Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kondisi Bandara Kabul Kacau, Video Ratusan Orang Berlari di Samping Pesawat yang Mau Terbang Viral

Kondisi Bandara Kabul kacau, video ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat angkut Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan pacu viral.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kondisi Bandara Kabul Kacau, Video Ratusan Orang Berlari di Samping Pesawat yang Mau Terbang Viral
Twitter.com/@AuroraIntel
Video ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat angkut Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan pacu viral. 

TRIBUNNEWS.COM - Kondisi Bandara Internasional Kabul, Afghanistan terlihat kacau balau pada Senin (16/8/2021) hari ini.

Hal itu terjadi setelah Taliban berhasil menguasai Kabul dan menduduki Istana Presiden pada Minggu (15/7/2021) kemarin.

Dalam video yang beredar, ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat angkut milik Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan pacu.

Bahkan, beberapa orang terlihat nekat menaiki sisi pesawat sesaat sebelum lepas landas.

Baca juga: Kemenangan Taliban di Afghanistan Jadi Berita yang Mendominasi Media Global

Akibatnya, lima orang dilaporkan tewas di Bandara Kabul setelah kepanikan warga yang berebut ingin memasuki pesawat untuk meninggalkan Kabul.

Seorang warga bernama Shafi Arifi, yang memiliki tiket untuk melakukan perjalanan ke Uzbekistan pada Minggu (15/8/2021), tidak dapat naik ke pesawatnya.

Video ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat angkut Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan pacu viral.
Video ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat angkut Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan pacu viral. (Twitter.com/@AuroraIntel)

Hal itu karena pesawat penuh dengan orang-orang yang berlari melintasi landasan dan nekat naik, tanpa polisi atau staf bandara yang terlihat.

BERITA REKOMENDASI

"Tidak ada ruang bagi kami untuk berdiri," kata warga berusia 24 tahun itu, dikutip dari APnews.

"Anak-anak menangis, wanita berteriak, pria muda dan tua sangat marah dan kesal, tidak ada yang bisa mendengar satu sama lain. Tidak ada oksigen untuk bernafas," tambahnya.

Kemudian, setelah melihat wanita lain pingsan dan dibawa turun dari pesawat, Arifi pun menyerah dan pulang.

Selain di bandara, seorang warga Afghanistan lainnya juga mencoba untuk pergi melalui penyeberangan perbatasan darat, yang semuanya sekarang dikendalikan oleh Taliban.

Warga bernama Rakhmatula Kuyash (30) adalah salah satu dari sedikit orang dengan visa yang memungkinkan dia untuk menyeberang ke Uzbekistan pada Minggu.

Dia mengatakan, anak-anak dan kerabatnya harus tetap tinggal.


"Saya tersesat dan tidak tahu harus berbuat apa. Saya meninggalkan semuanya," katanya.

Adapun, kecepatan serangan Taliban menguasai Afghanistan tampaknya telah mengejutkan para pejabat Amerika.

Mereka berhasil hanya beberapa hari sebelum pemberontak memasuki Kabul dengan sedikit perlawanan.

Jika ada perlawanan, militer AS memperkirakan butuh waktu berbulan-bulan bagi ibu kota untuk jatuh.

Baca juga: Suasana Kabul setelah Dikuasai Taliban: Ada Penjagaan Ketat hingga Warga Bersembunyi di Dalam Rumah

Baca juga: Kondisi Terkini setelah Taliban Menguasai Kabul: Terjadi Kepanikan, Presiden Melarikan Diri

Suasana Kabul saat Dikuasai Taliban

Di ibu kota, suasana tenang sekaligus menegangkan terjadi karena sebagian besar orang bersembunyi di rumah mereka.

Ada laporan yang tersebar tentang penjarahan dan orang-orang bersenjata yang mengetuk pintu dan gerbang.

Taliban membebaskan ribuan tahanan saat mereka menguasai seluruh negeri.

