Update Konflik di Afghanistan, ISIS-K Akui Luncurkan Roket ke Bandara Kabul, 1.200 Orang Dievakuasi
ISIS-K mengakui bertanggungjawab atas serangan enam roket Katyusha ke Bandara Bandara Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sehari sebelum batas waktu evakuasi warga dan penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan, beberapa roket telah ditembakkan ke Bandara Hamid Karzai di Kabul.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa roket-roket tersebut berhasil dicegat oleh sistem pertahanan rudal.
Dilansir Al Jazeera, kelompok bersenjata Islamic State of Iraq and the Levant-Khorasan Province (ISIL) atau ISIS-K bertanggung jawab atas serangan itu.
Hal tersebut diakui langsung oleh ISIS-K melalui Nasher News di saluran Telegramnya.
Lebih lanjut, berdasarkan update terakhir Al Jazeera pada Senin (30/8/2021) pukul 12.41 GMT atau 19.41 WIB, dilaporkan bahwa sebuah pesawat Pakistan yang membawa obat-obatan dan perlengkapan kesehatan telah mendarat di kota Mazar-i-Sharif di Afghanistan utara.
Baca juga: Pengamat: Kelompok Radikal Indonesia Rata-rata Alumni Afghanistan
Baca juga: SOSOK Nicole Gee, Tentara Wanita AS Korban Tewas Bom Afghanistan, Sempat Posting Foto Gendong Bayi
Pesawat tersebut membawa pengiriman pasokan pertama sejak Kabul berada di bawah kendali Taliban.
Duta Besar Pakistan untuk Kabul mengumumkan pembangunan sebagai bagian dari jembatan udara kemanusiaan untuk pasokan penting ke Afghanistan dalam koordinasi dengan badan-badan internasional.
Ini adalah yang pertama dari tiga penerbangan yang direncanakan dengan Pakistan International Airlines (PIA) untuk memenuhi kekurangan obat-obatan dan pasokan medis di Afghanistan, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah pernyataan.
Pesawat itu dimuat dengan pasokan oleh tim logistik WHO di Kota Kemanusiaan Internasional di Dubai dan terbang langsung ke bandara Mazar-i-Sharif di Afghanistan.
ISIS-K Akui Bertanggung Jawab atas Serangan ke Kabul
ISIS-K telah mengaku bertanggung jawab atas serangan roket di bandara Kabul.
"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, para prajurit Khilafah menargetkan Bandara Internasional Kabul dengan enam roket Katyusha," kata kelompok itu.
Untuk diketahui, serangan itu terjadi sehari setelah pasukan AS melancarkan serangan pesawat tak berawak kedua di Afghanistan.
Yakni setelah bom bunuh diri pada Kamis (26/8/2021) di bandara yang menewaskan hampir 200 orang.
Setidaknya 13 tentara AS juga termasuk di antara mereka yang tewas.
Baca juga: Taliban Salahkan Ashraf Ghani yang Tinggalkan Afghanistan, Dianggap Jadi Penyebab Kekacauan Negara
Baca juga: Taliban Disebut Kelompok Pemberontak Terkaya di Dunia, Ini Sederet Sumber Uang Mereka
AS mengatakan ingin membunuh pelaku bom bunuh diri dalam serangan pesawat tak berawak terbaru di Kabul.
Akan tetapi laporan media mengatakan beberapa anak tewas dalam insiden yang menghancurkan sebuah mobil yang sarat dengan bahan peledak.
AS Evakuasi 1.200 Orang dari Kabul
AS menerbangkan sekitar 1.200 orang dari Kabul pada hari Minggu (29/8/2021), kata Gedung Putih, saat evakuasi besar-besaran dari Afghanistan memasuki hari terakhirnya.
UE Harus Beri Dukungan pada Negara-negara Tetangga Afghanistan
Uni Eropa (UE) harus memberikan dukungan keuangan kepada negara-negara tetangga Afghanistan untuk membantu mereka mengelola pengungsi yang melarikan diri dari Taliban, kata kepala kebijakan luar negeri blok itu dalam sebuah wawancara.
"Kita harus meningkatkan kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan Afghanistan."
"Kita harus membantu mereka dengan gelombang pengungsi pertama,” kata Josep Borrell kepada surat kabar Italia Corriere Della Sera.
Borrell menambahkan, orang-orang Afghanistan yang melarikan diri tidak akan mencapai Roma, tetapi mungkin Uzbekistan.
"Orang-orang Afghanistan yang melarikan diri dari negara itu tidak akan mencapai Roma sejak awal, tetapi mungkin Tashkent (Uzbekistan). Kita perlu membantu negara-negara yang akan berada di garis depan," katanya.
Rusia Serukan Konferensi untuk Membangun Kembali Ekonomi Afghanistan
Rusia telah mengusulkan konferensi internasional untuk membangun kembali ekonomi Afghanistan menyusul pengambilalihan negara oleh Taliban dan gelombang migrasi berikutnya.
"Semua negara kaya di dunia harus bertemu dengan perwakilan dari otoritas Afghanistan yang baru untuk membahas masalah rekonstruksi ekonomi dan sosial," kata utusan Moskow untuk Afghanistan, Samir Kabulov, mengatakan di televisi pemerintah.
Kabulov mengatakan dia melihat negara-negara yang telah mengerahkan pasukan di Afghanistan sebagai yang pertama dalam upaya seperti itu.
"Ini adalah masalah kehormatan dan hati nurani," kata Kabulov.
Namun, dia juga mengklarifikasi bahwa konferensi itu tidak berarti 'menyerahkan uang kepada Taliban', tetapi mengatakan uang itu diperlukan untuk mendukung mata uang nasional, misalnya.
Baca berita lain seputar Konflik di Afghanistan
(Tribunnews.com/Rica Agustina)