Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SOSOK Lars Vilks, Kartunis yang Menggambar Nabi Muhammad, Jadi Korban Tewas dalam Kecelakaan

Diketahui sosok kontroversial ini telah hidup di bawah perlindungan polisi sejak dirinya menggambarkan sosok Nabi Muhammad pada tahun 2007 silam.

Penulis: garudea prabawati
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in SOSOK Lars Vilks, Kartunis yang Menggambar Nabi Muhammad, Jadi Korban Tewas dalam Kecelakaan
(AFP PHOTO/FRANCOIS CAMPREDON) via Kompas.com
Kartunis asal Swedia, Lars Vilks yang menggambar kartun Nabi Muhammad tewas dalam insiden kecelakaan lalu lintas. 

Kontroversial

Lars Vilks, seniman juga kartunis Swedia yang menimbulkan kontroversi di seluruh dunia pada tahun 2007 dengan gambar Nabi Muhammad dengan tubuh seekor anjing.

Vilks, yang hidup di bawah perlindungan polisi sejak gambar-gambar itu diterbitkan.

Pria kelahiran 1946 di Helsingborg di Swedia selatan ini bekerja sebagai seniman selama hampir empat dekade dan menjadi terkenal setelah menghasilkan beberapa karya kontroversial.

Dia sebagian besar tidak dikenal di luar Swedia, namun setelah menerbitkan gambar Nabi Muhammad namanya semakin terkenal.

Vilks telah hidup di bawah penjagaan polisi sepanjang waktu menyusul ancaman terhadap hidupnya.

Baca juga: Profil Kombes Pol Sumy Hastry, Polwan Ahli Forensik Pertama, Terbaru Autopsi Jasad Tuti & Amalia

Pada 2010, dua pria mencoba masuk ke rumahnya di Swedia selatan.

Berita Rekomendasi

Pada tahun 2014, seorang wanita dari bagian Pennsylvania AS mengaku bersalah dalam rencana untuk membunuhnya.

Setahun kemudian, satu orang ditembak mati oleh seorang pria bersenjata di Kopenhagen, Denmark, pada pertemuan yang datang untuk peringatan 25 tahun fatwa Iran terhadap penulis Inggris Salman Rushdie, yang dihadiri Vilks.

Vilks secara luas dilihat sebagai target yang dituju.

Vilks mengatakan bahwa kartun itu tidak sengaja dimaksudkan untuk memprovokasi umat Islam tetapi untuk menantang batas-batas kebenaran politik di dunia seni.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah Esquire pada tahun 2015, dia berkata:

“Di Swedia, kami menyukai anjing, jadi ketika Anda mengadakan pameran anjing, semuanya sangat bagus. Namun di Timur Tengah, anjing bisa dianggap najis karena dogma agama. Saya ingin mengingatkan orang tentang itu. Saat itulah saya menemukan kombinasi dan menggambar Nabi sebagai anjing bundaran, anjing positif.”

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas