Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di PBB, Presiden Jokowi Serukan Semua Negara Berbagi Beban Atasi Tantangan Global

Presiden menyerukan hal-hal penting sebagai upaya bersama yang perlu diikuti dengan langkah-langkah nyata.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Di PBB, Presiden Jokowi Serukan Semua Negara Berbagi Beban Atasi Tantangan Global
Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden
Pidato sidang umum PBB, Presiden Jokowi singgung soal marginalisasi perempuan di Afghanistan hingga krisis politik di Myanmar, Kamis (23/9/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Presiden RI Joko Widodo menyerukan pentingnya seluruh negara berbagi beban (burden sharing) dalam upaya mengatasi berbagai tantangan global saat ini.

Seruan Presiden RI disampaikan melalui pre-recorded video message dalam Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-76 di New York, Amerika Serikat, Rabu (22/9/2021).

Presiden tegaskan harapan besar masyarakat dunia atas hasil sidang Majelis Umum PBB- 76 guna menjawab kegelisahan global saat ini.

"Pandemi, perekonomian global belum pulih, ketahanan planet ke depan serta dunia yang belum terbebas dari konflik," ujar Presiden secara virtual.

Di hadapan para pemimpin dunia, Presiden menyerukan hal-hal penting sebagai upaya bersama yang perlu diikuti dengan langkah-langkah nyata.

Salah satunya penanganan Pandemi Covid-19 dengan cepat, adil, dan merata.

Baca juga: Di Pidato PBB, Jokowi Sebut Keberhasilan Indonesia Turunkan Kebakaran Hutan

Presiden tekankan kemampuan dan kecepatan antar negara dalam menangani Covid-19, termasuk vaksinasi.

Berita Rekomendasi

Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terjadi.

Presiden RI juga menyinggung pentingnya untuk menata ulang arsitektur ketahanan kesehatan global.

"No one is safe until everyone is," tegas Presiden.

Presiden RI garis bawahi bahwa pemulihan perekonomian global hanya bisa berlangsung jika pandemi terkendali, dan antar negara bisa bekerja sama dan saling membantu untuk pemulihan ekonomi.

Presiden sampaikan bahwa Indonesia, dan negara berkembang lainnya, membuka pintu seluas-luasnya untuk investasi yang berkualitas.

Presiden sampaikan komitmen Indonesia terhadap ketahanan iklim, pembangunan yang rendah karbon serta teknologi hijau.

Presiden tegaskan proses transformasi energi dan teknologi tersebut harus memfasilitasi negara berkembang untuk ikut dalam pengembangan industri dan menjadi produsen teknologi.

“Pandemi Covid-19 mengingatkan kita tentang pentingnya penyebaran sentra produksi kebutuhan vaksin di dunia, di banyak negara,” lanjutnya.

Presiden juga angkat pentingnya untuk serius melawan intoleransi, konflik, terorisme dan perang.

“Perdamaian dalam keberagaman, jaminan hak perempuan dan kelompok minoritas harus kita tegakkan” kata Presiden.

Presiden RI juga angkat komitmen Indonesia dalam upaya dukung proses perdamaian di Afghanistan, Palestina dan Myanmar.

Presiden juga angkat kesiapan Indonesia sebagai Presiden G20 pada 2022 mendatang yang mengusung tema besar “Recover Together ... Recover Stronger”.

Dalam penutupnya, Presiden tegaskan harapan dan dukungan Indonesia terhadap multilateralisme dalam menghadapi agenda bersama dunia yang sangat berat.

“Sudah mendesak bagi kita untuk mengawal multilateralisme yang efektif dengan kerja dan hasil yang konkret. Let us work together ... to Recover Together ... Recover Stronger,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas