Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebut Masker Bisa Memicu Keracunan Karbon Monoksida, Dokter di Oregon Kehilangan Lisensinya

Dokter asal Oregon, AS kehilangan lisensinya setelah menolak memakai masker dan bahkan menyebut masker dapat memicu keracunan karbon monoksida

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
zoom-in Sebut Masker Bisa Memicu Keracunan Karbon Monoksida, Dokter di Oregon Kehilangan Lisensinya
Gambar oleh leo2014 dari Pixabay
Ilustrasi masker. Dokter asal Oregon, AS kehilangan lisensinya setelah menolak memakai masker dan bahkan menyebut masker dapat memicu keracunan karbon monoksida 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang dokter asal Oregon, AS melakukan berbagai pelanggaran kedokteran seperti menyebut pemakaian masker dapat memicu keracunan karbon monoksida.

Akibat tindakannya tersebut, kini lisensi medisnya telah dicabut.

Seperti dilansir Insider, per 2 September 2021, Steven Arthur LaTulippe tidak lagi diizinkan praktik, menurut laporan dari Oregon Medical Board.

LaTulippe juga dikenai denda $10.000 (sekitar Rp142 juta).

Investigasi yang dilakukan oleh Dewan Medis Oregon menemukan bahwa LaTulippe terlibat dalam "8 kasus perilaku tidak profesional atau tidak terhormat, 22 kasus kelalaian dalam praktik kedokteran, dan 5 kasus kelalaian besar dalam praktik kedokteran."

Baca juga: dr Reisa Ajak Masyarakat Pakai Masker Ganda dan Skrining Pribadi Sebelum Bepergian

Baca juga: Menag Yaqut Minta Pemakaian Masker di Acara Keagamaan Lebih Digencarkan

Ilustrasi masker - dokter memegang masker
Ilustrasi masker - dokter memegang masker (Freepik)
BERITA TERKAIT

Praktik dokter keluarga LaTulippe, South View Medical Arts, tidak menanyakan pasien apakah mereka melakukan kontak dekat dengan seseorang yang menunjukkan gejala Covid-19 atau dinyatakan positif Covid-19, menurut laporan.

LaTulippe juga meminta resepsionisnya untuk melakukan screening dengan melihat ekspresi wajah pasien, bukan dengan mengajukan pertanyaan screening umum.

"Dia (LaTulippe) telah melatih resepsionisnya untuk melihat pasien, hanya melihat mereka dan memperhatikan apakah mereka terlihat sakit."

"Jika pasien 'tersenyum dan bahagia,' resepsionis diinstruksikan untuk menanyakan bagaimana perasaan pasien," tulis di catatan medis.

"Jika pasien menunjukkan mereka 'merasa baik-baik saja' dan mereka 'tidak sakit', resepsionis akan mengarahkan pasien untuk duduk di ruang tunggu sebelum menuju ke ruang pemeriksaan."

Baca juga: Tren Kasus Baru Covid-19 Turun, Kasatgas Covid-19 Ingatkan Masyarakat Tetap Pakai Masker

Baca juga: Masker dan Vaksinasi Dapat Cegah Covid-19 Varian Apapun

Baik LaTulippe maupun istrinya, yang menjalankan klinik bersamanya, tidak mengenakan masker antara Maret 2020 dan Desember 2020 saat merawat pasien, kata penyelidikan tersebut.

LaTulippe juga memberi tahu pasien bahwa mereka tidak perlu memakai masker di klinik kecuali mereka "sakit aktif, batuk, atau sesak," kata penyelidikan itu.

Padahal, masker telah terbukti dapat mengurangi penyebaran virus corona.

Selain itu, LaTulippe memberi tahu pasien lansia dan anak-anak bahwa mengenakan masker "sangat berbahaya" bagi mereka karena dapat memperburuk asma atau menyebabkan berbagai kondisi kesehatan serius seperti stroke, paru-paru kolaps, dan pneumonia.

Ia juga mengklaim bahwa memakai masker akan menyebabkan keracunan karbon monoksida.

LaTulippe percaya dia telah menjadi "aset yang kuat bagi publik dalam mendidik mereka tentang fakta sebenarnya tentang pandemi ini," menurut penyelidikan.

Baca juga: Masker Skrineer Premium KN95, Masker 5 Lapis Berkualitas yang Kantongi Sertifikasi ISO 9001

Baca juga: Masker Bekas Pasien Covid-19 Direbus Sebelum Dibuang, Amankah? Begini Penjelasan Dokter

Pada awalnya dewan hanya menangguhkan lisensinya pada Desember 2020.

Ketika penyelidik bertanya apakah dia berencana untuk mengikuti protokol COVID-19 seperti mengenakan masker, LaTulippe menolak.

"Dalam pilihan antara kehilangan lisensi medisnya atau mengenakan masker di kliniknya dan mengharuskan pasien dan stafnya untuk memakai masker di kliniknya, dia lebih memilih untuk mengorbankan lisensi medisnya tanpa ragu-ragu," bunyi laporan investigasi itu.

"Keputusannya untuk melanggar pedoman COVID-19 seperti tidak mengenakan masker dianggap tidak bertanggung jawab dan 'secara aktif mempromosikan penularan virus COVID-19 dalam komunitas luas'," tulis para penyelidik.

(Tribunews.com, Tiara Shelavie)

Berita seputar virus corona lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas