yang diyakini sebagai asal usul Covid-19, menggelar wisuda massal secara langsung tanpa menerapkan protokol kesehatan.

Kota Victoria Australia, diselimuti hamparan jaring laba-laba setelah banjir menerjang.

Sementara itu, seorang dokter top di Jepang, Profesor Masaki Muto (72), menyatakan rasa terima kasihnya kepada Indonesia karena bisa banyak belajar mengenai obat generik di Indonesia di masa lampau.

Di India, pria yang memiliki 38 istri dan 89 anak meninggal dunia, kini keluarga kebingungan menentukan siapa yang akan menjadi kepala keluarga selanjutnya.

1. Kota Wuhan Gelar Wisuda Massal Tanpa Jarak Sosial dan Masker

Wuhan, China, tempat pertama kali virus corona terdeteksi, menggelar wisuda massal tanpa jarak sosial dan tak mengenakan masker, ketika sebagian besar dunia masih berjuang dengan wabah.

Berita Rekomendasi

Dilansir Forbes, lebih dari 11.000 lulusan perguruan tinggi di Wuhan menerima gelar diploma mereka pada akhir pekan kemarin.

Total 11.000 lulusan Central China Normal University membawa pulang gelar mereka pada Minggu (13/6/2021), 2.000 di antaranya merupakan alumni yang tahun kemarin tidak dapat menghadiri upacara kelulusan karena pandemi.

Baca juga: Masker Dilepas dan Tidak Jaga Jarak, Lulusan Universitas Wuhan Rayakan 18 Bulan Wabah Covid-19

Baca juga: Ilmuwan China Bantah Teori Covid-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan

Wisuda Wuhan
Foto ini diambil pada 13 Juni 2021 menunjukkan hampir 11.000 wisudawan, termasuk lebih dari 2000 mahasiswa yang tidak dapat menghadiri upacara wisuda tahun lalu karena wabah virus corona Covid-19, menghadiri upacara wisuda di Central China Normal University di Wuhan, China. provinsi Hubei tengah.

Seperti diketahui, Wuhan yang memiliki 11 juta penduduk ditempatkan dalam penguncian (lockdown) virus corona pada awal 2020 lalu.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Usai Dilanda Banjir, Kota di Australia Diselimuti Hamparan Jaring, Jutaan Laba-laba Bikin Sarang

Jaring laba-laba raksasa di kawasan Gippsland, Victoria, Australia.
Jaring laba-laba raksasa di kawasan Gippsland, Victoria, Australia. (Trent West/The Age)

Jaring laba-laba besar membentang di pepohonan dan padang rumput wilayah Gippsland, Victoria, Australia.

Jaring raksasa yang lebar itu terbentuk setelah kota-kota di Australia dilanda banjir beberapa waktu lalu.

Dilansir The Age, usai banjir, jutaan laba-laba pun mengevakuasi sarang mereka yang tergenang air untuk berlindung di pepohonan dan tanaman.

Alhasil, jadilah jaring-jaring seperti hamparan selimut sutra yang lebat.

Fenomena tersebut menciptakan hamparan besar yang halus, yang menutupi lahan basah antara kota Sale dan Longford.

Baca juga: Ada Rayap, Inilah Serangga Lain yang Sebabkan Lubang di Pakaian

Kurator senior spesialis serangga di Victoria Museum, Dr Walker, mengatakan, laba-laba menggunakan kawat sutra, seperti pengait, untuk mengangkat diri mereka dari air banjir.

"Bagi saya, itu benar-benar indah. Selimut sutra yang bergelombang di seluruh vegetasi," katanya.

Walker mengungkapkan, untuk mengevakuasi diri, laba-laba yang tinggal di tanah perlu keluar dengan segera.

Mereka pun melarikan diri dengan membawa jaring yang dievakuasi ke tumbuh-tumbuhan.

