Pemesanan Tiket Destinasi Wisata Meningkat Jelang Obon, Masa Mudik Orang Jepang
Dalam satu atau dua minggu terakhir, pemesanan destinasi wisata di dekat kawasan metropolitan Tokyo seperti Karuizawa dan Hakone mulai meningkat.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Antara 15 Juli sampai dengan 15 Agustus menjadi masa musim terpanas di Jepang. Dan sekitar 15 Agustus menjadi masa Obon, yakni masa mudik besar-besaran orang Jepang ke kampung halamannya.
Di masa inilah mulai banyak bookingan transportasi.
Menurut Seibu Holdings Group Prince Hotels, jumlah pemesanan di daerah Karuizawa pada bulan Juli adalah 1,7 kali lipat dari bulan yang sama tahun sebelumnya.
"Deklarasi darurat sampai dengan 20 Juli dan kemudian tidak diperpanjang. Kini sudah mulai banyak booking meningkat untuk penggunaan transportasi menuju daerah," papar Ishikawa dari Seibu kepada Tribunnews.com, Sabtu (19/6/2021).
Dalam satu atau dua minggu terakhir, pemesanan destinasi wisata di dekat kawasan metropolitan Tokyo seperti Karuizawa dan Hakone mulai meningkat.
Orang yang bertanggung jawab mengharapkan bahwa pengumuman resmi pembatalan deklarasi akan mengaktifkan reservasi lebih lanjut.
All Nippon Airways mulai membuat reservasi untuk penerbangan domestik pada bulan Agustus, yang sejauh ini lamban.
Dikatakan bahwa penjualan tampak menjadi lebih baik dari yang diharapkan ketika penjualan waktu 7 hari dimulai pada tanggal 15 bulan ini.
Secara khusus, reservasi untuk festival Obon meningkat.
"Mungkin ada langkah untuk pulang, yang telah dihindari setahun yang lalu, karena penyebaran vaksinasi untuk orang tua."
"Jika jumlah orang yang terinfeksi virus corona berkurang, penggunaan kereta api akan meningkat. Saya berharap itu akan bergerak ke arah yang benar," kata Presiden JR Tokai Shin Kaneko pada konferensi pers, 17 Juni lalu.
Perusahaan JR mengumumkan bahwa mereka akan melanjutkan pengoperasian kereta api khusus di Tokaido Shinkansen, yang telah ditangguhkan sejak akhir Golden Week, pada 21 Juli mendatang.
Obon adalah acara Buddhis yang diadakan setiap tahun pada tanggal 15 Juli sebagai upacara peringatan untuk roh nenek moyang.
Kemudian menjadi 15 Agustus tergantung pada wilayahnya. Secara resmi, ini disebut "Urabone" disingkat menjadi Obon.
Awal Mula Legenda Obon
Dahulu kala, salah satu dari sepuluh murid besar Sakyamuni sedih karena seorang murid bernama Maudgalyayana, yang dikatakan sebagai yang pertama dalam kekuatan mistis, tidak dapat berbakti kepada ibunya yang meninggal ketika dia masih muda.
Ibunya, Shodai Nyo, jatuh ke jalan iblis lapar karena dia telah melewatkan upacara peringatan kepada Buddha selama hidupnya, dan penampilan yang menyedihkan.
Maudgalyayana memohon kepada Buddha untuk mengajarinya cara menyelamatkan ibunya.
Baca juga: Pria Pengangguran Ditangkap Polisi Jepang Setelah Dilaporkan Menyandera Perempuan Karyawan Kafe
Sakyamuni berkhotbah bahwa dia bisa menyelamatkan ibunya dari kelaparan dengan menawarkan makanan dan minuman Hyakumi pada tanggal 15 Juli dan mengundang 100.000 biksu suci untuk membuat upacara peringatan, kemudian dia bisa menyelamatkan ibunya.
Sakigake merupakan penderitaan lapar dan haus dan "Obon" dipercaya adalah kapal untuk menyelamatkan, menjauhkan diri dari penderitaan tersebut.
Selanjutnya, "Obon" yang disambut untuk pertama kalinya setelah kematian almarhum disebut "Shinbon", dan upacara peringatan untuk "Shinbon" dilakukan dengan sangat hati-hati.
Pada hari pertama "Obon" (umumnya 13 Juli atau 13 Agustus dalam kalender lunar), mengunjungi kuburan, dan di rumah menyalakan api, menyalakan altar Buddha, dan menyalakan lentera.
Pada hari terakhir "Obon" (umumnya 16 Juli atau 16 Agustus dalam kalender lunar), api unggun dinyalakan dan roh dikirim untuk menyelesaikan acara.
Mintalah para biksu untuk membaca sutra (mantra) untuk "Shinbon", tetapi karena "Obon" adalah waktu tersibuk bagi para biksu, mintalah mereka lebih awal.
Selama masa Obon karena masa arwah keluarga yang telah meninggal, banyak sajian film dan cerita horor di televisi Jepang.
Di masa inilah semua warga Jepang pulang kampung untuk nyekar ke makam keluarganya.
Di masa itu pulalah banyak ahli penyakit menular mengimbau agar jangan dulu pulang kampung karena ditakutkan akan muncul lagi klaster penyebaran infeksi corona yang semakin banyak lagi serta menimbulkan gelombang kelima.
Sementara itu beasiswa dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.