Taliban juga mengerahkan para pejuang di persimpangan-persimpangan utama dan berusaha membuat ketenangan.

Bahkan, beredar video yang menunjukkan jalan-jalan kota yang tenang.

"Ada beberapa pejuang Taliban di setiap jalan dan persimpangan di kota itu," kata Shah Mohammad, seorang tukang kebun berusia 55 tahun.

Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC )
Ribuan rakyat Afghanistan mengungsi dan tidur di pinggir jalan di ibu kota Kabul. Mereka melarikan diri setelah kampung halaman mereka yang diserang Taliban. (Sumber: BBC ) (Via Kompas.TV)

Ia mengatakan hal tersebut setelah datang untuk bekerja di kawasan diplomatik.

Dia mengatakan, lalu lintas lebih sepi dari biasanya dan lebih sedikit orang di jalanan.

Di sisi lain, Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen menyebut, para pejuang telah diperintahkan untuk tidak memasuki rumah mana pun tanpa izin dan untuk melindungi kehidupan, harta benda, dan kehormatan.

Taliban juga mengatakan, mereka akan menjauh dari kawasan diplomatik kelas atas yang menampung kompleks Kedutaan Besar AS agar tidak menimbulkan kebingungan atau masalah.

Lingkungan ini juga mencakup vila-vila mewah mantan panglima perang sekutu AS yang telah melarikan diri dari negara itu atau bersembunyi.

Asal Usul Taliban Memerintah Afghanistan

Diketahui, Taliban memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001 dengan bentuk hukum Islam yang keras.

Sebagian besar wanita dikurung di rumah mereka dan tersangka penjahat menghadapi eksekusi di depan umum.

Taliban telah berusaha untuk membuat moderasi yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, banyak orang Afghanistan tetap skeptis dan takut akan kemunduran hak-hak individu.

Taliban juga menyembunyikan Osama bin Laden dan al-Qaida pada tahun-tahun sebelum mereka melakukan serangan 11 September 2001.

Hal itu memicu invasi pimpinan AS yang dengan cepat menyebarkan al-Qaida dan mengusir Taliban dari kekuasaan.

Tetapi, AS kehilangan fokus selama perang Irak dan Taliban akhirnya berkumpul kembali.

Seorang pejuang Taliban memegang granat berpeluncur roket (RPG) di Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan Jumat (13/8/2021), setelah pasukan pemerintah ditarik keluar sehari sebelumnya setelah berminggu-minggu dikepung.
Seorang pejuang Taliban memegang granat berpeluncur roket (RPG) di Herat, kota terbesar ketiga di Afghanistan Jumat (13/8/2021), setelah pasukan pemerintah ditarik keluar sehari sebelumnya setelah berminggu-minggu dikepung. (AFP)

Para militan merebut sebagian besar pedesaan Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir kemudian menguasai kota-kota ketika pasukan AS bersiap untuk mundur menjelang batas waktu 31 Agustus.

Ketika Taliban terakhir merebut Kabul pada 1996, Kabul telah rusak berat dalam perang saudara yang pecah di antara panglima perang yang bersaing setelah penarikan Soviet tujuh tahun sebelumnya.

Kota itu kemudian menjadi rumah bagi sekitar satu juta orang, sebagian besar bepergian di jalan berdebu dengan sepeda atau taksi tua.

Baca juga: Taliban Nyatakan Perang di Afghanistan Telah Berakhir, Dubes AS Dilarikan ke Bandara

Saat ini, Kabul adalah kota yang dibangun dengan populasi 5 juta orang di mana kendaraan mewah dan SUV berjuang untuk melewati kemacetan lalu lintas yang endemik.

Banyak pejuang Taliban yang lebih muda berasal dari daerah pedesaan tanpa listrik atau air yang mengalir.

Sekaligus mendapatkan pandangan pertama mereka tentang kota modern yang sebelumnya hanya mereka dengar cerita.

(Tribunnews.com/Maliana)

Berita lain terkait Konflik di Afghanistan

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas