Target Jadi Benua Netral Iklim 2050, Uni Eropa Perkenalkan Kebijakan Fit for 55
Tonggak besar pertama EU dalam program ambisius ini adalah mengurangi emisi sebesar 55% pada tahun 2030.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Uni Eropa memperkenalkan fit for 55 Climate Package yang ada di bawah naungan European Green Deal yang menargetkan Eropa di tahun 2050 sebagai benua netral iklim pertama di dunia.
Tonggak besar pertama EU dalam program ambisius ini adalah mengurangi emisi sebesar 55% pada tahun 2030.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Piket pada konferensi pers hari Rabu (21/7/2021) sempat menyinggung produk kayu.
Piket mengatakan Uni Eropa akan memastikan produk perkayuan yang akan masuk ke Uni Eropa tidak akan mengakibatkan deforestasi di negara asal.
“Sehubungan dengan perdagangan bebas, bagaimana menghasilkan suatu penebangan kayu yang sifatnya lestari dan tidak merusak hutan,” kata Piket.
Baca juga: G-20 Setujui Pernyataan seputar Lingkungan dan Kesulitan terhadap Perubahan Iklim
Namun ia memastikan Fit for 55 tidak memberi dampak kepada ekspor kayu.
Perdagangan kayu dengan Indonesia juga disebut sudah memiliki sistem yang baik, dan nilai ekspor ke Uni Eropa pada industri ini mencapai 1 miliar euro per tahun.
Transformasi yang ingin dicapai Uni Eropa akan meliputi pengurangan emisi, penciptaan lapangan kerja dan pembangunan, mengatasi kekurangan energi, mengurangi ketergantungan energi eksternal dan menjamin peningkatan pasokan energi, serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
Piket mengatakan komitmen mengurangi emisi merupakan kewajiban hukum yang telah ditetapkan dalam Hukum Iklim Eropa yang pertama.
Paket proposal ini bertujuan untuk mengarahkan agar Uni Eropa dapat mencapai target iklimnya pada 2030 dengan cara yang adil, hemat biaya dan kompetitif.
Baca juga: Adaptasi Perubahan Iklim, Pemerintah Targetkan 20.000 Kampung Iklim pada 2024
Konvensi Perubahan Iklim PBB yang akan berlangsung pada bulan November di Glasgow merupakan KTT penting 10 tahun sebelum target, dimana Uni Eropa menargetkan untuk memperbaiki pemanasan iklim dan menurunkannya di bawah 2 derajat.
“Implikasinya bukan secara langsung, namun ada peluang untuk bekerja sama dan berbagi pengetahuan,” kata Dubes Piket.
“Kami menantikan untuk bisa bekerja sama secara dekat untuk mewujudkan tujuan yang cukup ambisius yang ingin kita capai antara Indonesia-Uni Eropa. Proposal ini akan dibagikan pada dengan mitra internasional lainnya pada konvensi perubahan iklim PBB,” kata Piket.