Junta Militer Myanmar Bakar Desa, Pemimpin ASEAN Harus Lebih Tegas
ASEAN harus segera mengambil tindakan tegas terhadap junta militer Myanmar yang terus melakulan tindakan kekerasan
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan negara-negara ASEAN harus segera mengambil tindakan tegas terhadap junta militer Myanmar yang terus melakulan tindakan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Myanmar.
Pernyataan ini disampaikan oleh anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta merespon tindakan militer Myanmar yang membakar ratusan rumah di desa Kinma wilayah Magway yang hanya menyisakan 10 dari 237 rumah yang masih berdiri.
Baca juga: Pasukan Junta Bakar Desa Berpenduduk 800 Orang di Myanmar, 2 Lansia Tewas Terbakar
Sisanya rata dengan tanah usai dilalap api.
"Junta militer Myanmar pimpinan Jenderal Min Aung Hlaing tidak memiliki komitmen untuk menghentikan kekerasan, membangun dialog konstruktif sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui sendiri bersama pemimpin ASEAN," ujar Sukamta, kepada wartawan, Minggu (20/6/2021).
"Kondisi ini menjadi sinyal bahwa ASEAN lagi-lagi tidak memiliki taji dalam konflik kemanusiaan di negara anggotanya. Maka dari itu, Indonesia sebagai negara besar harus mengambil tindakan tegas terhadap junta militer Myanmar,” imbuhnya.
Baca juga: Cerita Warga Myanmar Angkat Senjata Lawan Junta: Sebelum Kudeta Saya Bahkan Tak Bisa Bunuh Binatang
Wakil ketua fraksi PKS Bidang Politik, Hukum dan HAM ini kemudian mengusulkan beberapa langkah lebih tegas dan keras yang bisa dilakukan oleh Indonesia dalam mendorong penyelesaian konflik politik dan kemanusiaan di Myanmar.
“Pertama, langkah diplomasi terus digalakkan baik melalui ASEAN dengan mendorong negara-negara yang dekat dengan Myanmar untuk tidak mendukung junta militer Myanmar baik secara politik maupun ekonomi," jelasnya.
Baca juga: Warga Sipil Angkat Senjata Melawan Junta: Satu-satunya Pilihan hingga Sebut Myanmar bak Rumah Jagal
"Kedua, memutuskan hubungan kerjasama ekonomi dengan perusahaan yang terafiliasi dengan junta militer Myamar. Ketiga, membawa masalah Myanmar ke sidang PBB dan mendorong PBB untuk turun tangan," tambah Sukamta lagi.
Menurutnya, langkah-langkah ini perlu segera dilakukan agar korban jiwa tidak terus berjatuhan, instabilitas di Myanmar bisa terbentuk.
Langkah ini juga diyakini akan menguji signifikansi peran dan posisi Indonesia dalam perdamaian dunia.
Diketahui, ramai diberitakan sebelumnya pembakaran ratusan rumah disebuah desa dilakukan oleh junta milter Myanmar. Junta militer Myanmar menggunakan cara bumi hangus untuk mematikan gerakan yang mereka sebut terorisme.
Sebelumnya junta militer melakukan hal sama yaitu membakar banyak desa pada tahun 2017 silam sehingga menurut laporan PBB 740 ribu lebih etnis minoritas Rohingya terusir di wilayah Rakhine.