Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemilihan PM Jepang Diikuti 2 Calon Fumio Kishida & Edano, Tapi Ada Satu Suara untuk Sanae Takaichi

Banyak yang menduga sumbangan suara untuk Sanae Takaichi itu berasal dari politisi Hodaka karena dia dikenal sangat mendukung Takaichi.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pemilihan PM Jepang Diikuti 2 Calon Fumio Kishida & Edano, Tapi Ada Satu Suara untuk Sanae Takaichi
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Fumio Kishida setelah memasukkan suaranya di sidang parlemen pemilihan PM Jepang. Kishida meraih311 suara dan Edano (oposisi) hanya 124 suara. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ada kejadian unik saat berlangsung pemilihan Perdana Menteri Jepang di sidang khusus parlemen Jepang, Senin (4/10/2021) kemarin.

Di antara ratusan suara yang ditujukan untuk Fumio Kishida, terdapat satu suara yang diberikan kepada Sanae Takaichi.

Padahal pemilihan PM Jepang hanya diikuti oleh dua calon, yakni Fumio Kishida Presiden Partai Liberal Demokrat (LDP) dan Yukio Edano, pemimpin oposisi.

Hal ini membuat para anggota parlemen (politisi) kaget.

"Itu suara dari mana ya untuk Sanae Takaichi? Saya sendiri tidak tahu pasti," ungkap sumber Tribunnews.com, seorang politikus, Senin (4/10/2021) malam.

Namun banyak yang menduga sumbangan suara untuk Sanae Takaichi itu berasal dari politisi Hodaka karena dia dikenal sangat mendukung Takaichi.

Baca juga: Ibu Negara Jepang Yang Baru, Yuko Kishida, Ternyata Fasih Berbahasa Inggris

Berita Rekomendasi

"Yang jelas itu bukan dari saya," kata Sanae Takaichi menanggapi ada satu suara yang diperolehnya.

"Namun saya senang sekali ternyata ada yang mendukung saya sampai memberikan suaranya di pemilihan PM Jepang," kata Sanae Takaichi.

Saat pemilihan PM Jepang ke-100, Senin (4/10/2021), Fumio Kishida Presiden Partai Liberal Demokrat (LDP) mendapatkan 311 suara.

Sementara oposisi Yukio Edano, pemimpin oposisi hanya mendapatkan 124 suara.

Meskipun kalah, Edano tetap bersikeras untuk memenangkan pemilu di akhir Oktober 2021 ini.

"Biar bagaimana pun kita harus menang, menyingkirkan partai berkuasa sekarang kalau Jepang mau bangkit lebih baik lagi. Pemerintahan sekarang sangat tidak bertanggungjawab," kata Edano kemarin menanggapi kekalahannya di parlemen.

Parlemen Jepang akan dibubarkan 14 Oktober mendatang setelah rapat parlemen khusus.

"Lalu tanggal 19 Oktober mulai kampanye pemilu dan 31 Oktober ke luar hasil pemilu majelis rendah (parlemen)," papar Kishida dalam jumpa pers, Senin (4/10/2021) malam.

Mantan menteri dalam negeri Sanae Takaichi
Mantan menteri dalam negeri Sanae Takaichi (Foto Daily)

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah terjadi kekosongan kursi anggota parlemen.

Masa jabatan anggota parlemen saat ini sampai dengan 21 Oktober 2021. Namun baru terpilih kembali 21 Oktober 2021.

Ini artinya ada 10 hari kekosongan anggota parlemen (majelis rendah).

Sebelumnya, ketika parlemen dibubarkan dan ke luar hasil pemilu, masa jabatan anggota parlemen belum berakhir saat hasil pemilu yang baru diumumkan.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas