Didesak Sektor Industri, Inggris Longgarkan Aturan Pembatasan Perjalanan
Mulai Senin kemarin, para pelancong yang telah divaksinasi secara penuh dari negara yang masuk dalam 'daftar kuning' Inggris
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Inggris akhirnya membuka perbatasannya untuk para pelancong yang telah divaksinasi secara penuh dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) pada hari Senin waktu setempat.
Ini dilakukan saat para pemimpin industri perjalanan mendesak pemerintah negara itu untuk lebih melonggarkan aturan pembatasan dan memungkinkan orang untuk menikmati manfaat dari kesuksesan program vaksinasi virus corona (Covid-19) Inggris.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (3/8/2021), aturan baru ini mulai berlaku di tengah munculnya laporan bahwa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dapat menambahkan kategori baru ke sistem pembatasan perjalanan lalu lintas Inggris.
Ini dinilai sebagai sebuah langkah yang menurut pejabat industri negara itu akan membuat banyak orang memutuskan untuk tetap 'diam di rumah'.
Mulai Senin kemarin, para pelancong yang telah divaksinasi secara penuh dari negara yang masuk dalam 'daftar kuning' Inggris, diizinkan memasuki negara itu tanpa mengisolasi diri selama 10 hari.
Baca juga: Sejumlah Ilmuwan Prediksi Setiap Tahun Akan Ada Puluhan Ribu Kematian Akibat Covid-19 di Inggris
Pemerintah Inggris kini juga sedang mempertimbangkan untuk membuat 'daftar pantauan kuning' untuk memperingatkan warga tentang negara tujuan yang mungkin diturunkan peringkatnya karena meningkatnya kasus infeksi atau munculnya varian baru di sana.
Seperti yang disampaikan Ketua Komite Transportasi House of Commons, Huw Merriman.
"Daftar pantauan kuning akan dipandang sebagai bendera merah besar, yang kemungkinan akan menyebabkan pemesanan tiket destinasi ke negara-negara dalam daftar pantauan itu menurun. Dalam pandangan saya, kita tidak perlu lagi ketidakpastian, kerumitan, atau kecemasan bagi penumpang atau sektor yang terkepung ini, karena kita hanya butuh kejelasan," kata Merriman.
Sementara itu, maskapai penerbangan dan perusahaan yang berfokus di bidang layanan perjalanan di Inggris mengharapkan adanya ledakan perjalanan pada akhir musim panas ini.
Karena pandemi telah menghentikan sebagian besar perjalanan internasional, memangkas keuntungan serta mengancam ribuan pekerjaan di Inggris.
Jumlah penumpang yang bepergian melalui Bandara Heathrow London yang merupakan bandara tersibuk di negara itu pun mengalami penurunan mencapai 75 persen pada paruh pertama tahun ini.
David dan Susan Handfield termasuk diantara penerima manfaat pertama dari aturan perjalanan baru yang diberlakukan sejak hari Senin kemarin.
Mereka akhirnya melihat cucu perempuan mereka Charlotte untuk kali pertama setelah bayi itu dan orang tuanya turun dari penerbangan Jerman.
Charlotte lahir pada Februari lalu, namun kekhawatiran terhadap virus dan aturan pembatasan perjalanan mencegah orang tuanya membawa bayi ini terbang ke London, hingga akhirnya mereka tiba di kota itu setelah adanya pelonggaran pembatasan perjalanan.
Neneknya pun menyambut Charlotte dengan ciuman lembut di dahinya saat tiba di Bandara Heathrow.
Baca juga: Curhat Krisdayanti Sempat Kelebihan Berat Badan di Awal Masa Pandemi Covid-19
"Kami sudah menunggu momen ini cukup lama, kami baru mendengar seminggu yang lalu bahwa mereka memesan penerbangan," kata Susan Handfield yang berusia 70 tahun.
Keluarga Handfield memang telah diuntungkan adanya perubahan aturan, namun aturan pembatasan lainnya masih mencegah banyak orang untuk terbang.
Perlu diketahui, para pelancong diwajibkan untuk mengikuti tes Polymerase Chain Reaction (PCR) yang mahal untuk bisa membuktikan bahwa mereka bebas virus.
Sementara negara lain termasuk AS, masih melarang pelancong asing untuk melintasi perbatasan mereka.
Kepala Eksekutif Heathrow, John Holland-Kaye mengatakan bahwa pemerintah Inggris harus mengizinkan sebagian besar pelancong untuk menggunakan tes aliran lateral yang lebih murah dan bekerja sama dengan negara-negara seperti AS untuk mengurangi pembatasan perjalanan yang tersisa.
"Ini tentu dijamin oleh program vaksinasi Inggris yang sukses," katanya.
Saat ini, hampir 89 persen orang dewasa di Inggris telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19, sedangkan 73 persen telah divaksinasi secara penuh.
"Ini adalah awal yang baik, kami menunjukkan bahwa vaksin adalah paspor kami menuju kebebasan. Mari kita percaya diri dengan vaksin, pengujian menunjukkan bahwa vaksin bekerja melawan varian Delta dan Beta. Jadi mari kita mulai menunjukkan bahwa vaksinasi akan membawa kita kembali ke kehidupan kita seperti dulu," kata Holland-Kaye.