Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Drone AS Ledakkan Mobil ISIS-K: Amerika Selidiki Kemungkinan Korban Warga Sipil

Drone AS ledakkan mobil ISIS-K yang diduga akan melakukan serangan lanjutan, dan militer AS menyelidiki kemungkinan korban sipil,termasuk anak-anak

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Drone AS Ledakkan Mobil ISIS-K: Amerika Selidiki Kemungkinan Korban Warga Sipil
AFP
Pejuang Taliban berpatroli di sebuah jalan di Kabul pada 29 Agustus 2021, saat ancaman bom bunuh diri membayang-bayangi detik-detik akhir penarikan pasukan AS dari Afghanistan. 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Serangan drone (pesawat tak berawak) Amerika Serikat menewaskan seorang pembom mobil bunuh diri yang menurut pejabat Pentagon sedang bersiap untuk menyerang bandara Kabul pada hari Minggu (29/8/2021).

Serangan itu adalah yang kedua oleh militer AS sejak bom bunuh diri ISIS di luar bandara pada Kamis (26/8/2021) yang menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan yang berusaha melarikan diri dari negara itu.

Dilansir dari Channel News Asia, para pejabat mengatakan serangan itu menargetkan tersangka militan dari ISIS-K, afiliasi lokal ISIS.

Tayangan televisi menunjukkan asap hitam membumbung ke langit.

ISIS-K berseberangan dengan Taliban, yang menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu.

Baca juga: Komandan ISIS-K: Kami Tak Sejalan dengan Taliban dalam Hal Kepercayaan

Baca juga: Biden Bersumpah Memburu Pengebom di Luar Bandara Kabul, ISIS-Khorasan Klaim Bertanggung Jawab

Para pejabat AS mengatakan mereka sangat prihatin dengan serangan ISIS-K di bandara ketika pasukan Amerika ditarik, khususnya ancaman menggunakan roket dan bahan peledak yang dibawa kendaraan.

Kapten Angkatan Laut AS Bill Urban, juru bicara Komando Pusat militer Amerika, menyebut serangan pesawat tak berawak terbaru sebagai tindakan yang diambil untuk membela diri.

Berita Rekomendasi

Taliban juga mengatakan serangan rudal AS ditujukan untuk membunuh pelaku bom bunuh diri.

"Kendaraan dan orang-orang di dalamnya tewas dalam serangan pesawat tak berawak itu," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

Dua pejabat militer AS, yang berbicara kepada kantor berita The Associated Press (AP) dengan syarat anonim, menyebut serangan udara itu berhasil dan mengatakan kendaraan itu membawa beberapa pembom.

Baca juga: Komandan ISIS-K: Sebelum Kabul Meledak, Kami Menunggu Waktu untuk Menyerang

Baca juga: KESAKSIAN Korban Ledakan Kembar di Bandara Kabul: Hari Ini Saya Melihat Kiamat

Serangan itu adalah yang kedua oleh pasukan AS sejak bom bunuh diri Kamis (26/8/2021) di bandara Kabul.

Sputniknews mengutip CNN bahwa korban tewas dalam serangan drone AS itu meningkat menjadi sembilan orang, yang berasal dari satu keluarga.

Kerabat dari salah satu korban tewas mengatakan kepada jurnalis CNN pada Minggu (29/8/2021) bahwa korban adalah keluarga biasa, tidak berafiliasi dengan ISIS-K.

Pria tersebut mengatakan, korban tewas termasuk enam orang anak-anak yang berusia dari 2 tahun hingga empat tahun.

Urban mengatakan pihak berwenang terus menilai kemungkinan korban sipil, meskipun kami tidak memiliki indikasi saat ini.

Baca juga: Penjemputan WNI dari Afghanistan Dilakukan di Tengah Kondisi Bandara Kabul Mencekam

Baca juga: AS Sebut Afiliasi ISIS Akan Serang Bandara Kabul Saat Penarikan NATO

Media Afghanistan melaporkan pada hari Minggu (29/8/2021) bahwa setidaknya empat anak tewas dalam serangan udara yang menghancurkan dua kendaraan dan bagian dari sebuah bangunan tempat tinggal.

CBS mengatakan bahwa ukuran ledakan sekunder menunjukkan bahwa serangan AS menghancurkan bom mobil yang terisi penuh, dan tidak hanya membunuh seorang pembom bunuh diri yang mengendarai mobil.

Serangan udara itu terjadi dua hari sebelum batas waktu Amerika Serikat menarik pasukannya dari Afghanistan pada Selasa (31/8/2021) besok.

Sebelumnya ISIS-K mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di Bandara Kabul pada Kamis pekan lalu.

Serangan itu menewaskan 175 orang, termasuk 13 personel militer AS.

Baca juga: Ledakan Bom di Bandara Kabul Diyakini Dilakukan oleh ISIS-K, Biden: Kami akan Buat Kalian Membayar

Pada hari Sabtu Biden memperingatkan lebih banyak serangan dari kelompok itu.

"Situasi di lapangan terus menjadi sangat berbahaya, dan ancaman serangan teroris di bandara tetap tinggi," kata Biden, dilansir dari Al Jazeera.

“Komandan kami memberi tahu saya bahwa serangan sangat mungkin terjadi dalam 24 hingga 36 jam ke depan,” katanya.

Kedutaan AS di Kabul kemudian mengeluarkan peringatan ancaman yang kredibel di area tertentu di bandara.

AS dan sekutunya telah membawa sekitar 114.400 orang, warga negara asing dan warga Afghanistan yang rentan, ke luar negeri dalam dua minggu terakhir tetapi puluhan ribu orang yang ingin pergi akan tertinggal. (Tribunnews.com/dari berbagai sumber/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas