POPULER Internasional: Taliban Datangi Warga dari Pintu ke Pintu | Pemilihan Presiden LDP Jepang
Berita populer Internasional, di antaranya Taliban dikabarkan datangi rumah warga dari pintu ke pintu, cari warga AS yang masih ada di Afghanistan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Taliban dikabarkan datangi rumah warga dari pintu ke pintu, cari warga Amerika yang masih ada di Afghanistan.
Taliban juga terlibat pertempuran dengan pihak oposisi di Lembah Panjshir.
Sementara itu, 4 calon PM Jepang bakal meramaikan pemilihan Presiden Partai Liberal Demokrat (LDP) yang akan berlangsung 17 September mendatang.
Di AS, Penasihat ilmiah utama Presiden Joe Biden, Eric Lander mengungkap masalah mendasar dalam penanganan krisis kesehatan akibat virus corona atau Covid-19.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Taliban Dikabarkan Datangi Rumah ke Rumah, Cari Warga Amerika di Afghanistan
Seorang warga negara Amerika Serikat (AS), penduduk asli California, bernama Nasria yang tengah hamil, terbang ke Afganistan pada Juni lalu untuk mengunjungi keluarga dan menikah.
Pada awal September 2021, ia tetap menjadi salah satu dari sekitar 200 orang warga AS yang tertinggal di Afganistan pasca penarikan pasukan AS yang kacau.
Sekarang, setelah militer AS pergi, Taliban memburu orang-orang Amerika yang tersisa.
Hal itu ia katakan kepada Voice of America.
"Saya berpikir, apakah saya akan berhasil pulang? Apakah saya akan berkhir di sini? Apakah saya akan mati di sini? Apakah yang akan terjadi?" ujar Nasri yang meminta untuk ditulis hanya nama depannya untuk alasan keamanan, seperti dilansir Foxnews.
Ia mengatakan, milisi Taliban mendatangi mereka dari pintu ke pintu, mencoba melihat apakah ada orang yang memiliki paspor biru.
Baca juga: Berita Foto : Peristiwa Langka Protes Perempuan Afghanistan
Pekan lalu, Darrell Issa, seorang yang bekerja untuk menyelamatkan orang AS yang tersisa di Afganistan mengatakan, bahwa Nasria telah ditendang di perut oleh pejuang Taliban.
"Siapa pun yang mengatakan tidak ada orang yang terdampar itu salah," kata Issa.
Ketika Afganistan jatuh dalam kekuasaan Taliban, Nasria dan suaminya, seorang warga negara Afganistan bergegas ke bandara Kabul yang penuh sesak dan kacau untuk mengungsi.
Ia dan suaminya mencoba menuju lokasi yang ditentukan selama 12 hingga 13 jam tetapi Taliban memblokir mereka dengan todongan senjata bahkan ketika dia menunjukkan paspor AS-nya kepada mereka.
2. Taliban dan Kelompok Oposisi Bertempur di Lembah Panjshir, Keduanya Saling Klaim
Terjadi pertempuran antara Taliban dan kelompok oposisi bertempur Sabtu untuk menguasai Lembah Panjshir wilayah bagian utara Kabul, Afganistan.
Panjshir merupakan wilayah terakhir yang bertahan melawan kelompok Islam tersebut.
Kedua belah pihak mengklaim berada di atas angin tanpa memberikan bukti yang meyakinkan.
Taliban, yang baru saja mengambil alih kekuasaan di seluruh Afghanistan tiga pekan lalu tidak pernah mampu mengendalikan lembah tersebut ketika mereka memerintah Afghanistan pada 1996 hingga 2001.
Juru Bicara Taliban mengatakan, distrik Khinj dan Unabah telah direbut dan mereka telah mengendalikan empat dari tujuh distrik di Provinsi Panjshir.
Baca juga: BERITA FOTO: Perempuan Afghanistan Demo Taliban Menuntut Hak Agar Bisa Sekolah dan Bekerja
"Para Mujahidin (pejuang Taliban) maju menuju pusat (provinsi)," ujarnya di Twitter.
