Persaingan Calon PM Malaysia Sengit, Anwar Ibrahim Diprediksi Terdepak
Pesaing terberat Ismail adalah pemimpin oposisi Malaysia dari Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Persaingan untuk menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia berikutnya kian sengit menjelang tenggat yang ditetapkan raja bagi anggota parlemen untuk mengajukan nama kandidat pilihan mereka.
Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah telah mengesampingkan pemilihan umum baru karena banyak bagian negara itu adalah zona merah COVID-19 dan fasilitas kesehatan tidak memadai.
Muhyiddin Yassin, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada hari Senin (16/8/2021), telah ditunjuk sebagai pemimpin sementara sampai ditetapkan penggantinya.
Muhyiddin mundur setelah kurang dari 18 bulan menjabat di tengah pertikaian dalam aliansinya dan meningkatnya kemarahan publik atas apa yang secara luas dianggap sebagai penanganan pandemi yang buruk oleh pemerintahannya.
Baca juga: Profil Ismail Sabri Calon Kuat PM Malaysia, Anaknya Seorang Penyanyi Terkenal di Indonesia
Malaysia memiliki salah satu tingkat infeksi dan kematian per kapita tertinggi di dunia, meskipun keadaan darurat tujuh bulan dan PSBB diberlakukan sejak Juni.
Peran raja sebagian besar bersifat seremonial di Malaysia, tetapi dia menunjuk orang yang dia yakini memiliki dukungan mayoritas di Parlemen sebagai perdana menteri.
Sultan Abdullah bertemu dengan para pemimpin partai politik pada hari Selasa, dan memutuskan bahwa semua anggota parlemen harus secara individu menyerahkan nama-nama kandidat pilihan mereka untuk jabatan puncak itu ke istana selambatnya pukul 4 sore Rabu (18/8).
Persaingan tampaknya telah mengerucut menjadi dua kandidat utama: mantan Wakil Perdana Menteri Ismail Sabri dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.
Peluang Ismail Sabri
Identitas siapa yang akan menjadi perdana menteri baru Malaysia pengganti Muhyiddin Yassin mulai terkuak.
Pesaing terberat Ismail adalah pemimpin oposisi Malaysia dari Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim.
Ismail Sabri Yaakob, menurut laporan sejumlah media Malaysia, favorit kuat menjadi orang nomor satu "Negeri Jiran”
Sejumlah sumber menyebutkan, mantan wakil perdana menteri Malaysia itu telah mengamankan dukungan mayoritas parlemen yang diperlukannya.
Ismail diberitakan telah mengantongi 115 dukungan parlementarian yang berasal dari komponen partai pendukung koalisi Perikatan Nasional dan Barisan Nasional.
Angka ini sama dengan jumlah dukungan terhadap Muhyiddin Yassin sebelum pemerintahannya kolaps awal pekan ini.
Diperlukan minimal 111 kursi untuk mencapai mayoritas di Dewan Rakyat dari total 220 politisi yang menghuninya.
Seluruh anggota Dewan Rakyat harus mengirimkan calon PM dukungannya melalui email, faks, atau WhatsApp kepada Raja Malaysia Sultan Abdullah paling lambat Rabu (19/8/2021) pukul 16.00 waktu setempat.
UMNO bersatu dukung Ismail
Awalnya, Ismail tidak kunjung mendapatkan restu, ironisnya dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai tempat dia menjabat sebagai salah satu petinggi senior, yakni wakil presiden.
Sudah menjadi rahasia terbuka kalau UMNO saat ini sedang mengalami perpecahan internal antara blok yang mendukung Muhyiddin dan yang menentangnya.
Walau sama-sama rekan separtai, Ismail kesulitan mengamankan dukungan dari faksi yang dipimpin presiden partai Zahid Hamidi dan mantan perdana menteri Najib Razak.
Peluang kecil Anwar Ibrahim
Pesaing terberat Ismail adalah pemimpin oposisi Malaysia dari Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim.
Anwar diberitakan sudah berhasil mengamankan dukungan untuk menjadi PM dari blok oposisi di luar Pakatan Harapan yang dipimpinnya.
Pakatan yang mengantongi 88 kursi terdiri dari Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar, Partai Aksi Demokrat (DAP), dan Partai Amanah.
Salah satu dukungan krusial yang diperoleh Anwar berasal dari musuh politik bebuyutannya, eks PM Malaysia Mahathir Mohamad.
Putra Mahathir yang juga Presiden Partai Pejuang Mukhriz Mahathir menyampaikan partainya akan memprioritaskan dukungan terhadap Anwar dan mantan Menteri Besar Sabah Shafie Apdal.
“Sepanjang Anwar berhasil mengamankan angka yang diperlukan, kita akan mendukung dia.” tutur Mukhriz.
Dukungan mengejutkan Mahathir diikuti oleh partai regional Warisan pimpinan Shafie dan sejumlah partai kecil dan politisi independen yang loyal terhadap Mahathir.
Presiden PKR itu dilaporkan menjanjikan kursi orang nomor dua terhadap Shafie jika dia berhasil menjadi penghuni Seri Perdana.
Anwar masih berpeluang untuk mewujudkan mimpi 23 tahunnya menjadi PM walau sangat terjal.
Harapannya blok Zahid tidak solid dan mengubah keputusan mereka di menit-menit terakhir untuk memilih Ismail. Anwar dan Zahid adalah teman lama dan sampai saat ini masih berhubungan baik.
Namun Zahid telah menyatakan pada kongres tahunan UMNO awal tahun ini bahwa partai pimpinannya tidak akan pernah berkoalisi politik dengan Anwar dan DAP, partai yang kerap dilabeli sebagai partai Tionghoa Malaysia.
UMNO dan DAP adalah rival politik bebuyutan sejak kemerdekaan Malaysia. DAP kerap mengkritik UMNO sebagai partai korup dan rasis.
DAP sendiri telah menyatakan keberatan untuk bekerjasama dengan Zahid dan Najib yang saat ini menghadapi persidangan puluhan kasus korupsi.
Anwar juga mendekati kingmaker Gabungan Partai Sarawak (GPS) yang memegang 18 kursi krusial. Jika GPS memutuskan berpaling dari Ismail, politisi berusia 74 tahun itu akan mendapatkan angka mayoritas tanpa harus mengandalkan dukungan UMNO.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com/VOA Indonesia