Rudal AS Cegat Serangan Lima Roket ke Bandara Kabul, Sehari Setelah Ledakkan Mobil ISIS-K
Amerika Serikat mengatakan telah mencegat serangan lima roket ke Bandara Kabul Senin (30/8/2021) dengan sistem pertahanan rudal
Editor: hasanah samhudi
Serangan itu adalah yang kedua oleh pasukan AS sejak bom bunuh diri Kamis (26/8/2021) di bandara Kabul.
Sputniknews mengutip CNN bahwa korban tewas dalam serangan drone AS itu meningkat menjadi sembilan orang, yang berasal dari satu keluarga.
Baca juga: AS Lancarkan Serangan Drone ke ISIS-K di Afghanistan, Seorang Perencana Diyakini Tewas
Baca juga: Komandan ISIS-K: Kami Tidak Sejalan dengan Taliban dalam Hal Kepercayaan
Kerabat dari salah satu korban tewas mengatakan kepada jurnalis CNN pada Minggu (29/8/2021) bahwa korban adalah keluarga biasa, tidak berafiliasi dengan ISIS-K.
Pria tersebut mengatakan, korban tewas termasuk enam orang anak-anak yang berusia dari 2 tahun hingga empat tahun.
Urban mengatakan pihak berwenang terus menilai kemungkinan korban sipil, meskipun kami tidak memiliki indikasi saat ini.
Evakuasi Staf Lokal
Sementara itu, Sputniknews melansir laporan ABC News bahwa Amerika Serikat telah mengevakuasi semua staf lokal Afghanistan di kedutaan besarnya di Kabul serta keluarga mereka.
Sebuah laporan internal menyebutkan, sebanyak 2.800 warga Afghanistan telah meninggalkan bandara di ibu kota pada hari Minggu (29/8/2021) sekitar pukul 07.30 dan tidak ada pengungsi yang tersisa di bandara Kabul yang menunggu pemrosesan.
Baca juga: Direktur CIA Diam-diam Bertemu Pemimpin Taliban di Kabul, Mungkin Bahas Penarikan Pasukan AS
Baca juga: AS Sebut Afiliasi ISIS Akan Serang Bandara Kabul Saat Penarikan NATO
Menurut laporan itu, staf diplomatik AS masih dalam proses keberangkatan.
Dan Pangkalan Fort Lee di Virginia hampir mencapai kapasitas penuh karena telah menerima sejumlah besar pengungsi Afghanistan.
Laporan media AS menyebutkan, Presiden AS Joe Biden berencana untuk mengevakuasi semua staf diplomatik, termasuk duta besar AS, dari Afghanistan pada Selasa, 31 Agustus.
Pemerintahan Biden belum membuat keputusan akhir tentang seperti apa kehadiran AS di masa depan di Afghanistan, atau apakah Washington akan mengakui pemerintahan Taliban.
Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre, Sabtu lalu mengatakan, pasukan AS dan koalisi menerbangkan sekitar 2.000 orang dari ibukota Afghanistan Kabul dalam 12 jam.
Sejak 14 Agustus, total 113.500 orang telah dievakuasi; dan sejak akhir Juli, AS telah membantu mengevakuasi 119.000 dari Afghanistan. (Tribunnews.com/TST/Sputniknews/Hasanah Samhudi)