AS dan Taliban akan Bertemu Pertama Kalinya Sejak Afghanistan Diambil Alih
Pejabat senior Taliban dan perwakilan AS akan melakukan pembicaraan pada Sabtu hingga Minggu, untuk pertama kalinya sejak penarikan militer.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Pejabat senior Taliban dan perwakilan AS akan melakukan pembicaraan pada Sabtu hingga Minggu, untuk pertama kalinya sejak penarikan militer.
Dilansir AP News, pertemuan itu akan membahas cara menahan kelompok ekstremis di Afghanistan dan evakuasi warga asing maupun Afghanistan dari negara tersebut.
Diketahui pada akhir Agustus lalu, AS mengakhiri kehadiran militernya di Afghanistan selama 20 tahun sekaligus mengakhiri perang yang dipicu serangan 9/11.
Di waktu yang sama, Taliban kembali ke tampuk kekuasaan.
Adapun pembicaraaan antara AS dan Taliban akan berlangsung di Doha, Qatar.
Baca juga: POPULER Internasional: Ledakan di Sebuah Masjid Afghanistan | Cerita 2 Pria 29 Hari Tersesat di Laut
Baca juga: Berita Foto : Ketika Pasukan Taliban Menjadi Polisi Afghanistan
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan bahwa pembicaraan juga akan meninjau kembali perjanjian damai yang ditandatangani Taliban dengan Washington pada 2020.
"Ya ada rapat, tentang hubungan bilateral dan implementasi perjanjian Doha," kata Shaheen.
"Ini mencakup berbagai topik," tambahnya.
Pejabat lainnya mengatakan bahwa isu terorisme juga akan dibicarakan.
Sejak Taliban berkuasa kembali, ISIS-K meningkatkan serangan kepada kelompok itu maupun komunitas etnis serta agama minoritas.
Pada Jumat (8/10/2021), terjadi bom bunuh diri oleh ISIS-K yang menewaskan sedikitnya 46 minoritas Syiah dan melukai puluhan orang lainnya.
Ini menjadi insiden paling berdarah sejak kepergian AS.
Afiliasi ISIS yang aktif di Afghanistan ini sebelumnya kerap melakukan serangan terhadap komunitas Syiah sejak muncul di Afghanistan timur pada 2014.
ISIS juga dipandang sebagai ancaman terbesar bagi Amerika Serikat.
Perjanjian AS-Taliban tahun 2020, yang dinegosiasikan oleh pemerintahan Trump, menuntut Taliban memutuskan hubungan dengan kelompok teroris dan menjamin Afghanistan tidak akan lagi menampung teroris yang dapat menyerang Amerika Serikat dan sekutunya.
Seorang pejabat AS mengatakan, Amerika akan meminta komitmen Taliban untuk mengizinkan warga AS, asing, dan warga lokal yang pernah bekerja untuk negara asing untuk meninggalkan Afghanistan.
Lebih lanjut, AS juga ingin menekankan kepada Taliban untuk menghormati hak-hak perempuan dan anak perempuan.
Para pejabat AS juga akan mendorong pejabat Taliban untuk memberi badan-badan kemanusiaan akses gratis ke daerah-daerah yang membutuhkan bantuan.
Bom Masjid Serang Komunitas Syiah
Seorang pembom melakukan bom bunuh diri di sebuah masjid di Provinsi Kunduz pada Jumat (8/10/2021).
ISIS-K mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Dilansir Reuters, 46 orang meninggal dunia dan 143 orang luka-luka.
Dua pejabat kesehatan mengatakan bahwa korban tewas bisa naik, mencapai 70- 80 orang.
Baca juga: Burung jalak yang turut dievakuasi dari Afghanistan, bagaimana nasibnya kini?
Baca juga: Rebutan Kekuasaan, Taliban Kini Mulai Berkonflik dengan ISIS-K
Rekaman video menunjukkan tubuh jemaah yang menjadi korban jiwa dikelilingi runtuhan puing-puing di dalam masjid.
Masjid ini biasa digunakan komunitas minoritas Syiah.
Ada serangan serupa dalam beberapa pekan terakhir, beberapa di antaranya juga diklaim oleh ISIS.
Serangan itu menggarisbawahi tantangan keamanan yang dihadapi Taliban, yang mengambil alih negara itu pada Agustus.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.