POPULER Internasional: Peresmian Patung Putri Diana | Aturan Lockdown di Kuala Lumpur
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya Pangeran William dan Pangeran Harry bertemu kembali untuk meresmikan patung Putri Diana.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Inilah rangkuman berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
Pangeran William dan Pangeran Harry bertemu kembali untuk meresmikan patung mendiang ibu mereka, Putri Diana.
Sementara itu, setidaknya lima juta warga Inggris berpotensi dilarang masuk ke negara Eropa lainnya karena mereka vaksinasi menggunakan AstraZeneca versi India.
Di Eropa, kasus Covid-19 meningkat diduga karena adanya pertandingan sepak bola Euro 2020 yang menghadirkan banyak penonton tanpa protokol kesehatan yang ketat.
Malaysia juga alami lonjakan kasus Covid-19, pembatasan pergerakan yang lebih ketat akan diberlakukan di sejumlah daerah di negara bagian Selangor dan ibu kota Kuala Lumpur selama dua minggu mulai Sabtu (3/7/2021).
1. Patung Putri Diana: Dikelilingi 3 Anak, Pangeran William dan Harry Menyingkapnya untuk Pertama Kali
Pangeran William dan Pangeran Harry bertemu kembali untuk meresmikan patung mending ibu mereka, Putri Diana "Princess of Wales."
Dilansir Evening Standard, patung itu dipesan khusus oleh dua bersaudara itu pada tahun 2017.
Tepat pada ulang tahun Putri Diana yang ke-60, 1 Juli 2021, patung itu dibuka untuk pertama kalinya.
Disaksikan oleh saudara-saudara Putri Diana, Pangeran William dan Harry menarik kain penutup patung tersebut.
Dipajang di Istana Kensington, sosok sang putri dikelilingi oleh tiga anak dan menggambarkan Diana di tahun-tahun terakhir hidupnya.
Baca juga: 60 Tahun Putri Diana: 7 Hal yang Membuatnya Menginspirasi Orang-orang di Dunia
Baca juga: Ulang Tahun Terakhir Putri Diana: Senang Dapat Telepon dan Lagu Happy Birthday dari Pangeran Harry
Dalam pernyataan bersama, Duke of Cambridge dan Duke of Sussex mengatakan:
"Hari ini, pada hari ulang tahun ke-60 ibu kami, kami mengingat cinta, kekuatan, dan karakternya - kualitas yang menjadikannya kekuatan untuk kebaikan di seluruh dunia, mengubah kehidupan yang tak terhitung jumlahnya menjadi lebih baik."
"Setiap hari, kami berharap dia masih bersama kami, dan harapan kami adalah patung ini akan dilihat selamanya sebagai simbol kehidupan dan warisannya."
"Terima kasih kepada Ian Rank-Broadley, Pip Morrison dan tim mereka atas pekerjaan luar biasa mereka, kepada teman-teman dan donor yang membantu mewujudkan ini, dan kepada semua orang di seluruh dunia yang menjaga kenangan ibu kami tetap hidup."
Istana Kensington mengatakan patung itu bertujuan untuk mencerminkan "kehangatan, keanggunan, dan energi" Diana.
2. Disuntik AstraZeneca Versi India, 5 Juta Warga Inggris Terancam Ditolak Masuk Negara Eropa Lain
Setidaknya lima juta warga Inggris berpotensi dilarang masuk ke negara Eropa lainnya karena mereka vaksinasi menggunakan AstraZeneca versi India.
European Medicines Agency (EMA) tidak mengakui versi AstraZeneca yang diproduksi Covishield di Serum Institute of India (SII), meskipun sama efektifnya dengan buatan di tempat lain.
Mereka yang menerima vaksin ini terancam ditolak masuk perbatasan UE ketika nomor batch di dalam paspor vaksin digital diperiksa.
Sertifikat Covid Digital UE memungkinkan orang-orang yang sudah mendapat vaksinasi penuh melakukan perjalanan di Eropa tanpa harus karantina atau tes Covid-19.
Namun EMA sampai saat ini masih mengakui vaksin Pfizer-BioNTech, Moderna, Johnson & Johnson, dan vaksin Oxford-AstraZeneca yang dibuat di Eropa.
Baca juga: WHO Eropa Peringatkan Potensi Gelombang Baru Saat Kasus Covid-19 Melonjak Usai Turun 10 Minggu
Baca juga: Penelitian di Eropa: Otak Manusia Mampu Lakukan Perjalanan Waktu secara Mental
Nantinya nomor batch di dalam paspor akan menandai apakah orang itu mendapat vaksin AstraZeneca buatan Eropa atau India.
Mereka yang diberi vaksin buatan Covishield India akan memiliki nomor 4120Z001, 4120Z002 atau 4120Z003, menurut laporan Daily Mail dari Telegraph.
