Menteri Malaysia Minta Maaf Karena Langgar Pembatasan Covid-19 dengan Makan di Restoran
Saat lockdown diperpanjang mulai Senin ini, Menteri Malaysia Mustapa Mohamed meminta maaf karena melanggar protokol kesehatan dengan makan di restoran
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, PETALING JAYA - Menteri Malaysia Mustapa Mohamed sedang diselidiki pihak kepolisian karena diduga melanggar protokol kesehatan Covid-19, setelah foto dirinya sedang makan di sebuah restoran di Kelantan menjadi viral.
Disebutkan, Mustapa yang merupakan Menteri di Departemen Perdana Menteri (Ekonomi) pergi ke sebuah kafe di daerah pemilihannya di Jeli. Ia bertemu dengan seorang pengusaha muda yang menjalankan bisnisnya sementara sedang berlangsung pembatasan lockdown.
Mustapa meminta maaf karena melanggar pembatasan makan di tempat dan mengatakan dia akan menyerahkannya kepada polisi untuk mengambil tindakan lebih lanjut.
Berdasarkan aturan lockdown penuh Malaysia saat itu dan diperpanjang mulai Senin (28/6) ini, orang tidak diizinkan untuk makan di tempat makan. Gerai makanan hanya diperbolehkan menjual makanan melalui layanan takeaway, delivery, dan drive-through.
Pernyataan kantor menteri yang dikeluarkan sehari kemudian menyebutkan, Mustapa mengunjungi kafe pada Sabtu (26/6) pukul 17.30 waktu setempat.
Baca juga: PM Malaysia Perpanjang Lockdown, Bantuan Keuangan Tambahan akan Diumumkan
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Tinggi, Malaysia Kembali Perpanjang Masa Lockdown
Pemilik kafe yang berusia 26 tahun itu menunjukkan kepada Mustapa bagaimana dia memanfaatkan media sosial untuk terus menjalankan kafenya, yang menyajikan masakan barat.
Kafe itu kemudian membagikan foto-foto kunjungan menteri dan berterima kasih kepada Mustapa karena telah mendengarkan keadaannya.
"Datuk Seri Mustapa mengaku berada di Alfath Cafe di Kampung Kalai Jeli, juga disuguhkan makanan," kata kantornya.
Menteri kemudian dihubungi oleh Kepala Polisi Jeli Ahmad Arifin pada hari Minggu (27/6) sore untuk memberitahu bahwa sudah dikeluarkan surat perintah penyelidikan atas insiden itu.
Diperpanjang
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin Minggu (27/6) kemarin mengatakan lockdown penuh diperpanjang mulai Senin (28/6) ini untuk waktu yang tidak ditentukan.
Baca juga: Jaksa Agung Malaysia: Kabinet yang Tentukan Pertemuan Parlemen, Bukan Raja
Baca juga: Malaysia Perpanjang Lockdown, PM Muhyiddin: Tak akan Dilonggarkan sampai Kasus Turun di Bawah 4.000
Muhyiddin Yassin mengatakan, lockdown berlaku hingga kasus baru Covid-19 setiap hari turun di bawah 4.000, dan targetnya pada vaksinasi dan penggunaan tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) terpenuhi.
Semula lockdown akan berakhir Senin ini, tapi akhirnya diperpanjang karena Malaysia masih rata-rata di atas 5.000 kasus sehari hampir empat minggu setelah lockdown. Hari Minggu kemarin, Malaysia mencatat 5.586 kasus baru dan 60 kematian.
Negeri jiran ini sempat menghabiskan sebagian besar Mei di bawah lockdown nasional yang lebih longgar setelah lonjakan drastis dalam kasus mulai April tahun ini.
Tan Sri Muhyiddin juga mengatakan pemerintah akan mengumumkan paket bantuan fiskal baru untuk menyertai perpanjangan lockdown, untuk melengkapi paket bantuan Pemerkasa sebesar 40 miliar ringgit Malaysia yang diumumkan pada 31 Mei.
“Ini (paket bantuan) akan lebih komprehensif daripada yang sudah kita miliki,” katanya kepada media setelah mengunjungi pusat vaksinasi besar di Selangor, negara bagian yang paling parah di Malaysia.
Langkah-langkah bantuan baru diharapkan akan diumumkan pada hari Senin atau Selasa, kata Muhyiddin.
Baca juga: UMNO Desak Pemerintah Malaysia Adakan Pertemuan Parlemen, Jika Tidak Dianggap Khianati Raja
Baca juga: Malaysia Targetkan Vaksinasi 60% Penduduk pada Akhir September
Selain angka kasus harian, dua indikator lainnya dari lockdown adalah tingkat vaksinasi dan tingkat pemanfaatan tempat tidur ICU untuk Covid-19 di rumah sakit Malaysia.
Negara ini perlu mencapai vaksinasi penuh untuk 10 persen dari populasinya untuk pindah ke fase dua, tetapi hanya 6,2 persen yang telah diinokulasi penuh pada Sabtu (26/6).
Menteri Koordinator Bidang Imunisasi Khairy Jamaluddin sebelumnya mengatakan target 10 persen kemungkinan baru akan tercapai pada pertengahan Juli.
Meskipun tidak ada jumlah target khusus yang ditetapkan untuk penggunaan tempat tidur ICU, angka terbaru menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan tetap di atas 90 persen secara nasional.
Berdasarkan peta rencana keluar dari pandemi, Malaysia memproyeksikan pembukaan kembali sebagian ekonomi pada akhir Agustus - setelah kasus harian turun di bawah 2.000 sehari.
Baca juga: PM Malaysia Umumkan 4 Fase Pemulihan Nasional, Dimulai dengan Lockdown
Sementara pembukaan kembali penuh termasuk pencabutan larangan perjalanan diperkirakan akan berlangsung pada November tahun ini. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)