Namun Front Perlawanan Nasional Afganistan, kelompok pasukan yang setia kepada pemimpin lokal Ahmad Massoud, mengatakan, mereka mengepung ribuan teroris di celah Khawak dan Taliban telah meninggalkan kendaraan dan peralatan di daerah Dashte Rewak.
Juru Bicara Front tersebut, Fahim Dashti mengatakan bentrokan hebat sedang terjadi.
Dalam sebuah posting di Facebook, Massoud bersikeras bahwa Panjshir terus berdiri teguh.
Ia mengatakan mereka memuji saudara perempuan mereka yang terhormat.
3. 4 Calon Diprediksi Bertarung di Pemilihan Presiden LDP, Siapa Bakal Jadi PM Jepang Ke-100?
Empat calon bakal meramaikan pemilihan Presiden Partai Liberal Demokrat (LDP) yang akan berlangsung 17 September mendatang atau tepatnya 12 hari lagi.
Mereka adalah mantan menteri luar negeri Fumio Kishida, Sanae Takaichi mantan menteri dalam negeri, Taro Kono menteri vaksinasi dan reformasi administrasi, dan Seiko Noda mantan menteri dalam negeri dan komunikasi.
Saat ini hanya Fumio Kishida dan Sanae Takaichi yang telah resmi mencalonkan diri untuk ikut dalam pemilihan Presiden LDP.
Dua calon lain, Taro Kono dan Seiko Noda sudah menyampaikan keinginannya untuk mencalonkan diri, tetapi masih terus mencari dukungan sedikitnya 20 orang anggota parlemen Jepang dari partai LDP.
Itu adalah salah satu syarat mencalonkan diri ikut dalam pemilihan Presiden LDP.
"Saya sedang mempertimbangkan untuk merevisi Undang-Undang Pasukan Bela Diri atas evakuasi orang Jepang dari Afghanistan," ungkap Fumio Kishida, Minggu (5/9/2021) dalam acara Fuji TV.
Untuk menyelamatkan orang-orang Jepang yang berada dalam situasi berbahaya, Kishida menganggap harus memastikan keselamatan lokal.
Baca juga: Fumio Kishida akan Berikan Subsidi Keluarga, Tes PCR Gratis dan Booster Jika Terpilih Jadi PM Jepang
"Saya pikir ini dari sudut pandang masyarakat. Konsistensi keseluruhan. Saya pasti ingin melakukannya. Memikirkan revisi undang-undang sambil memikirkannya secara serius.”
Pernyataan Kishida didasarkan pada fakta bahwa sekitar 500 orang, termasuk staf Afghanistan yang bekerja di kedutaan Jepang terjadi keterlambatan evakuasi dalam tanggapan awal, tertinggal di lapangan.
4. Penasihat Sains Joe Biden Peringatkan AS Harus Bersiap Hadapi Ancaman Lebih Buruk Dari Covid-19
Penasihat ilmiah utama Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Eric Lander mengungkap masalah mendasar dalam penanganan krisis kesehatan akibat virus corona atau Covid-19.
Untuk itu, sistem kesehatan masyarakat di negara itu diharapkan jauh melampaui kesiapsiagaan sebelumnya.
"Masalahnya termasuk kebutuhan untuk meningkatkan pendanaan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, memperkuat tenaga kerja kesehatan masyarakat, menghilangkan hambatan untuk mengakses, meningkatkan sistem data, mengatasi kesenjangan, meningkatkan komunikasi, serta meningkatkan koordinasi di seluruh otoritas federal, negara bagian, lokal, dan suku," kata Lander, pada Jumat lalu.
Ia menekankan kemampuan yang jauh lebih baik tentu akan dibutuhkan dalam menghadapi ancaman biologis di masa depan.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (5/9/2021), Ahli Genetika ini menggarisbawahi pandemi berikutnya kemungkinan akan sangat berbeda dari Covid-19.
Baca juga: PPKM Level 2-4 Berakhir Senin Besok, Diperpanjang Lagi atau Dilonggarkan? Ini Data Kasus Covid-19
Sehingga, pemerintah AS disarankan harus mulai bersiap untuk menghadapi kemungkinan seperti itu.
(Tribunnews.com)