Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diburu Selama Sebulan, Desertir Tentara Belgia yang Dijuluki “Rambo Belgia” Ditemukan Tewas di Hutan

Penembak jitu Jurgen Conings, yang dijuluki Rambo Belgia, ditemukan tewas di hutan, satu bulan setelah ia desertir dan mengeritik penanganan Covid-19.

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Diburu Selama Sebulan, Desertir Tentara Belgia yang Dijuluki “Rambo Belgia” Ditemukan Tewas di Hutan
swissinfo.ch
Pencarian Jurgen Conings 

 Pihak berwenang Belgia menggambarkan Conings sebagai orang yang sangat berbahaya yang telah dipantau dalam daftar pengawasan teror selama bertahun-tahun.

Baca juga: Ilmuwan China Bantah Teori Covid-19 Berasal dari Kebocoran Institut Virologi Wuhan

Sebelum menghilang, Conings mengosongkan rekening banknya, mengambil sejumlah amunisi termasuk rudal anti-tank.

First Blood

Pencarian dan perburuan terhadap Conings berlangsung di hutan Belgia. Sebagian  menyebut pencarian ini seperti adegan dalam film First Blood, yang dibintangi Sylvester Stallone, dan membuat Conings disebut sebagai Rambo Belgia.

Ratusan tentara pasukan khusus menggeledah hutan di taman Hoge Kempen dekat tempat mobilnya ditemukan pada awal Juni.

Operasi militer pencarian Conings melibatkan sekitar 600 tentara - termasuk dari Belanda dan Jerman - karena mereka gagal menemukannya.

Saat menghilang, Conings meninggalkan surat yang mengeritik  pembatasan penguncian (lockdown)  dan mengatakan dia siap mati untuk melawan mereka.

Berita Rekomendasi

Conings juga dikhawatirkan memiliki kaki tangan yang mungkin membantunya dan merupakan anggota milisi fasis yang dikenal sebagai Legiun Flemish.

Dia telah aktif dalam penyelidikan sejak Agustus 2020 setelah dia ditemukan berusaha menemukan alamat Profesor van Ranst.

Baca juga: Ahli Virologi Top Jerman Ragukan Klaim Strain Baru Covid-19 Sangat Menular

Dan dia ditandai sebagai "ekstremisme yang berpotensi kekerasan" pada awal 2021.

Sejak masuk tentara Belgia  pada usia 18 tahun, Conings pernah bertugas di Afghanistan dan Libya,.

Dalam catatan yang ditinggalkannya setelah kepergiannya, Conings menyebut elit politik dan ahli virus menabur kebencian dan frustasi. “Saya tidak bisa hidup dengan kebohongan,” sebutnya. (Tribunnews.com/TheSun/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas