Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korea Utara Mobilisasi Pekerja dan Sukarelawan Atasi Kekurangan Pangan: Jangan Menolak

Korea Utara memperingatkan pekerja dan sukarelawan agar tidak menolak perintah negara terkait mobilisasi pekerja untuk atasi kekurangan pangan

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Korea Utara Mobilisasi Pekerja dan Sukarelawan Atasi Kekurangan Pangan: Jangan Menolak
BBC
Anak-anak Korea Utara yang dilaporkan menjadi sukarelawan bekerja 

Disebutkan, ratusan anak dengan kebijaksanaan dan keberanian di masa muda mereka telah memilih untuk melakukan pekerjaan kasar untuk negara.

Baca juga: Tangis Kim Jong Un Pecah saat Cerita Kesulitan Korut: Didera Banjir, Topan hingga Kena Dampak Corona

Usia mereka tidak jelas tetapi foto menunjukkan bahwa mereka masih remaja.

Kelompok hak asasi manusia telah lama menuduh Korea Utara menggunakan pekerja anak. Namun Korut sejauh ini selalu membantahnya.

Pada bulan Februari, BBC juga melaporkan tuduhan bahwa generasi tawanan perang Korea Selatan digunakan sebagai tenaga kerja budak di tambang batu bara Korea Utara untuk menghasilkan uang bagi rezim dan program senjatanya.

Selain itu, Kim Jong Un juga dilaporkan telah memerintahkan ribuan ibu rumah tangga Korea Utara untuk bekerja di sawah di Kabupaten Yonbaek.

Jeong Se-hyun, Wakil Ketua Eksekutif Dewan Penasihat Unifikasi Nasional, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan penyiar Korea Selatan TBS bahwa Kim memerintahkan mobilisasi 14.000 ibu rumah tangga ke Provinsi Hwanghae Utara.

News1 mengutip Jeong yang mengatakan instruksi itu dalam peraturan khusus dari pemimpin Korea Utara.

Baca juga: Rakyat Korut Dilaporkan Kelaparan Gara-gara Aturan Ketat Covid di Negara Itu

Berita Rekomendasi

Jeong tidak mengungkapkan sumbernya, tetapi mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, wanita diizinkan membawa anak-anak mereka.

“Kim telah memerintahkan pembuatan kebijakan pengasuhan anak selama musim tanam,” kata politisi Korea Selatan itu.

Disebutkannya, Kim menyuruh bawahannya untuk membuat ruang kelas penitipan anak sementara ibu mereka pergi ke ladang untuk mencabut rumput liar atau membawa air.

Politisi Korea Selatan mengatakan peraturan tersebut, yang belum diungkapkan di media pemerintah Korea Utara, adalah pertanda bahwa situasi pangan di Korea Utara sedang buruk.

Institut Pengembangan Korea menyatakan Korea Utara bisa jadi akan kekurangan 1,35 juta ton makanan karena bencana alam tahun lalu. Kekhawatiran tumbuhnya topan musiman bisa mengganggu panen yang akan datang.

Baca juga: Diisukan Jadi Pengganti Kim Jong Un, Ahli Sebut Korut Bisa Lebih Buruk Jika Dipimpin Kim Yo Jong

Jeong mengatakan bahwa krisis pangan Korea Utara harus menjadi titik diskusi dalam negosiasi potensial. Politisi itu mengatakan kepada TBS jika Amerika Serikat atau Korea Selatan tidak bertindak, China bisa mengisi kekosongan.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) memperkirakan Korea Utara kekurangan sekitar 860 ribu ton makanan, cukup untuk persediaan lebih dari dua bulan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas