Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kehidupan Memilukan Etnis Rohingya yang Termarjinalkan di Negara Sendiri Saat Pandemi Covid-19

Kehidupan yang dijalani etnis Rohingya di Myanmar merupakan satu contoh nyata kejahatan kemanusiaan yang terjadi pada abad ini.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kehidupan Memilukan Etnis Rohingya yang Termarjinalkan di Negara Sendiri Saat Pandemi Covid-19
Serambinews.com
Ilustrasi: Wanita etnis Rohingnya tertidur lelap usai terdampar di pantai Ujong Blang, Lhokseumawe pada 2020 silam. 

"Rohingya telah lama menghadapi pembatasan ekstrem atas hak-hak mereka dan dalam kehidupan sehari-hari mereka, termasuk hak untuk kesehatan mereka sendiri. Rohingya yang kami ajak bicara di Rakhine Utara bahkan telah menyatakan ketakutan dan ketidakpercayaannya terhadap sistem medis negara bagian (Rakhine) dan apa yang mungkin terjadi pada mereka jika mereka mencoba pergi ke rumah sakit dengan gejala Covid-19," kata Win.

Perlu diketahui, saat ini diperkirakan ada 140.000 etnis Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine.

Sebagian besar dari mereka dikurung di kamp-kamp, ​​dengan mereka yang berada di atau sekitar Sittwe menampung lebih dari 100.000 orang.

Sementara itu, setengah juta lebih penduduk etnis Rohingya tetap tinggal di desa-desa di wilayah lainnya di Rakhine.

Penduduk Rohingya di Maungdaw dan Buthidaung, utara Sittwe mengatakan bahwa beberapa penduduk di desa yang dihuni etnis Rohingya telah divaksinasi, namun persediaan vaksin itu kini sudah habis.

Baca juga: Simak Cara Cek Status dan Dowload Sertifikat Vaksin Covid-19 Melalui Laman Resmi PeduliLindungi

Sebelumnya, setidaknya ada 700.000 penduduk etnis Rohingya yang melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh pada 2017 lalu, selama operasi brutal yang dilakukan oleh tentara di bawah komando Jenderal Senior Min Aung Hlaing yang kini menjabat sebagai Perdana Menteri dan Kepala Junta Myanmar.

Penyelidik dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan bahwa operasi itu dilakukan secara sengaja dengan tujuan 'genosida'.

Berita Rekomendasi

Namun, para tentara Myanmar membantahnya dan mengklaim tujuan mereka adalah untuk memerangi teroris.

Sedangkan di Bangladesh, para pengungsi Rohingya saat ini mulai memperoleh vaksinasi.

Program vaksinasi ini dimulai pada awal pekan ini di kamp-kamp yang ada di Bangladesh yang menampung lebih dari satu juta pengungsi Rohingya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas