Masih Banyak Nakes yang Terpapar Covid-19, Thailand akan Gabungkan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Thailand akan mencampur vaksin Sinovac dengan AstraZeneca karena banyak tenaga kesehatan yang masih terpapar Covid-19 padahal sudah disuntik Sinovac.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Thailand akan mencampur vaksin Sinovac dengan AstraZeneca karena banyak tenaga kesehatan yang masih terpapar Covid-19.
Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan perlindungan kepada para pekerja garis depan penanganan corona di negara itu.
Dilansir BBC, Thailand mengubah kebijakan vaksinasi setelah ratusan tenaga medis terinfeksi virus corona baru padahal sudah mendapat dua dosis vaksin Sinovac.
Kini petugas medis yang telah disuntik dosis pertama Sinovac, akan dilanjutkan dengan dosis kedua vaksin AstraZeneca.
Lalu untuk mereka yang sudah dua kali disuntik Sinovac, akan mendapat vaksin ketiga untuk booster namun dari jenis yang berbeda.
Baca juga: Vietnam Ikuti Indonesia dan Thailand, Sepakbola ASEAN Berhenti Dihantam Pandemi
Baca juga: Soroti Adanya Vaksinasi Berbayar, Abdul Rachman Thaha: Indonesia Harusnya Tiru Malaysia dan Filipina
Adapun vaksin ketiga itu bisa dari AstraZeneca atau vaksin mRNA seperti Pfizer/BioNTech.
Dosis ketiga ini akan diberikan tiga sampai empat minggu setelah suntikan Sinovac kedua mereka, kata Komite Penyakit Menular Nasional Thailand pada Senin (12/7/2021).
Saat ini satu-satunya stok vaksin yang masih ada di negara ini adalah AstraZeneca.
Namun bantuan vaksin Pfizer dari Amerika Serikat juga akan segera tiba.
Thailand mulai menerima vaksin Sinovac dari China dan melakukan vaksinasi kepada tenaga kesehatan pada Februari.
Pada Minggu lalu, Kementerian Kesehatan Thailand melaporkan lebih dari 677.000 tenaga kesehatan sudah divaksinasi lengkap menggunakan Sinovac.
Namun sebanyak 618 diantaranya positif Covid-19 antara April hingga Juli ini.
Bahkan seorang perawat meninggal dunia dan satu staf medis sedang dalam kondisi kritis.
Menurut penelitian di Chili yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, Sinovac memiliki tingkat kemanjuran 65,9% terhadap Covid-19, efektif 87,5% mencegah rawat inap, dan 86,3% efektif mencegah kematian.
Kekhawatiran terkait kemanjuran Sinovac mendorong munculnya permintaan vaksin Covid-19 jenis lain.
Diketahui saat ini Thailand tengah menghadapi lonjakan kasus infeksi Covid-19.
Pada Minggu (11/7/2021), negara ini melaporkan rekor tertinggi yakni 9.418 kasus harian dan 91 korban meninggal baru.
Pekan lalu, sebuah klinik yang menjual vaksin Moderna di situs belanja online terjual habis dalam hitungan menit.
Rumah Sakit Phyathai menawarkan 1.800 slot vaksinasi untuk vaksin buatan AS, Moderna melalui e-commerce Shopee.
Satu suntikan dibanderol seharga 1.650 baht Thailand atau sekira Rp 732,8 ribu.
Menurut laporan BBC, Thailand mencatat lebih dari 330.000 kasus Covid-19 dan 2.711 lebih kematian, terhitung sejak awal pandemi.
Baca juga: Lebih dari 600 Pekerja Medis Thailand Terinfeksi Virus Corona, Meskipun telah Divaksinasi Sinovac
Baca juga: Efek Samping Sangat Langka, Radang Jantung Terjadi pada Penerima Vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna
Sementara itu Worldometers pada Senin (12/7/2021) melaporkan penambahan kasus baru sebanyak 8.656 di Thailand.
Sehingga kini totalnya 345.027.
Lalu ada 80 kematian baru, dengan total 2.791.
Sebanyak 251.658 pasien telah dinyatakan sembuh.
Thailand ada di urutan ke-60 dunia berdasarkan jumlah total kasus infeksi Covid-19.
Berita terkait Virus Corona
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)