Kendati demikian, soal pengecualian warga Inggris yang mendapat vaksin buatan India ini masih menjadi prediksi.
Diketahui belum banyak negara UE yang masuk dalam daftar hijau Inggris.
EMA belum menyetujui suntikan dari Covishield karena produsen India belum mencari lisensi untuk vaksin di Eropa, kata laporan.
3. Gelombang Covid-19 Ancam Eropa Gara-gara Penonton Sepak Bola Tak Pakai Masker & Dempet-dempetan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir data terbaru soal penyebaran Covid-19 di Benua Eropa.
Dalam sepekan ini infeksi Covid-19 meningkat 10% dalam sepekan di Eropa.
Padahal dua bulan sebelum kasus Covid-19 menurun.
WHO mengkhawatirkan risiko gelombang baru Covid-19 di Eropa dalam waktu dekat.
Direktur Regional WHO, Hans Kluge, mengatakan risiko telah meningkat karena peluncuran vaksin yang lamban, varian baru, dan peningkatan interaksi sosial.
WHO juga menyebut perhelatan sepak bola Euro 2020 sebagai "penyebar luar biasa" Covid-19.
Sebelumnya ratusan suporter sepak bola yang kembali dari London dan St Petersburg dinyatakan positif Covid-19.
Staf senior darurat WHO, Catherine Smallwood, meminta kota-kota tuan rumah Piala Eropa agar berbuat lebih banyak dalam memantau pergerakan para suporter.
"Yang perlu kita perhatikan adalah suporter di sekitar stadion," katanya, menyoroti perjalanan mereka sebelum dan sesudah laga.
"Apa yang terjadi setelah pertandingan? Apakah mereka pergi ke bar dan pub yang ramai?"
4. Lockdown di Kuala Lumpur, Jam Malam dan Hanya Satu Orang Per Keluarga Boleh Keluar Cari Kebutuhan
Malaysia akan memberlakukan pembatasan pergerakan yang lebih ketat di sejumlah daerah di negara bagian Selangor dan ibu kota Kuala Lumpur selama dua minggu mulai Sabtu (3/7), saat penularan Covid-19 melonjak.
Menteri Senior Keamanan Ismail Sabri Yaakob mengatakan keputusan untuk menempatkan 34 kecamatan di Selangor dan 14 lokalitas di Kuala Lumpur di bawah perintah peningkatan kontrol gerakan (EMCO) dibuat setelah daerah melaporkan kasus Covid-19 melebihi 12,1 untuk setiap 100.000 penduduk.
“Selangor mencatat rata-rata 1.800 hingga 1.900 kasus setiap hari, sementara Kuala Lumpur memiliki antara 600 dan 1.000 kasus setiap hari,” kata Datuk Seri Ismail dalam sebuah pernyataan, Kamis (1/7).
Dia juga mencatat bahwa tingkat penularan, yang disebut sebagai angka R-naught, tetap di 1,0 dan tidak menunjukkan tren penurunan, meskipun ada lockdown nasional sejak 1 Juni.
“Ini situasi yang mengkhawatirkan bila kita memperhitungkan kepadatan penduduk dan penyebaran tiga varian baru yang jauh lebih berbahaya,” katanya, seperti dilansir dari The Straits Times.
Baca juga: Kuala Lumpur Lockdown Dua Minggu Mulai 3 Juli, Tidak Boleh Keluar Setelah Jam 8 Malam
Baca juga: Perpanjang Lockdown, PM Malaysia Luncurkan Paket Stimulus Tambahan Rp 524,7 Triliun
Ia merujuk pada varian Alpha yang pertama kali dilaporkan di Inggris, varian Beta yang terdeteksi di Afrika Selatan dan varian Delta yang pertama kali tercatat di India.
Pengumuman lockdown yang lebih ketat datang ketika situasi Covid-19 terus memburuk. Malaysia mencatat 6.988 infeksi baru pada Kamis kemarin dan 84 kematian.
Lockdown saat ini, yang diberlakukan pada 1 Juni dan diperpanjang tanpa batas pada Senin lalu, tidak akan dicabut sampai kasus baru harian turun di bawah 4.000. Kasus harian telah melampaui angka 6.000 sejak Selasa.
Berdasarkan aturan ini, penduduk di daerah yang terkena dampak EMCO tidak akan diizinkan meninggalkan rumah mereka setelah jam 8 malam, kecuali untuk keadaan darurat. Mereka juga akan diuji virusnya.
Disebutkan, hanya satu orang dari setiap rumah tangga yang diizinkan meninggalkan rumah untuk membeli kebutuhan, dan perjalanan dibatasi hingga radius 10 km.
(Tribunenws.com)