Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

NATO Usir Delapan Diplomat Rusia Karena Dituduh Bekerja Sebagai Mata-Mata

NATO menyatakan mengusir delapan orang diplomat Rusia yang diduga sebaga mata-mata, sekaligus mengurangi jumlah delegasi Rusia

Editor: hasanah samhudi
zoom-in NATO Usir Delapan Diplomat Rusia Karena Dituduh Bekerja Sebagai Mata-Mata
AFP
Dalam file foto yang diambil pada 3 Desember 2019, digambarkan selama diskusi panel di acara 'NATO Engages' di London pusat, sebelum KTT aliansi NATO. NATO menyatakan mengusir delapan anggota misi RUsia ke Aliansi NATO dengan menyebut mereka "perwira intelijen Rusia yang tidak diumumkan," yang berarti mata-mata. 

TRIBUNNEWS.COM - NATO pada Rabu mengatakan akan mengusir delapan diplomat Rusia yang dituduh bekerja sebagai mata-mata. Tindakan ini mengurangi jumlah delegasi Rusia dalam  misi Rusia di NATO.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa kami telah mencabut akreditasi delapan anggota Misi Rusia untuk NATO, yang tidak dinyatakan sebagai perwira intelijen Rusia," kata NATO dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada The Washington Post dan The Hill.

Dilansir dari UPI, NATO juga mengurangi jumlah tim Moskow yang diizinkan bekerja di markas besar NATO di Brussel dari 20 menjadi 10, karena delapan diplomat akan keluar pada akhir bulan dan dua posisi kosong akan dipindahkan.

"Kebijakan NATO terhadap Rusia tetap konsisten," kata NATO.

“Kami telah memperkuat pencegahan dan pertahanan kami dalam menanggapi tindakan agresif Rusia, sementara pada saat yang sama kami tetap terbuka untuk dialog yang bermakna,” ujarnya.

Baca juga: Rusia Tawarkan Kerja Sama dengan CSTO Di Afghanistan tapi NATO Tidak Tertarik

Baca juga: Sekjen NATO: Taliban Tak akan Dapat Pengakuan Internasional Jika Ambil Alih Afghanistan Secara Paksa

Para pejabat tidak mengungkapkan bagaimana mereka menemukan anggota misi Rusia itu bekerja sebagai perwira intelijen atau apa peran mereka.

"Keputusan ini didasarkan pada intelijen dan kami tidak akan mengomentari intelijen," kata NATO.

Berita Rekomendasi

Leonid Slutsky, ketua komite urusan internasional di majelis rendah parlemen Rusia, membantah tuduhan itu dan mengatakan kementerian luar negeri akan membalas.

"Barat kolektif melanjutkan kebijakan terhadap kebuntuan diplomatik dengan Rusia," kata Slutsky dalam sebuah wawancara dengan media Rusia.

"Pencabutan akreditasi delapan staf Misi Permanen Federasi Rusia ke NATO akan semakin menurunkan tingkat kerja sama,” katanya.

Baca juga: Intelijen AS: Afghanistan Bukan Ancaman Utama Teroris Internasional Bagi Amerika Serikat

Baca juga: George W. Bush Sebut Penarikan Pasukan AS dan NATO dari Afghanistan adalah Sebuah Kesalahan

Keputusan untuk mengurangi separuh misi Rusia akan berlaku pada akhir bulan dan dipahami telah disetujui oleh 30 negara anggota NATO.

Rusia telah lama memiliki misi pengamat ke NATO sebagai bagian dari Dewan NATO-Rusia dua dekade yang dimaksudkan untuk mempromosikan kerja sama di bidang keamanan bersama, tetapi Rusia bukan anggota Aliansi yang dipimpin AS.

Pada 2015, NATO juga mencopot diplomat Rusia yang diyakini bertindak sebagai mata-mata.

Dilansir dari Channel News Asia, NATO juga mengurangi jumlah maksimum delegasi Rusia dari 30 menjadi 20 diplomat pada 2018.

Ini dilakukan menyusul peracunan mantan agen ganda Sergei Skripal dan putrinya oleh agen Novichok di Inggris.

Baca juga: Sumber Intelijen Sebut China Ikut Bantu Kemenangan Taliban di Afghanistan

Baca juga: Tiga Jet Tempur Sukhoi-35S Rusia Kawal Pengebom B52H Amerika Serikat di Atas Samudera Atlantik

Dewan NATO-Rusia sebagian besar tidak berfungsi dengan latar belakang ketegangan yang dipicu oleh pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Rusia tahun 2014, dukungan berkelanjutan terhadap separatis pro-Moskow di Ukraina, dan pengembangan senjata termasuk rudal.

Presiden AS Joe Biden telah mengambil nada yang jauh lebih tegas terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin daripada pendahulunya Donald Trump.

Pejabat NATO lainnya mengatakan kepada AFP bahwa Dewan NATO-Rusia tetap menjadi platform penting untuk dialog dan mengatakan proposal dari awal tahun lalu untuk mengadakan pertemuan lain di forum tetap. (Tribunnews.com/UPI/CNA/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas