Bayi Afghanistan yang Lahir saat Evakuasi Diberi Nama Sesuai Kode Panggilan Pesawat yang Dinaikinya
Bayi Afghanistan yang lahir saat penerbangan evakuasi menuju Jerman diberi nama sesuai kode panggilan pesawat yang ditumpanginya
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Bayi Afghanistan yang lahir saat penerbangan evakuasi dari Qatar menuju Jerman Sabtu (21/8/2021) lalu diberi nama sesuai kode panggilan pesawat yang ditumpanginya.
Kabar tersebut diungkapkan oleh Jenderal Angkatan Udara bintang empat AS yang mengawasi Komando Eropa pada Rabu (25/8/2021), dilansir CNN.
"Kami telah melakukan percakapan lebih lanjut dengan ibu dan ayah dari bayi yang lahir di pesawat C-17 menuju Ramstein," kata Jenderal Angkatan Udara Tod Wolters kepada wartawan.
"Mereka menamai gadis kecil itu Reach. Dan mereka melakukannya karena kode panggilan pesawat C-17 yang menerbangkan mereka dari Qatar ke Ramstein adalah 'Reach'."
Diberitakan sebelumnya, seorang wanita Afghanistan melahirkan di tengah penerbangan evakuasi menuju Jerman, Sabtu (21/8/2021).
Baca juga: Sosok Zarifa Ghafari, Wali Kota Wanita Pertama di Afghanistan yang Sempat Pasrah Dibunuh Taliban
Baca juga: Pemerintah Rusia Evakuasi Lebih dari 500 Warganya dari Afghanistan
Dilansir Independent, pesawat C-17 angkatan udara AS terbang dari Timur Tengah ke pangkalan udara Ramstein dekat perbatasan dengan Prancis ketika wanita yang tidak disebutkan namanya itu melahirkan.
Komando Mobilitas Udara AS (AMC), yang menyediakan pengangkutan udara dan evakuasi aeromedis menulis di Twitter, wanita itu melahirkan di dalam ruang kargo pesawat sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Baik ibu maupun bayi perempuan dalam kondisi baik, kata mereka.
"Selama penerbangan dari Timur Tengah, sang ibu melahirkan dan mulai mengalami komplikasi," kata AMC dalam sebuah pernyataan di Twitter.
Baca juga: Siapa Sangka Pemerintah Afghanistan Bisa Jatuh Dalam 11 Hari
Baca juga: Detik-detik Proses Evakuasi Rahasia WNI dari Afghanistan: Izin Mendarat Sempat Ditunda
"Komandan pesawat memutuskan untuk menurunkan ketinggian untuk meningkatkan tekanan udara di pesawat, yang membantu menstabilkan dan menyelamatkan nyawa ibu."
"Setelah mendarat, kru dari MDG ke-86 naik dan membantu persalinan di ruang kargo pesawat."
"Bayi perempuan dan ibu kemudian diangkut ke fasilitas medis terdekat dan keduanya dalam kondisi baik."
Pangkalan udara Ramstein digunakan sebagai pos transit bagi orang-orang yang dievakuasi dari Afghanistan.
Evakuasi terus berlanjut.
Namun, beberapa penerbangan keluar dari Kabul rupanya tidak banyak mengangkut penumpang.
Hal itu disebabkan oleh kekacauan bandara, pos pemeriksaan Taliban, dan tantangan birokrasi.
Baca juga: Singgung Afghanistan, Mahfud MD Teringat Konsep Pemikiran Gus Dur Tentang Persatuan dan Toleransi
Baca juga: Adik Presiden Ashraf Ghani Dukung Taliban, Minta Masyarakat Afghanistan Terima Pemerintah Taliban
Sebuah penerbangan Jerman pada Jumat (20/8/2021) malam membawa 172 pengungsi.
Namun dua penerbangan berikutnya masing-masing hanya mengangkut tujuh dan delapan orang.
Pentagon mengatakan pada hari Minggu, pihaknya secara resmi mencari bantuan dari maskapai komersial untuk merelokasi pengungsi dari Afghanistan begitu mereka meninggalkan negaranya.
Tahap awal program Civil Reserve Air Fleet telah dimulai.
Baca juga: Terima Kenyataan, AS Harus Minta Izin Taliban untuk Evakuasi Warga Amerika
Baca juga: Cara Taliban Mengejek AS, Publikasikan Foto Mirip Iwo Jima di Media Sosial
Sebanyak 18 pesawat diminta proses evakuasi, yaitu masing-masing tiga dari American Airlines, Atlas Air, Delta Air Lines dan Omni Air; dua dari Hawaiian Airlines; dan empat dari United Airlines.
Pesawat-pesawat itu tidak akan terbang langsung ke bandara internasional Hamid Karzai di Kabul.
Pesawat itu hanya bertugas memindahkan pengungsu dari bandara lain di wilayah tersebut atau di tempat lain begitu mereka meninggalkan Kabul.
Evakuasi langsung dari bandara Kabul akan ditangani militer AS.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar Konflik di Afghanistan