WHO Kirimkan Bantuan Medis Covid-19 untuk Korea Utara
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap kirimkan bantuan medis Covid-19 untuk Korea Utara.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah bersiap mengirim pasokan medis Covid-19 untuk Korea Utara.
Langkah dari WHO ini mengindikasikan Korea Utara sedang melonggarkan salah satu penutupan perbatasan untuk menerima bantuan dari luar.
Dikutip dari CNBC, WHO mengatakan pihaknya telah memulai pengiriman pasokan medis penting Covid-19 melalui pelabuhan Dalian di China, Kamis (7/10/2021)
Itu dilakukan untuk mempermudah pengumpulan dan pengiriman bantuan ke Korea Utara.
Baca juga: Tidak Mau Divaksin Covid-19, Ribuan Guru di Kota New York Dirumahkan Tanpa Digaji
Baca juga: Dua Studi di Israel dan Qatar: Kekebalan Vaksin Covid-19 Pfizer Berkurang Setelah Dua Bulan
Namun, pejabat WHO tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait apa persediaan yang dikirim dan apakah bantuan telah sampai di Korea Utara.
Seperti yang diketahui, Korea Utara mengkampanyekan anti-virus di negaranya.
Oleh karena itu, Korea Utara sangat membatasi lalu lintas dan perdagangan lintas batas selama dua tahun terakhir meskipun terjadi tekanan pada ekonominya yang sudah lumpuh.
Sementara sampai saat ini, Korea Utara belum melaporkan satu kasus Covid-19 pun di negara itu.
Para ahli di luar telah meragukan Korea Utara bisa lolos dari persebaran Covid-19.
Korea Utara mengatakan kepada WHO, mereka telah melakukan tes pada 40.700 orang terhadap virus corona hingga 23 September.
Hasilnya, semua orang terbukti negatif.
Distribusi Vaksin ke Korea Utara
Pada bulan September, UNICEF mengatakan Korea Utara meminta sekitar 3 juta dosis Sinovac miliknya agar dikirim ke negara-negara yang terkena dampak yang lebih parah.
UNICEF mengatakan kementerian kesehatan Korea Utara mengatakan akan terus berkomunikasi dengan COVAX mengenai vaksin di masa mendatang.
Beberapa analis mengatakan Korea Utara sedang mencari yang lebih efektif dari vaksin Sinovac.
Atau mungkin juga negara itu memiliki masalah dengan COVAX yang melibatkan tanggung jawab hukum dan persyaratan pelaporan.
(Tribunnews.com/Yurika)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.