Kepolisian Bongkar Rencana Pembunuhan Presiden Madagaskar, Enam Orang Ditahan
Kepolisian Madagaskar membongkat rencana pembunuhan terhadap Presiden Andry Rajoulina, dan menangkap enam orang termasuk warga Prancis
Editor: hasanah samhudi
Madagaskar adalah pulau terbesar keempat di dunia, dengan luasan 587 ribu kilometer persegi, lebih besar dari Spanyol atau Thailand dalam ukuran.
Negara ini terkenal di dunia karena satwa liar dan vanila yang unik. Tetapi negara ini memiliki sejarah panjang kudeta dan kerusuhan sejak memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1960.
Pengumuman rencana pembunuhan itu muncul setelah beberapa bulan pergolakan dan ancaman terhadap jurnalis yang melaporkan pandemi virus corona di negara itu dan kelaparan yang berkembang di selatan negara itu.
Pada perayaan Hari Kemerdekaan Madagaskar pada tanggal 26 Juni lalu, gendarmerie mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap bos mereka, Jenderal Richard Ravalomanana, yang juga merupakan tangan kanan Rajoelina.
Pada bulan April, sembilan program TV dan radio diblokir dengan alasan bahwa mereka "bertanggung jawab mengganggu ketertiban dan keamanan publik dan merusak persatuan nasional."
Baca juga: Fakta-fakta Pembunuhan Presiden Haiti, Diserang Sekelompok Tentara Bayaran Tengah Malam di Rumahnya
Rivo Rakotovao, mantan presiden sementara, mengatakan dia mengutuk segala jenis upaya pembunuhan.
Tetapi ia khawatir pengumuman itu bisa menjadi awal tindakan keras Rajoelina, yang sudah mendapat kecaman karena cengkeramannya pada kekuasaan.
"Situasi tidak boleh dieksploitasi untuk merusak demokrasi di Madagaskar," katanya kepada AFP.
Sebelum masuk panggung politik pada 2007, Rajoelina berkiprah di manajemen acara dan media .
Mempromosikan citra muda dan energik, ia mendapat julukan "Disc Jockey," sebuah referensi ke pesta-pesta yang biasa ia selenggarakan di ibu kota Antananarivo.
Baca juga: Profil Jovenel Moïse, Presiden Haiti yang Tewas Terbunuh di Kediaman Pribadinya
Setelah menjadi walikota, ia menggunakan saluran siaran Viva miliknya sendiri untuk membantu menghasilkan pengikut nasional, menempatkan dirinya sebagai lawan utama Ravalomanana.
Pada 2009, ia berkuasa sebagai pemimpin otoritas transisi dan mendorong melalui perubahan konstitusi yang, antara lain, menurunkan usia minimum untuk calon presiden dari 40 menjadi 35, sehingga membuatnya memenuhi syarat untuk mencalonkan diri.
Di bawah tekanan internasional, Rajoelina tidak ikut pemilu 2013 dan malah mendukung mantan menteri keuangannya yang menang, Hery Rajaonarimampianina.
Namun, keduanya dengan cepat berlawanan, dan ia menjadi pemenang dalam pemilihan 2018 setelah pengadilan mengukuhkan kemenangannya.
Madagaskar sangat bergantung pada bantuan asing, dan sembilan dari 10 orang hidup dengan kurang dari 2 dolar per hari.
Negara ini hampir dikunci sejak pandemi Covid-19 melanda tahun lalu dan wilayah selatannya berada dalam cengkeraman kelaparan. (Tribunnews.com/NewStraitsTimes/Hasanah Samhudi)