"Ini juga menunjukkan secara harfiah bahwa puluhan ribu, kalau tidak ya jutaan laba-laba, ada di permukaan tanah," ujar Dr Walker.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Dokter Top Jepang Berterima Kasih Kepada Indonesia Mengenai Obat Generik

Profesor Masaki Muto (72), Rumah Sakit Kinugasa Area Yokosuka Dia adalah direktur Pusat Promosi Perawatan Komprehensif, dan Anggota Spesialis Kelompok Kerja Perawatan Medis Kantor Kabinet PM Jepang sejak 2019.
Profesor Masaki Muto (72), Rumah Sakit Kinugasa Area Yokosuka Dia adalah direktur Pusat Promosi Perawatan Komprehensif, dan Anggota Spesialis Kelompok Kerja Perawatan Medis Kantor Kabinet PM Jepang sejak 2019. (Foto Richard Susilo)

Seorang dokter top di Jepang, Profesor Masaki Muto (72), menyatakan rasa terima kasihnya kepada Indonesia karena bisa banyak belajar mengenai obat generik di Indonesia di masa lampau.

"Saya sangat berterima kasih kepada Indonesia karena banyak belajar mengenai obat generik, papar  Profesor Masaki Muto (72), Rumah Sakit Kinugasa Area Yokosuka Dia adalah direktur Pusat Promosi Perawatan Komprehensif, dan Anggota Spesialis Kelompok Kerja Perawatan Medis Kantor Kabinet PM Jepang sejak 2019., khusus kepada Tribunnews.com sore ini (16/6/2021).

Profesor Muto mengaku telah tiga kali ke Jakarta sejak 1998 dalam program JICA (Japan International Cooperation Agency) dan melihat sendiri gudang stok kementerian kesehatan Indonesia yang ternyata di sana banyak obat generik.

"Kaget juga saya saat itu," tekannya lagi.

Mengapa? Karena di Jepang sedikit sekali penggunaan obat generik saat itu.

"Selain itu juga citra yang buruk, obat murah kualitas juga jelek. Citra buruk itu di Jepang yang membuat orang enggan memakai obat generik. Tetapi kini setelah saya kampanyekan obat generik, setelah terbuka mata saya melihat Indonesia, akhirnya tingkat penggunaan obat generik di Jepang  saat ini mencapai sekitar 80%."

Kementerian kesehatan Jepang juga akhirnya ikut mempromosikan penggunaan obat generik di Jepang.

"Namun karena tahun ini ada dua kasus di mana sebuah obat generik tercampur dengan materi lain yang salah, membuat kasus cukup besar  dan kekagetan di masyarakat muncul lagi, citra obat generik tertahan lagi," jelasnya lagi.

Profesor Muto selama dua tahun (1986-1988) juga pernah bekerja di Brooklyn New York Amerika Serikat, mempelajari mengenai dokter keluarga yang belum terkenal di Jepang saat itu.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. Pria yang Miliki 38 Istri Meninggal Dunia, Kini Keluarga Bingung Tentukan Kepala Keluarga Baru

Meninggalnya salah satu kepala keluarga terbesar di dunia, Ziona Chana menimbulkan tanda tanya mengenai pemimpin baru keluarganya.

Ziona Chana memiliki 38 istri, 89 anak, dan 36 cucu yang tinggal satu rumah.

Dia meninggal pada usia 76 tahun di sebuah rumah sakit di Aizawl, India pada Minggu (13/6/2021).

Dilansir Arab News, Chana merupakan sosok patriarki sekte Kristen yang mempraktikkan poligami. 

Sebelum meninggal dunia, Chana tidak pernah menyebutkan siapa yang akan melanjutkan posisinya sebagai kepala keluarga.

Baca juga: Ziona Chana, Kepala Keluarga Terbesar di Dunia Wafat, Tinggalkan 38 Istri, 89 Anak, dan 33 Cucu

Baca juga: Tes DNA Pasien ODGJ Keluar, Ternyata Bukan Abrip Asep, Polisi yang Hilang Saat Tsunami Aceh

Keluarga Ziona Chana
Keluarga Ziona Chana (musbizubeat.com)

Chana diyakini menderita diabetes dan hipertensi.

"Penggantinya akan ditentukan oleh gereja. Pertama penguburan akan dilakukan, dan kemudian gereja akan memutuskan," kata anak tertua Chana, Para Nunparliana (60) pada Selasa (15/6/2021).

Nunparliana sendiri memiliki dua istri dan 11 anak.

Dia diperkirakan akan menjadi pengganti ayahnya menjadi kepala keluarga berisi 163 anggota itu.

"Sebuah ruang pemakaman khusus sedang disiapkan untuk ayah kami, dan dia akan dimakamkan dalam dua hingga tiga hari ke depan," ujar putri Chana, Thartei Chhuanthar (50).

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas