Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

POPULER Internasional: Jepang Atur Kepulangan Warganya dari Indonesia | Pertemuan Ayah-Anak di China

Berita populer Internasional, di antaranya pemerintah Jepang atur penerbangan warganya yang ada di Indonesia jika ingin pulang ke Jepang.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
zoom-in POPULER Internasional: Jepang Atur Kepulangan Warganya dari Indonesia | Pertemuan Ayah-Anak di China
Kolase Tribunnews
Berita populer Internasional, di antaranya pemerintah Jepang atur penerbangan warganya yang ada di Indonesia jika ingin pulang ke Jepang. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan kepada negara-negara kaya untuk tidak memesan vaksin Covid-19 penguat atau booster sementara negara-negara lain belum menerima vaksin.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Senin (12/7/2021) mengatakan, kematian karena pandemi Covid-19 kembali meningkat.

varian Delta menjadi dominan, dan banyak negara belum menerima dosis vaksin yang cukup untuk melindungi petugas kesehatan mereka.

"Varian Delta menyebar di seluruh dunia dengan kecepatan tinggi, mendorong lonjakan baru dalam kasus Covid-19 dan kematian," kata Tedros dikutip dari CNA.

Tedros mencatat bahwa varian sangat menular, yang pertama kali terdeteksi di India itu, kini telah ditemukan di lebih dari 104 negara.

Baca juga: Kebijakan Jual Vaksin ke Masyarakat Bisa Jadi Bumerang Upaya Ciptakan Herd Immunity

Baca juga: POPULER Internasional: Singapura Longgarkan Aturan Covid-19 | Thailand Berencana Gabungkan 2 Vaksin

"Kesenjangan global dalam pasokan vaksin Covid-19 sangat tidak merata," kata Tedros.

"Beberapa negara dan wilayah sebenarnya memesan jutaan dosis booster, sebelum negara lain memiliki pasokan untuk memvaksinasi pekerja kesehatan mereka dan usia yang paling rentan," lanjut Tedros.

Berita Rekomendasi

Tedros menunjuk pembuat vaksin Pfizer dan Moderna sebagai perusahaan yang bertujuan untuk memberikan suntikan booster di negara-negara di mana sudah ada tingkat vaksinasi yang tinggi.

Tedros mengatakan mereka seharusnya mengarahkan dosis mereka ke COVAX, program berbagi vaksin yang diutamakan untuk negara-negara berpenghasilan menengah dan miskin.

Lebih lanjut, kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan, mengatakan badan kesehatan global sejauh ini belum melihat bukti yang menunjukkan bahwa suntikan booster diperlukan bagi mereka yang telah menerima vaksin lengkap.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. Memutuskan Hanya Punya 2 Anak, Pangeran Harry dan Meghan Markle Dapat Penghargaan Spesial

Archie menjadi salah satu pemicu Harry dan Meghan Markle mundur dari Kerajaan Inggris.
Archie, Harry dan Meghan Markle (Instagram @sussexroyal / Chris Allerton)

Pangeran Harry dan Meghan Markle diberi penghargaan spesial karena memutuskan hanya akan memiliki dua anak saja, Mirror melaporkan.

Duke dan Duchess of Sussex mendapat penghormatan dari lembaga amal Population Matters atas "keputusan yang mencerahkan" mereka untuk tidak memiliki anak lagi setelah kelahiran Lilibet.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas