Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PROFIL Olaf Scholz, Calon Pengganti Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman

Pemilihan federal Jerman untuk menncari pengganti Angela Merkel sebagai Kanselir telah dimulai. Polling menunjukkan Olaf Scholz memimpin suara

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in PROFIL Olaf Scholz, Calon Pengganti Angela Merkel sebagai Kanselir Jerman
Christof STACHE / AFP
Menteri Keuangan Jerman, Wakil kanselir dan kandidat Sosial Demokrat (SPD) untuk Kanselir Olaf Scholz menyampaikan pernyataan pers di markas besar partai di Berlin pada 27 September 2021, satu hari setelah pemilihan umum. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah 16 tahun menjadi kanselir Jerman, Angela Merkel akhirnya memutuskan menyudahi jabatannya.

Merkel mengumumkan keinginannya untuk mundur sebagai pemimpin partai pada 2018, BBC melaporkan.

Sejak saat itu, persaingan untuk mencari penggantinya dimulai.

Setelah pemilihan federal Jerman pada hari Minggu (26/9/2021), diprediksi jabatannya sebagai kanselir akan diteruskan oleh Olaf Scholz dari Partai Sosial Demokrat (Sozialdemokratische Partei Deutschlands atau SPD).

SPD memenangka pemilihan dengan 25,7 persen suara.

Sedangkan partai Merkel, Christian Democratic Union (CDU) dan rekan lama mereka, Christian Socialist Union (CSU), merosot dengan 24 persen suara.

Baca juga: Pemilu Jerman 2021: Reaksi Para Pemimpin Dunia

Baca juga: Menlu Jerman Serukan Galang Poros AS-Uni Eropa di Asia-Pasifik

Menteri Keuangan Jerman, Wakil kanselir dan kandidat Sosial Demokrat (SPD) untuk Kanselir Olaf Scholz menyampaikan pernyataan pers di markas besar partai di Berlin pada 27 September 2021, satu hari setelah pemilihan umum.
Menteri Keuangan Jerman, Wakil kanselir dan kandidat Sosial Demokrat (SPD) untuk Kanselir Olaf Scholz menyampaikan pernyataan pers di markas besar partai di Berlin pada 27 September 2021, satu hari setelah pemilihan umum. (Christof STACHE / AFP)

Sisanya, Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas (FDP) masing-masing mengumpulkan 14,8 persen dan 11,5 persen suara.

Berita Rekomendasi

Scholz dan SPD kemungkinan berusaha membentuk pemerintahan koalisi dengan Partai Hijau dan FDP.

Negosiasi antar partai diperkirakan akan berlangsung beberapa bulan.

Selama itu, Merkel tetap menjabat sebagai kanselir sementara sampai pemerintahan baru terbentuk.

Bagaimana SDP Memenangkan Pemilihan?

Dilansir Indian Express, partai politik tertua di Jerman, SPD tidak pernah memenangkan pemilihan federal (Bundestag) sejak dipimpin oleh Gerhard Schröder pada tahun 2002.

Selama delapan tahun terakhir, SPD hanya bertindak sebagai mitra junior dalam 'koalisi besar' Merkel.

SPD terbukti berperan dalam membentuk kebijakan progresif tetapi jarang menerima pujian atas upaya mereka.

Awal tahun ini pun, SPD berada di belakang CDU/CSU dan Partai Hijau dalam jajak pendapat.

Situasi itu berubah sebagian besar karena kesalahan yang dibuat oleh rival Scholz, Armin Laschet, kandidat CDU/CSU.

Armin Laschet awalnya masih menjadi favorit saat memasuki musim pemilu.

Namun angka jajak pendapatnya turun secara signifikan setelah dia terekam tertawa ketika berkunjung ke daerah-daerah yang dilanda banjir.

Annalena Bearbock, kandidat idealis untuk Partai Hijau, juga menurun popularitasnya setelah diduga melakukan plagiarisme dan berbohong di CV-nya.

Sebaliknya, Scholz tidak terlihat melakukan kesalahan selama masa pemilihan.

Sebagai menteri keuangan, ia dipuji karena mengarahkan keuangan Jerman di tengah pandemi.

Meski begitu, ia menghadapi sejumlah tuduhan serius, termasuk skandal penipuan pajak yang membuatnya dipanggil ke hadapan anggota Parlemen Jerman.

Namun Scholz tetap dipandang sebagai kandidat yang dapat dipercaya oleh para pemilih.

Profil Olaf Scholz

Sebagai anggota veteran SPD, Scholz yang berusia 63 tahun telah menjadi andalan dalam politik Jerman selama beberapa dekade.

Lahir di Jerman Barat, peran politik pertama Scholz yang menonjol adalah sebagai Sekretaris Jenderal SPD dari 2002 hingga 2004.

Pada akhir 2000-an, ia menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Sosial di pemerintahan koalisi pertama Merkel.

Pada 2011, Scholz terpilih sebagai walikota kota kelahirannya, negara-kota Hamburg, posisi yang dipegangnya, dengan popularitas besar, hingga 2018.

Sejak itu, ia menjadi wakil kanselir dan menteri keuangan dalam pemerintahan koalisi Merkel.

Terlepas dari kredensial politiknya yang mengesankan, Scholz dipandang sebagai orang luar di dalam SPD.

Scholz, yang bersekutu dengan kanan-tengah akan kesulitan untuk mengkonsolidasikan dukungan di dalam partainya sendiri, yang terutama berpihak pada kiri-tengah.

Faktanya, pada 2019, ketika Scholz memperebutkan kepemimpinan SPD, dia dikalahkan oleh sepasang sayap kiri yang relatif tidak populer.

Ketika Scholz dinominasikan sebagai kandidat partai Agustus lalu, SPD tertinggal dalam jajak pendapat, dan banyak yang memandangnya sebagai kambing hitam atas prediksi kapitulasi SPD.

Namun, Scholz terbukti menjadi kandidat yang cakap.

Ia memanfaatkan keinginan pemilih Jerman untuk stabilitas dan politik gaya pekerja.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah pasca-perang Jerman, kanselir petahana tidak mencalonkan diri untuk dipilih kembali.

Kanselir Jerman Angela Merkel tiba untuk menghadiri resepsi tahunan para Uskup Jerman di Berlin pada 27 September 2021.
Kanselir Jerman Angela Merkel tiba untuk menghadiri resepsi tahunan para Uskup Jerman di Berlin pada 27 September 2021. (Fabian Sommer / POOL / AFP)

Scholz melihat ini sebagai peluang untuk memposisikan dirinya sebagai penerus Merkel, meski berasal dari partai politik yang berbeda.

Dalam sebuah wawancara dengan Washington Post, Frank Stauss, seorang konsultan komunikasi politik yang pernah bekerja dengan SPD di masa lalu, menyatakan Scholz bukan hanya "klon Merkel."

Stauss menekankan Scholz memiliki cukup banyak kesamaan dengan Merkel untuk menarik pemilih yang mencari banyak kesamaan.

Strategi Scholz untuk meniru gaya kepemimpinan Merkel, meski efektif, juga menuai banyak kritik.

Menurut Markus Söder, pemimpin CSU, Scholz bersalah atas "perburuan warisan".

Berbicara kepada surat kabar Bild baru-baru ini, Söder menyebut Scholz meniru gerakan tangan khas Merkel di sampul majalah.

Ia menyiratkan bahwa meniru Merkel saja tidak akan menjamin dia berada di tingkat kesuksesan politik yang sama seperti Merkel.

Scholz menjalankan kampanye yang rapi berdasarkan janji upah minimum yang lebih tinggi, pensiun yang stabil, perumahan yang lebih terjangkau, dan ekonomi netral karbon.

Berbicara pada hari Senin, Scholz mengatakan bahwa membentuk Uni Eropa yang lebih kuat dan lebih berdaulat disertai bekerja untuk meningkatkan hubungan baik antara Jerman dan AS, akan menjadi tujuan utama kebijakan luar negerinya.

Selain itu, ia ingin memecahkan masalah kekurangan perumahan dan harga sewa yang terlalu tinggi serta mengubah Jerman menjadi pengekspor teknologi energi terbarukan.

Siapa Lagi yang Kemungkinan Bisa Menjadi Kanselir?

Pemimpin partai Christian Democratic Union (CDU) sekaligus kandidat Kanselir Armin Laschet berpidato pada konferensi pers setelah pertemuan kepemimpinan CDU di markas besar partai di Berlin pada 27 September 2021, satu hari setelah pemilihan umum.
Pemimpin partai Christian Democratic Union (CDU) sekaligus kandidat Kanselir Armin Laschet berpidato pada konferensi pers setelah pertemuan kepemimpinan CDU di markas besar partai di Berlin pada 27 September 2021, satu hari setelah pemilihan umum. (Ina Fassbender / AFP)

Jika CDU/CSU berhasil membentuk pemerintahan koalisi, Armin Laschet, ketua CDU bisa menjadi kanselir Jerman berikutnya.

Sebagai menteri-presiden Rhine-Westphalia Utara, Laschet merusak citranya karena tertawa terbahak-bahak ketika wilayah itu dilanda banjir besar pada Juli 2021.

Namun, sebelum salah langkah itu, Laschet dipandang sebagai calon kuat.

Ia dikenal sebagai seorang moderat klasik, mengambil posisi sentris pada isu-isu yang berkaitan dengan kebijakan luar negeri, ekonomi dan perubahan iklim.

Sementara itu, Annalena Baerbock, pesaing ketiga, memimpin Partai Hijaunya ke perolehan kursi Bundestag tertinggi dalam sejarah pemilihan partai tersebut.

Calon kanselir partai Hijau (Die Grünen), Annalena Baerbock berbicara kepada media saat ia tiba di markas partai mereka, satu hari setelah pemilihan umum Jerman, di Berlin, Jerman, 27 September 2021.
Calon kanselir partai Hijau (Die Grünen), Annalena Baerbock berbicara kepada media saat ia tiba di markas partai mereka, satu hari setelah pemilihan umum Jerman, di Berlin, Jerman, 27 September 2021. (ANDREAS GEBERT / POOL / AFP)

Sebagai seorang progresif yang percaya diri dan karismatik, Baerbrock tidak memiliki pengalaman dari para pesaingnya.

Akan tetapi, ia dipuji karena kebijakan iklimnya yang agresif termasuk menjadikan Jerman netral karbon pada tahun 2030 dan mengurangi ketergantungan negara pada batu bara.

Seperti Laschet, kesalahannya sendiri dalam melebih-lebihkan CV-nya dan menjiplak dalam bukunya, membuat partainya jatuh dari tempat pertama dalam jajak pendapat pada bulan April.

Meski saat ini Baerbock tidak mungkin menjadi kanselir, di usia yang masih 40 tahun, dia terlihat hampir pasti menjadi kandidat pada pemilihan selanjutnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas