Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Taliban Larang Siswi SMP Sekolah, Berjanji Sekolah akan Dibuka, tapi Hanya untuk Anak Laki-laki

Taliban berjanji akan membuka sekolah-sekolah di Afghanistan, namun hanya untuk anak laki-laki.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Taliban Larang Siswi SMP Sekolah, Berjanji Sekolah akan Dibuka, tapi Hanya untuk Anak Laki-laki
Aamir QURESHI / AFP
Siswa menghadiri kelas yang dipisahkan oleh tirai yang memisahkan pria dan wanita di sebuah universitas swasta di Kabul pada 7 September 2021, untuk mengikuti keputusan Taliban. 

Di bawah pemerintahan Taliban kala itu, para wanita dilarang bersekolah dan menempuh pendidikan tinggi.

Taliban sendiri sudah berjanji akan mengubah sikap mereka terhadap wanita, sesaat setelah mereka mengambil alih kekuasaan Ibu Kota Kabul pada Minggu (15/8/2021).

Kendati demikian, wanita dilarang berolahraga dan kelompok ini telah menggunakan kekerasan dalam beberapa hari terakhir pada pengunjuk rasa wanita yang menuntut persamaan hak.

Disisi lain, Haqqani mengatakan Taliban tidak ingin memutar waktu kembali ke 20 tahun lalu.

"Kami akan mulai membangun apa yang ada hari ini," ujarnya.

Namun, mahasiswi akan menghadapi batasan, termasuk aturan berpakaian wajib.

Haqqani mengungkapkan mahasiswi akan diwajibkan mengenakan jilbab, tapi tidak menjelaskan secara detail apakah itu termasuk burqa atau penutup wajah.

Baca juga: Pemimpin Taliban Dikabarkan Mulai Bertikai Perebutkan Jabatan di Pemerintahan

Baca juga: Rapat dengan BNPT, Sahroni Soroti Kebangkitan Taliban 

Berita Rekomendasi

Terkait aturan baru yang diumumkannya, Haqqani tidak menyesal dengan perubahan tersebut.

"Kami tidak memiliki masalah dalam mengakhiri sistem pendidikan campuran."

"Orang-orang (masyarakat) adalah Muslim dan mereka akan menerimanya," katanya.

Mengutip BBC, beberapa pihak menilai aturan baru akan mengecualikan wanita dari pendidikan.

Pasalnya, menurut mereka, universitas tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk menyediakan kelas terpisah.

Meski demikian, Haqqani bersikeras ada cukup banyak guru wanita dan jika tidak, alternatif akan ditemukan.

"Semua tergantung kapasitas universitas," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas