Qatar: Langkah Taliban soal Pendidikan bagi Anak Perempuan Sangat Mengecewakan
Qatar menilai langkah Taliban terkait aturan untuk pendidikan anak perempuan sangat mengecewakan.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Qatar menilai langkah Taliban untuk pendidikan anak perempuan sangat mengecewakan.
Dia juga menilai, aturan itu hanya akan membuat kemunduran bagi Afghanistan.
Qatar meminta pemerintahan Taliban melihat bagaimana Doha menjalankan sistem Islam.
Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dalam konferensi pers dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, di Doha, mengatakan aturan yang diberlakukan oleh pemerintahan Taliban sangat mengecewakan.
Hal itu mengacu pada penolakan Taliban terkait siswa sekolah menengah perempuan Afghanistan untuk melanjutkan pendidikan mereka.
"Tindakan baru-baru ini yang kita lihat di Afghanistan, sangat mengecewakan melihat beberapa langkah menyebabkan kemunduran," kata Abdulrahman Al Thani, Kamis (30/9/2021), seperti dikutip dari Aljazeera.
Baca juga: Taliban makin kuat di Afghanistan sejak bersepakat dengan AS, Pentagon mengakui
Baca juga: China Kirimkan Bantuan Kemanusiaan untuk Rakyat Afghanistan
Saat ini, Doha menjadi perantara utama di Afghanistan setelah pasukan AS ditarik mundur pada bulan Agustus.
Mereka membantu mengevakuasi ribuan orang asing dan penduduk asli Afghanistan.
“Kami perlu terus melibatkan mereka dan mendesak mereka untuk tidak mengambil tindakan seperti itu."
"Dan kami juga telah mencoba menunjukkan kepada Taliban bagaimana negara-negara Muslim dapat menjalankan hukum mereka, bagaimana mereka dapat menangani masalah-masalah perempuan,” kata Sheikh Mohammed.
Sheikh Mohammed mengambil contoh dari Qatar, yang mampu memiliki sistem pemerintahan Islam tetapi bisa menerapkan keadilan bagi perempuan.
“Salah satu contohnya adalah negara Qatar, yang merupakan negara Muslim; sistem kami adalah sistem Islam [tetapi] kami memiliki jumlah perempuan melebihi laki-laki dalam angkatan kerja, pemerintahan dan pendidikan tinggi," jelasnya.
Baca juga: Italia: Tidak Mungkin Mengakui Pemerintah Taliban, tetapi Warga Afghanistan Harus Dibantu
Baca juga: Taliban Gantung Mayat di Alun-alun Kota Afghanistan, Ini Penyebabnya
Taliban telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam beberapa pekan terakhir.
Baru-baru ini, secara terbuka Taliban menggantung empat mayat di Herat yang diduga penculik.
Menampilkan tersangka penculikan yang tewas dalam baku tembak, adalah hukuman publik paling terkenal sejak Taliban berkuasa bulan lalu.
Hal ini telah dilihat sebagai tanda Taliban akan membuat langkah-langkah menakutkan yang serupa seperti aturan mereka pada 1996 hingga 2001.
Taliban menerapkan hukum Islam yang sangat ketat.
Dia memisahkan laki-laki dan perempuan, serta juga membatasi akses perempuan untuk
bekerja.
(Tribunnews.com/Yurika)